Senin, 29 September 2014

Lasik menggantikan kacamata!

Penulis ahli:
Ahli bedah LASIK menggunakan perangkat lunak komputer untuk memandu sinar laser IntraLase, yang berlaku serangkaian gelembung (3-mikron-diameter) kecil dalam lapisan tengah kornea. Flap kornea dihasilkan dibuat pada kedalaman yang tepat dan diameter ditentukan oleh ahli bedah.

Lasik menggantikan kacamata!

Penulis ahli:
LASIK adalah prosedur bedah yang dapat mengurangi ketergantungan seseorang kacamata atau lensa kontak. Prosedur secara permanen perubahan bentuk kornea (lembut menghapus penutup pada bagian depan mata). Untuk visi yang jelas, kornea dan lensa mata itu harus tikungan (membiaskan) cahaya sinar dengan benar, sehingga gambar berfokus pada retina.
Penulis ahli:
LASIK adalah prosedur bedah dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan seseorang kacamata atau lensa kontak. Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan informasi tujuan kepada publik tentang operasi LASIK. Pemeriksaan mata lengkap akan dilakukan sebelum operasi untuk memastikan mata sehat.
Penulis ahli:
LASIK, atau "laser-dibantu di situ keratomileusis," adalah bias bedah prosedur yang paling umum. Bias operasi, termasuk LASIK, membentuk kornea untuk memperbaiki terdistorsi visi sering menghilangkan kebutuhan untuk kacamata atau kontak. Tingkat tinggi penyimpangan adalah masalah-masalah visual yang tidak ditangkap di tradisional mata ujian.
Penulis ahli:
Statistik baru-baru mengungkapkan bahwa satu dari sepuluh wanita berusia antara 40 dan 65 memakai kacamata membaca. Jika Anda sudah memakai kacamata atau lensa kontak, maka bifocals mungkin di masa depan Anda. Jika Anda seperti kebanyakan wanita, ini bukanlah suatu peristiwa berharap. Ikuti tips untuk menjaga visi tajam, dan mencegah atau menunda kebutuhan untuk membaca kacamata dan bifocals.
Penulis ahli:
Anda sekarang dapat mengucapkan selamat tinggal kepada kacamata tua dan memakai lensa kontak. Banyak orang merasa sangat tidak nyaman untuk memakai lensa kontak, dan bahwa mereka mungkin tidak akan seefektif gelas. Tapi itu adalah tidak begitu. Lensa kontak melayani tujuan yang sama seperti kacamata konvensional.
Penulis ahli:
LASIK, akronim untuk Laser-dibantu di Situ Keratomileusis, adalah bentuk prosedur pembedahan mata laser bias dilakukan oleh dokter yang dimaksudkan untuk memperbaiki penglihatan. Prosedur ini biasanya alternatif yang lebih disukai untuk photorefractive keratectomy, Utara, seperti ini memerlukan sedikit waktu untuk pemulihan penuh, dan pasien mengalami nyeri kurang secara keseluruhan.
Penulis ahli:
Menemukan MD LASIK benar seharusnya tidak menjadi sangat sulit jika Anda tahu apa yang harus dicari dan lebih penting lagi apa penting. Hari ini, dengan peningkatan popularitas operasi mata Lasik, mungkin untuk menemukan dokter dan mata pusat sekarang iklan menggunakan direct mail dan iklan koran.
Penulis ahli:
Operasi mata laser telah muncul di jalan besar untuk mengganti perangkat tradisional mengoreksi gangguan penglihatan. Ribuan orang Amerika hari bahagia perpisahan dengan kacamata atau lensa kontak untuk mendapatkan penglihatan mereka diperbaiki melalui operasi laser mata mereka. Ilmu kedokteran modern dicirikan dengan penggunaan komputer dan teknologi menarik lainnya.
Penulis ahli:
Sementara Maria ingin menjalani operasi laser mata karena dia adalah neraka cenderung meningkatkan penampilannya dengan membuang kacamata nya, Peter hanya bosan dengan prosedur mendorong gelas cadangan jembatan hidungnya selama tiga puluh tahun hidupnya! Jadi keduanya, suami dan istri, memutuskan untuk menjalani operasi laser mata.

Apakah kita gagal dengan Intelektual Cacat?

sujud-grp
By: Amar Alam
Sumber: http://www.islam21c.com/
Anak-anak dan orang dewasa dengan Intelektual Cacat, serta keluarga mereka, menderita tingkat belum pernah terjadi sebelumnya dari prasangka dan diskriminasi sepanjang hidup mereka. Orang-orang seperti sering korban kekerasan agresif, permusuhan, penghinaan, konflik, menggoda dan tatapan[1] [2] [3]. Mereka juga mengalami isolasi sosial, kurangnya dukungan dari keluarga besar mereka, dan masalah mengakses layanan pendidikan, pekerjaan dan kesehatan[4] [5]. Kasus-kasus ini diskriminasi tidak terbatas pada non-Muslim, tetapi juga lazim dalam komunitas Muslim. Hari ini, menjadi Hari Kesadaran Autisme Dunia, menawarkan kesempatan bagi kita untuk merenungkan serius pada pertanyaan: apakah kita gagal sebagai sebuah komunitas ketika datang ke Intelektual Cacat?
Meskipun meningkatnya kasus anak-anak Muslim yang lahir dengan Intelektual Cacat - oleh 2021 diperkirakan bahwa sampai 7% anak dengan Intelektual Cacat di Inggris akan Muslim[6] - Kesadaran terbatas dan pemahaman Intelektual Cacat masih ada dalam komunitas Muslim saat ini. Kepercayaan umum di kalangan umat Islam adalah bahwa Cacat Intelektual disebabkan oleh penyakit mental, kepemilikan oleh jin, fenomena supranatural dan hukuman atas dosa-dosa sebelumnya[7] [8]. Namun, keyakinan tersebut lahir dari ketidaktahuan, dan hanya berfungsi untuk memperkuat stigma, sikap negatif dan diskriminasi. Hal ini tidak hanya memiliki potensi untuk membatasi kualitas hidup mereka dengan Intelektual Cacat, sehingga harga diri yang rendah dan negatif evaluasi diri, tetapi juga menghambat masuknya mereka dan penerimaan sosial ke dalam masyarakat mainstream. Untuk mengatasi masalah ini ada kebutuhan penting bagi kesadaran dan pemahaman tentang Intellectual Disabilities, terutama berfokus pada dampaknya terhadap individu dan keluarga mereka dalam masyarakat Muslim.
Cacat Intelektual didefinisikan sebagai penurunan yang signifikan dalam fungsi intelektual dan perilaku adaptif sosial, yang memiliki onset sebelum dewasa[9]. Hal ini dapat mengambil bentuk sejumlah kondisi, beberapa di antaranya Autisme, sindrom Down, Asperger syndrome dan Fragile X. ini terutama disebabkan oleh faktor biologis, baik melalui genetika, kelainan otak atau komplikasi pada saat lahir, tidak ada yang perlu harus yayasan teologis atau supranatural. Bahkan, baik Qur'an maupun Sunnah meniadakan ini, dan mereka yang menyatakan sebaliknya salah menafsirkan ayat-ayat dari Qur'an dan Ahadith untuk mendukung pendapat mereka disalahpahami. Mengingat kesalahpahaman ini, ada sejarah panjang keluarga dieksploitasi dalam komunitas Muslim dengan "penyembuh spiritual" (rāqīs), Yang secara salah mengklaim bahwa cacat ini dapat disembuhkan melalui penyembuhan spiritual (ruqya). Untuk keuntungan finansial dan keluar dari ketidaktahuan murni, banyak penyembuh spiritual mengeksploitasi keluarga rentan dengan membujuk mereka bahwa anak mereka memiliki "penyakit" yang dapat disembuhkan. Mereka mengutip hadits terkenal bahwa tidak ada penyakit yang Allāh telah menciptakan, kecuali bahwa Dia juga telah menciptakan pengobatannya[10]. Namun, mereka gagal untuk menjelaskan kepada keluarga bahwa Intelektual Cacat bukanlah penyakit melainkan, kondisi biologis yang tidak dikenal "obat"[11].
Memegang keyakinan bahwa Intelektual Cacat dapat disembuhkan bisa sangat merugikan orang yang terkena. Itu tidak hanya memberikan orang tua harapan palsu bahwa anak-anak mereka suatu hari akan "sembuh", tapi ada risiko utama anak-anak mereka tidak diberi keterampilan sosial dan perkembangan khusus untuk ketidakmampuan mereka untuk mencapai kesejahteraan dan menjalani kehidupan yang independen. Pada dasarnya, satu-satunya perbedaan antara mereka dan orang-orang non-cacat adalah bahwa mereka diprogram secara berbeda dan dengan demikian, tidak berbeda dengan rekan-rekan non-cacat mereka dalam setiap cara lain. Jika diberi kesempatan dan dukungan yang tepat, mereka dapat hidup sangat bahagia dan independen dan dalam beberapa kasus, mengalahkan rekan-rekan mereka non-cacat dalam aspek yang berbeda dari kehidupan mereka. Sebagai contoh, banyak Muslim yang terkejut mengetahui bahwa orang dengan Intelektual Cacat memiliki kemampuan khusus, seperti memori fotografi[12] dan mampu sempurna meniru Qur'an reciters[13]. Mereka mampu melakukan sejumlah prestasi yang luar biasa bahwa kebanyakan orang non-cacat akan berjuang untuk mencapai. Namun, kurangnya pengetahuan dan keengganan untuk memecahkan prasangka mengenai Intellectual Disabilities mendorong tindakan diskriminasi terhadap mereka, mengurangi mereka dan orang tua mereka ke pinggiran masyarakat Muslim mereka.
Menjadi orang tua dari seorang anak dengan Cacat Intelektual sangat menantang. Setiap hari mereka pergi melalui kesulitan besar, dan mengorbankan sebagian besar hidup mereka untuk mengurus anak-anak mereka. Banyak orang tua harus berhenti mengunjungi keluarga untuk melindungi anak-anak mereka dari sikap salah informasi dan intimidasi yang marak dalam komunitas Muslim[8]. Mereka mengatakan mereka telah membawa malu ke jaringan keluarga yang lebih luas untuk melahirkan "berbeda" anak dan terus-menerus diganggu, diejek, dikutuk, disebut nama menghina dan dipandang rendah[7] [14]. Banyak orang tua juga secara fisik dan verbal dilecehkan karena anak mereka dipandang sebagai normal ketika mereka menunjukkan contoh perilaku menantang di depan umum. Pada banyak kesempatan, orang tua Muslim dengan "normal" anak memboikot keluarga seperti dalam ketakutan bagi anak-anak mereka sendiri karena kesalahpahaman berkendara pemahaman mereka tentang Intellectual Disabilities dan dengan demikian mengabadikan stigma lebih lanjut. Selain itu, karena intoleransi konstan dan pelecehan mereka menderita, banyak orang tua merasa perlu untuk menyembunyikan anak-anak mereka dari masyarakat, untuk melindungi mereka[15] [8]. Akibatnya, orang tua Muslim seringkali harus mencari bantuan dari non-Muslim, yang mereka temukan untuk menjadi jauh lebih toleran terhadap cacat.
Mengingat masalah ini dan tantangan, sangat penting komunitas Muslim memahami implikasi kata-kata dan tindakan mereka terhadap keluarga dan anak-anak mereka dengan Intelektual Cacat. Sementara kebanyakan orang hanya akan melihat anak-anak tersebut selama beberapa menit dalam kehidupan sehari-hari mereka, orang tua harus melihat anak-anak mereka tumbuh dengan kondisi ini. Mereka juga harus menghadapi kenyataan bahwa mereka akan menghadapi banyak diskriminasi dalam kehidupan mereka, dan tidak akan dapat memiliki masa depan yang sama seperti anak-anak lain. Selain itu, merawat dan mengelola perilaku anak-anak dengan tantangan ini bukanlah tugas yang mudah, dan salah satu yang baik secara emosional dan fisik menuntut. Dalam berbagai kesempatan, dapat menyebabkan kerusakan keluarga dan sejumlah masalah lain. Dalam banyak kasus orang tua yang memiliki anak-anak dengan ketidakmampuan belajar harus mengatasi masalah kesehatan mental mereka sendiri atau Cacat Intelektual. Sama seperti anak-anak mereka, mereka juga sangat dirugikan dalam hal akses terhadap pendidikan, pekerjaan dan kesehatan dan dapat dengan mudah jatuh melalui celah-celah dari sistem yang harus menyediakan mereka dengan dukungan yang mereka butuhkan. Oleh karena itu, upaya bersama perlu dibuat oleh komunitas Muslim untuk membantu keluarga dukungan dalam situasi ini. Hal ini dapat dicapai dalam beberapa cara, salah satunya hanya menjangkau keluarga dengan mengunjungi dan mendukung mereka.
Karena perjuangan besar mereka pergi melalui setiap hari, kebanyakan orangtua terkadang bisa melupakan pahala yang besar mereka mencapai sementara mereka merawat anak mereka. Mengingat bahwa Allāh ('Azza wa Jall) Memuji orang tua untuk pengorbanan mereka terhadap anak-anak non-cacat mereka, satu hanya dapat membayangkan orang tua reward mendapatkan untuk pengorbanan mereka terhadap anak mereka dengan Cacat Intelektual. Anak-anak tersebut sangat dekat dengan Allāh ('Azza wa Jall) Karena banyak tetap dalam keadaan yang tidak bersalah (Ma'sum) Dan tidak akan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Oleh karena itu, dengan mencintai mereka, menunjukkan kesabaran, tidak menjadi marah dan berterima kasih Allāh ('Azza wa Jall) Untuk kesempatan ini diberikan kepada mereka, mereka dapat menjadi sarana bagi orang tua mereka dan wali mereka untuk mencapai surga. Mereka juga harus memahami bahwa tidak ada orang percaya dipukul dengan segala bentuk kesusahan, selain itu menjadi sarana bagi mereka untuk menebus dosa-dosa mereka[16]. Selain itu, umat Islam harus memahami bahwa kesulitan tersebut adalah ujian dari Allāh, bukan hanya untuk keluarga dengan anak-anak tersebut, tetapi juga bagi komunitas Muslim yang lebih luas yang akan bertanggung jawab untuk sikap dan tindakan mereka terhadap mereka.
Sehubungan dengan pengobatan orang dengan Intelektual Cacat, ada banyak hal yang dapat dipelajari dari Qur'an dan Sunnah. Allāh memberitahu orang-orang percaya bahwa orang-orang dengan kebutuhan khusus memiliki nilai dan memiliki hak atas mereka[17], Dan mereka telah diperintahkan untuk memberi mereka perhatian dan bersikap lembut dengan mereka[18]. Oleh karena itu, merupakan kewajiban umat Islam untuk mengurus individu yang rentan dan memperlakukan mereka dengan kebaikan. Selama masa Nabi (sallallahu 'alayhi wasallam), Banyak dari para Sahabat (anhum radiallahu ') Menderita dari berbagai cacat. 'Abdullah b. Ummi Maktum (radiallahu 'anhu) Buta, 'Amr b. Jamūh (radiallahu 'anhu) Menderita pincang parah dan Julaybib (radiallahu 'anhu) Digambarkan sebagai yang cacat dan 'menjijikkan'. Tidak seperti apa yang dapat kita lihat dalam komunitas Muslim saat ini, mereka tidak diabaikan atau dilecehkan oleh sesama Muslim mereka, atau mereka yang dikucilkan dari masyarakat. Sebaliknya, Nabi membuat setiap usaha untuk mengakomodasi mereka dan membuat mereka merasa menjadi bagian dari umat. Sebagai contoh, dalam kasus Abdullah b. Ummmi Maktum Nabi memberinya tanggung jawab menjadi salah satu dari dua penelepon untuk doa dan membuat wajib doa congregationoal kepadanya[19], Dan sebagai hasilnya dia tidak merasa seperti orang buangan. Nabi (sallallahu 'alayhi wasallam) Bahkan diperingatkan oleh Allāh dalam Qur'an untuk sengaja menghadap Abdullah b. Ummi Maktum di Makkah[20], Sehingga orang hanya bisa membayangkan dosa diskriminasi terhadap penyandang cacat. Dalam kasus 'Amr b. Jamūh, ia diberi izin oleh Nabi (sallallahu 'alaihi wasallam) untuk bertempur di medan perang, meskipun ia diberitahu itu tidak wajib baginya untuk melakukannya, sebagai akibat dari cacatnya[21]. Selain itu, para Sahabat membuat upaya-upaya besar untuk mengurus anggota dinonaktifkan dari komunitas mereka dan bahkan saling bersaing untuk melakukannya. Nabi (sallallahu 'alayhi wasallam) Bahkan menyatakan bahwa salah satu cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allāh adalah untuk mengurus, dan membantu mental dan cacat dalam masyarakat[21].
Untuk lebih menunjukkan sikap Islām terhadap orang-orang cacat, dan perawatan dan dukungan yang mereka terima ketika umat Islam adalah bangsa terkemuka di dunia, adalah penting untuk menarik perhatian salah satu khalifah terbesar dalam sejarah Islam, 'Umar b. 'Abd al-' Azīz (rahimahullah). Sementara hari ini komunitas Muslim tertinggal dari seluruh dunia dalam perlakuan mereka terhadap penyandang cacat, 'Umar b. 'Abd al-' Azīz (rahimahullah) Didirikan undang-undang yang mewajibkan bagi masyarakat untuk mengurus orang cacat[22]. Undang-undang tersebut sangat berpengaruh bahwa mereka memeluk dan dilaksanakan jauh kemudian oleh Barat, yang mengarah ke undang-undang seperti Undang-Undang Kesetaraan 2010 di Inggris, dan tetap di tempat sampai hari ini. Banyak dari apa yang dilakukan untuk orang cacat dan perawatan yang diberikan kepada mereka di Barat hari ini berasal dari hukum beliau mempelopori[23], Menggunakan Qur'an dan Sunnah sebagai kerangka kerja. Di bawah pemerintahannya, orang cacat diberi pendamping yang akan bertanggung jawab untuk mereka, dalam pekerja perawatan cara yang sama saat diberikan peran mengurus orang cacat. Itu adalah kondisi umat Islam selama periode dalam sejarah Islam, kontras dengan orang yang bodoh, sikap individualistis banyak umat telah mengadopsi hari ini.
Justru karena dari contoh ini ditetapkan bagi umat Islam oleh orang-awal khalifah dari Islām bahwa upaya yang jauh lebih besar perlu dilakukan oleh komunitas Muslim untuk membantu anak-anak dan orang dewasa dengan Intelektual Cacat. Ini bukan hanya tindakan yang direkomendasikan, tetapi juga tugas dan kewajiban yang Allāh telah membuat wajib bagi semua Muslim. Sebuah upaya sadar juga perlu dilakukan untuk menciptakan kesadaran Intelektual Cacat dalam komunitas Muslim. Hal ini dapat dilakukan dalam beberapa cara, seperti melobi para pemimpin Muslim untuk menyoroti masalah ini selama Khutbah, Ceramah dan pertemuan keagamaan. Namun, tanggung jawab bukan hanya terletak di pundak para pemimpin dan imam, tetapi terletak pada komunitas Muslim secara keseluruhan. Semakin bahwa umat Islam berbicara tentang masalah ini dengan keluarga dan teman-teman selama pertemuan sosial, tingkat kesadaran yang lebih besar itu akan membawa. Hal ini tidak bisa cukup menekankan bahwa Cacat Intelektual serius tak perlu takut. Mereka adalah kondisi yang Allāh telah diberikan kepada ribuan anak-anak dan orang dewasa di Inggris, dan dengan demikian, komunitas Muslim harus menjadi yang pertama untuk merangkul, mendukung dan mencintai mereka dan keluarga mereka. Diharapkan bahwa perubahan tersebut dalam pandangan masyarakat Muslim akan mengarah ke tingkat yang lebih besar dari penerimaan sosial dan inklusi individu yang, masih sayangnya, tetap di pinggiran komunitas Muslim saat ini.
Catatan:
[1] Jahoda, A., & Markova, I. (2004). Mengatasi stigma sosial: Orang dengan cacat intelektual bergerak dari lembaga dan rumah keluarga. Jurnal Penelitian Cacat Intelektual, 48, 719-729.
[2] Larkin, P., Jahoda, A., MacMahon, K., & Pert, C. (2012). Sumber konflik interpersonal pada orang muda dengan dan tanpa ringan sampai sedang cacat intelektual pada masa transisi dari remaja ke dewasa. Journal of Applied Research in Intellectual Disability, 25, 29-38.
[3] Werner, S., Corrigan, P., Ditchman, N., & Sokol, K. (2012). Stigma dan cacat intelektual: Sebuah tinjauan langkah-langkah terkait dan arah masa depan. Penelitian di Developmental Disabilities, 33, 748-765.
[4] Alexander, LA, & Link, BG (2003). Dampak kontak pada sikap stigma terhadap orang dengan penyakit mental. Jurnal Kesehatan Mental, 12 (3), 271-289.
[5] Goreczny, AJ, Bender, EE, Caruso, G., & Feinstein, CS (2011). Sikap terhadap individu penyandang cacat: Hasil survei terbaru dan implikasi dari hasil tersebut. Penelitian di Developmental Disabilities, 32, 1596-1609.
[6] Emerson, E. & Hatton C. (1999). Tren masa depan dalam komposisi etnis dari masyarakat Inggris dan di antara warga Inggris dengan ketidakmampuan belajar. Tizard Belajar Ulasan Cacat, 4, 28-31.
[7] Patka, M., Keys, CB, Henry, DB McDonald, KE (2013). Sikap anggota masyarakat Pakistan dan staf terhadap orang dengan cacat intelektual. American Journal on Intelektual dan Pembangunan Cacat, 118, 32-43.
[8] Croot, EJ, Grant, G., Cooper, CL & Mathers, N. (2008) Persepsi penyebab kecacatan anak di kalangan keluarga Pakistan yang tinggal di Inggris. Perawatan Kesehatan dan Sosial di Masyarakat, 16 (6), 606-613.
[9] Organisasi Kesehatan Dunia (1990). Klasifikasi Internasional Penyakit dan Masalah Kesehatan Terkait (10th Revisi). Jenewa, Organisasi Kesehatan Dunia
[10] Sahih al-Bukhari, Volume 7, Book 71, Nomor 582
[11] http://www.ncld.org/types-learning-disabilities/treatments-therapies/cure-learning-disabilities-therapy-research
[12] http://www.nydailynews.com/new-york/autistic-artist-stephen-wiltshire-drawing-new-york-city-memory-article-1.380539
[13] https://www.youtube.com/watch?v=eXH-CmXgwI&feature=youtube_gdata_player
[14] Ansari, ZA (2002). Parental penerimaan-penolakan dari anak-anak cacat di Pakistan non-perkotaan. Utara American Journal of Psychology, 4(1), 121-128.
[15] Dura-Vila, G., & Hodes, M. (2012). Faktor etnis dalam pemanfaatan layanan kesehatan mental di kalangan orang-orang dengan cacat intelektual di negara-negara berpenghasilan tinggi: review sistematis. Jurnal Penelitian Cacat Intelektual, 56(9), 827-842.
[16] Sahih al-Bukhari, Vol. 7, Book 70, Hadis 545
[17] Al-Qur'an 80: 1-3
[18] Al-Qur'an 80: 6
[19] Sunan Abi Dawud dan Ahmad
[20] Al-Qur'an 80: 1-16
[21] http://www.youtube.com/watch?v=9ZYdl2aRauo
[22] Crone, P. (2005), Medieval Pemikiran Politik Islam, Edinburgh University Press.
[23] The Legacy Nabi dalam berurusan dengan orang-orang penyandang cacat By Shaikh Ahmad Kutty

Tips Perawatan Kaki: 7 Cara Menjaga Kesehatan Kaki

Tips Perawatan Kaki: 7 Cara Menjaga Kesehatan Kaki

kaki sehat

Perawatan kaki merupakan sesuatu yang penting yang harus dilakukan oleh semua individu untuk mencapai kesehatan yang optimal.
Kaki memiliki kontribusi penting dalam aktivitas sehari-hari seperti berdiri dan berjalan.
Tubuh bagian bawah terutama kaki memiliki tugas untuk mendukung berat seluruh tubuh dan menjadi bagian yang paling sering digunakan.
Berikut tujuh tips untuk merawat dan menjaga kesehatan kaki:
1. Periksa dan raba kaki secara teratur.
Memeriksa kaki akan membantu dalam mendeteksi jika terjadi perubahan atau penyimpangan pada kaki seperti perbedaaan warna kaki, tebal, suhu, dan kaki pecah-pecah.
Jika terjadi perubahan yang ekstrim segera konsultasikan dengan dokter.
2. Cuci kaki setiap hari untuk memastikan kaki tetap bersih.
Jangan lupa mencuci bagian disela-sela jari. Segera keringkan kaki setelah dicuci.
Kulit kaki yang basah akan membuatnya tidak elastis sehingga mudah mengalami pecah-pecah.
3. Potong kuku kaki secara teratur.
Berhati-hatilah, jangan memotong terlalu pendek yang dapat mengakibatkan luka pada kulit.
Khusus untuk wanita, cat kuku sebaiknya hanya dipakai maksimal selama seminggu. Gunakan cairan pembersih cat kuku untuk membersihkan cat kuku secara tuntas.
Pemakaian cat kuku dalam jangka lama dapat menyebabkan kuku rapuh dan menimbulkan masalah kaki lainnya.
4. Pilih sepatu yang sesuai dengan ukuran kaki Anda.
Ketika membeli sepatu baru, prioritaskan untuk memilih sepatu yang nyaman alih-alih sekedar gaya.
5. Sebisa mungkin, hindari berjalan atau berlari dengan bertelanjang kaki meski sedang berada di rumah.
Berjalan bertelanjang kaki dapat menyebabkan sebuah insiden yang dapat mengganggu kondisi kaki. Pakailah sandal meskipun sedang berada di dalam rumah.
6. Setelah berdiri lama, berjalan, atau berlari, sejenak mengangkat kaki ke dinding akan bermanfaat untuk kaki.
Cara ini juga akan melancarkan peredaran darah di vena. Melancarkan vena dapat membantu mencegah pembekuan darah setelah berdiri lama.
7. Jangan pernah mengabaikan rasa sakit pada kaki atau pergelangan kaki.
Rasa sakit umumnya berhubungan dengan adanya peradangan atau sebab lain yang tersembunyi. Segera konsultasikan dengan dokter ketika timbul rasa sakit pada kaki

http://www.amazine.co/3389/tips-perawatan-kaki-7-cara-menjaga-kesehatan-kaki/

Sindroma Kematian Bayi Mendadak (SIDS, Sudden Infant Death Syndrome)

Sindroma_Kematian_Bayi_Mendadak_(SIDS,_Sudden_Infant_Death_Syndrome) 1.JPG
Sumber : www.themedicalpost.net
 
DEFINISI
Sindroma kematian bayi yang mendadak (SIDS, Sudden Infant Death Syndrome) merupakan kematian bayi yang terjadi secara tiba-tiba, tak terduga, biasanya saat tidur, pada bayi yang tampak sehat, dimana pemeriksaan pasca kematian tidak menunjukkan adanya penyebab kematian yang jelas.
Sindroma kematian bayi yang medadak (SIDS) terjadi di seluruh dunia dan merupakan salah satu penyebab kematian yang paling sering pada bayi berusia 2 minggu sampai 1 tahun. SIDS paling sering terjadi saat bayi berusia 2-4 bulan.
PENYEBAB
Penyebab terjadinya sindroma kematian bayi yang mendadak (SIDS) belum diketahui. SIDS mungkin disebabkan oleh gangguan dalam bernafas. Beberapa bayi dengan SIDS menunjukkan tanda-tanda rendahnya kadar oksigen di dalam darah dan mengalami periode-periode henti nafas.
Kombinasi faktor fisik dan lingkungan tempat tidur bisa membuat bayi lebih rentan untuk mengalami SIDS. Faktor-faktor ini bisa bervariasi antara anak yang satu dengan anak yang lain.
- Faktor Fisik, yaitu meliputi :
  • Kelainan otak. Beberapa bayi dilahirkan dengan gangguan-gangguan yang membuatnya lebih rentan untuk meninggal karena SIDS. Pada banyak kasus, bagian otak yang mengatur pernafasan dan bangun dari tidur tidak bekerja dengan baik.
  • Berat badan lahir yang rendah. Bayi-bayi prematur atau bayi yang lahir kembar kemungkinan memiliki perkembangan otak yang belum sempurna, sehingga bayi kurang dapat mengontrol proses otomatis dalam bernafas dan detak jantung.
  • Infeksi saluran nafas. Banyak bayi yang meninggal karena SIDS sebelumnya mengalami infeksi saluran nafas (misalnya pilek), yang dapat berkontribusi untuk terjadinya masalah pernafasan.
Sumber : www.topics.nytimes.com
- Faktor lingkungan tempat tidur
Posisi bayi saat tidur atau benda-benda yang terdapat di dalam boks tempat tidur bayi dapat berhubungan dengan faktor fisik bayi dan bisa meningkatan risiko terjadinya SIDS, misalnya :
  • Tidur terlungkup atau miring. Bayi-bayi yang diposisikan terlungkup atau miring saat tidur bisa lebih sulit untuk bernafas ketimbang bayi yang ditidurkan terlentang.
  • Tidur pada permukaan yang empuk. Jika bayi terlungkup pada alas yang empuk atau pada kasur air, maka jalan nafas bayi bisa terhambat. Demikian juga jika kepala bayi ditutupi oleh selimut atau jika pada saat tidur wajah bayi menghadap ke kasur atau bantal yang empuk.
  • Tidur dengan orang tua. Risiko SIDS bisa berkurang jika bayi tidur sekamar dengan orang tuanya, tetapi jika bayi tidur pada tempat tidur yang sama dengan orang tuanya, maka risko terjadinya SIDS meningkat. Hal ini disebabkan oleh adanya lebih banyak permukaan yang empuk/lunak, yang dapat mengganggu bayi dalam bernafas. Tidur bersama bayi di sofa yang empuk juga meningkatkan risiko terjadinya SIDS.
  • Suhu yang terlalu panas. Membedong bayi secara berlebihan, menggunakan selimut yang banyak, atau meningkatkan suhu ruangan bisa meningkatkan laju metabolisme bayi dan bisa terjadi gangguan dalam mengatur nafas. Namun, belum belum diketahui secara jelas apakah suhu yang terlalu panas merupakan faktor tunggal atau merupakan refleksi dari penggunaan pakaian atau selimut yang terlalu banyak sehingga bisa menyumbat jalan nafas.
Sumber : www.themedicalpost.net
Faktor risiko terjadinya SIDS :
- bayi lahir prematur, kembar, atau kecil saat dilahirkan
- bayi yang pernah memerlukan resusitasi
- bayi dengan infeksi saluran nafas bagian atas
- erasal dari keluarga kurang mampu
- ibu yang merupakan orang tua tunggal
- ibu yang berusia kurang dari 20 tahun
- ibu yang merokok atau menggunakan obat-obat terlarang saat hamil
- bayi dilahirkan dengan jarak yang pendek dengan kehamilan sebelumnya
- perawatan yang kurang saat kehamilan
- bayi yang memiliki saudara yang sebelumnya juga meninggal karena SIDS
- bayi yang tidur terlungkup
- bayi yang tidur pada tempat tidur yang sama dengan orang tuanya
- banyak barang-barang lunak di tempat tidur bayi (selimut, bantal, boneka, atau pakaian)
- berada di lingkungan yang banyak asap rokok, baik saat dalam kandungan atau setelah lahir
- jenis kelamin laki-laki (bayi laki-laki memiliki risiko SIDH sekitar 50% lebih tinggi daripada bayi perempuan)
Sumber : www.themedicalpost.net
GEJALA
Tidak ada gejala yang mendahului terjadinya SIDS, bayi meninggal secara tiba-tiba.
DIAGNOSA
Jika seorang bayi yang tampak sehat tiba-tiba meninggal dan hasil otopsi tidak menunjukkan adanya penyebab kematian yang jelas, maka bayi didiagnosa mengalami SIDS.
Diagnosa dibuat setelah ada pemeriksaan pasca kematian (otopsi) untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab yang lain (misalnya perdarahan di dalam kepala atau peradangan selaput otak). Selain itu, perlu dipastikan bahwa bayi tidak meninggal karena dibunuh atau dianiaya (misalnya akibat dibekap atau dicekik).
PENGOBATAN
Kebanyakan orang tua yang kehilangan anaknya karena SIDS merasa sangat berduka dan tidak siap. Mereka biasanya merasa bersalah dan mungkin menjadi trauma akibat penyelidikan yang dilakukan oleh polisi, petugas sosial, atau lainnya. Untuk itu, diperlukan dukungan emosional dan juga konseling dari dokter ahli agar orang tua dapat terbantu untuk menghadapi tragedi yang dialaminya. Dukungan dari kelompok yang memiliki pengalaman yang sama mungkin dapat membantu. Selain itu, mungkin ada baiknya jika orang tua merencanakan untuk memiliki anak lagi.
PENCEGAHAN
Meskipun diketahui faktor-faktor risiko SIDS, tidak ada cara yang pasti dapat mencegah terjadinya SIDS. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi risiko terjadinya SIDS, yaitu :
- Posisikan bayi untuk tidur terlentang (baik saat siang hari maupun malam hari)
Put babies on their back to sleep, not on their tummy or side
Sumber : www.abc.net.au
- Baringkan bayi pada alas tidur yang keras
- Jangan letakkan benda-benda yang lunak di sekitar bayi saat tidur (misalnya selimut, bantal-bantal, atau mainan)
Sleep baby at the bottom of the cot and remove any pillows, toys or soft furnishings
Sumber : www.abc.net.au
- Sediakan tempat tidur khusus bayi, sehingga bayi tidur terpisah dari orang tua atau anak yang lain, tetapi masih berada di dekat orang tua
- Tidak merokok di sekitar bayi, atau saat hamil
- Jangan membedong bayi secara berlebihan, jangan biarkan bayi kepanasan saat tidur
Do wrap baby; don't overdress baby; don't smoke near baby
Sumber : www.abc.net.au
- Berikan dot bayi yang bersih dan kering saat bayi mau tidur
Sumber : www.themedicalpost.net
Untuk membantu mencegah dampak permukaan yang datar ke kepala bayi, maka bayi harus dibaringkan terlentang beberapa kali saat bayi bangun dan dengan pengawasan. Selain itu, untuk membantu agar bentuk kepala bayi tetap bulat, maka arah bayi berbaring harus selalu diubah.
REFERENSI
- Mayo Clinic. Sudden Infant Death Syndrome (SIDH). 2011.
- P, David. Sudden Infant Death Syndrome (SIDH). 2013.
- P, Elizabeth J. Sudden Infant Death Syndrome (SIDH). Merck Manual Handbook. 2012

Dokter Membuka Misteri Otak Dengan Berbicara Dan Menonton

Kamu membuka mata. Baru saja kamu tidur selama beberapa jam. Kamu bisa merasakan pikiranmu melayang-layang antara sadar dan tidak. Sambil berusaha mengumpulkan kesadaranmu, kamu mencoba untuk bangun. Tetapi, ada sesuatu yang tidak beres. Tubuhmu tidak bisa bergerak, nafasmu sesak, seakan-akan ada makhluk tidak terlihat yang menginjak dadamu. Kamu membuka mulutmu dan hendak berteriak, tidak ada suara yang keluar. Seseorang sedang mencekik leherku, pikirmu. Ada sesuatu yang tidak beres.


Ya, kalian mengerti maksud saya. Kita semua pernah mengalaminya. Sebagian menyebut fenomena ini dengan sebutan tindih hantu atau irep-irep. Entah apa kata resmi bahasa Indonesianya. Dulu, saya sempat mengira kalau kata fenomena ini disebut Lucid Dream. Namun, ternyata saya salah. Fenomena ini sebenarnya bernama Sleep Paralysis (Lumpuh Tidur) atau The Old Hag Syndrome.

Mereka yang mengalami fenomena ini kadang merasa ketakutan karena mengira sedang diserang oleh setan. Tidak bisa disalahkan. Zaman dulu, ada kepercayaan kalau fenomena ini diakibatkan oleh "Old Hag" atau "Penyihir" yang sedang menduduki dada korban. Dari situlah ia mendapatkan nama The Old Hag Syndrome.


Ketika ilmu pengetahuan mulai berkembang, nama The Old Hag Syndrome mulai ditinggalkan. Para peneliti lebih suka menyebutnya Sleep Paralysis (SP).

Lalu, pertanyaannya adalah: Apa yang menyebabkannya?

Menurut survey Gallup tahun 1992, hampir semua orang dewasa mengalami Sleep Paralysis, paling tidak dua tahun sekali. Jadi fenomena ini bukan sesuatu yang asing bagi manusia. Usaha untuk menelitinya telah berlangsung sejak tahun 1950an, namun baru benar-benar bisa dipahami ketika para peneliti mulai mengerti hubungan antara kondisi REM (Rapid eye movement) dengan mimpi.

Ketika kita tidur, kita akan memasuki beberapa tahapan tertentu. Memang ada banyak, namun kita hanya akan melihat dua tahapan besarnya, yaitu Non REM dan REM.

Ketika kita tidur, 80 menit pertama, kita memasuki kondisi Non Rem, lalu diikuti 10 menit REM. Siklus 90 menit ini berulang sekitar 3 sampai 6 kali semalam. Selama Non REM, tubuh kita menghasilkan beberapa gerakan minor dan mata kita bergerak-gerak kecil.

Ketika kita masuk ke kondisi REM, detak jantung bertambah cepat, hembusan nafas menjadi cepat dan pendek dan mata kita bergerak dengan cepat (Rapid eye movement - REM). Dalam kondisi inilah mimpi kita tercipta dengan jelas dan kita bisa melihat objek-objek di dalam mimpi.

Dr.Max Hirshkowitz, direktur Sleep Disorders Center di Veterans Administration Medical Center di Houston mengatakan kalau Sleep Paralysis muncul ketika otak kita mengalami kondisi transisi antara tidur mimpi yang dalam (REM dreaming Sleep) dan kondisi sadar.

Selama REM dreaming sleep, otak kita mematikan fungsi gerak sebagian besar otot tubuh sehingga kita tidak bisa bergerak. Dengan kata lain, kita lumpuh sementara. Fenomena ini disebut REM Atonia.

"Kadang, otak kita tidak mengakhiri mimpi atau lumpuh kita dengan sempurna ketika terbangun. Ini bisa menjelaskan mengapa tubuh kita menjadi kaku."

Menurut hasil penelitiannya, Dr.Hirshkowitz menyimpulkan kalau efek ini hanya berlangsung selama beberapa detik hingga paling lama satu menit. Namun, bagi korban, sepertinya pengalaman ini berlangsung sangat lama.

Lalu, bagaimana dengan perasaan adanya makhluk gaib yang muncul di kamar kita?


Florence Cardinal
, seorang peneliti lain mengatakan kalau halusinasi biasanya memang menyertai Sleep Paralysis. Kadang ada perasaan kalau ada orang lain di dalam ruangan atau bahkan kita bisa merasakan adanya makhluk yang sedang melayang di atas kita.

Lalu, kita bisa merasakan adanya tekanan di dada seperti sedang diinjak atau diduduki. Malah, ada beberapa korban yang melaporkan mendengar suara langkah kaki, pintu terbuka dan suara-suara aneh. Ini cukup menakutkan, tapi normal. Bahkan banyak peneliti yang percaya kalau fenomena "penculikan oleh alien" atau "diserang roh jahat" kebanyakan hanyalah halusinasi yang terkait dengan Sleep Paralysis.

Lalu, dalam kondisi apakah Sleep Paralysis biasa muncul?

Beberapa penelitian menunjukkan adanya kondisi tertentu dimana kemungkinan mengalami Sleep Paralysis akan menjadi lebih tinggi bagi seseorang. Mereka yang mengalaminya, biasanya adalah ketika yang bersangkutan tidur telentang.

Lalu, fenomena ini lebih sering terjadi pada mereka yang mengalami kelelahan yang berlebihan atau mereka yang jadwal tidur normalnya terganggu.

Dan luar biasanya, mereka yang biasa minum obat penenang akan menjadi lebih sering mengalaminya (Ironis bukan?).

Bagaimana kita menghindari Sleep Paralysis?

Ini ada beberapa tips yang dihasilkan dari penelitian klinis, yaitu:

1. Tidurlah yang cukup dan teratur
2. Kurangi Stress
3. Berolahragalah secara teratur

Dengan kata lain, gaya hidup sehat!

Tapi yang terpenting dari semuanya adalah, Jika kalian terlanjur mengalami ini, tidak perlu takut, karena fenomena ini hanya berlangsung sesaat dan akan segera berlalu.

(serendip.brynmawr.edu, about.com)

BPOM Temukan Produk Makanan 'Bermasalah' Senilai Rp 21 Miliar

Sejumlah petugas dari Balai Besar POM (BBPOM) mengambil sampel makanan takjil yang untuk diuji apakah mengandung formalin dan pewarna tekstil.
Sejumlah petugas dari Balai Besar POM (BBPOM) mengambil sampel makanan takjil yang untuk diuji apakah mengandung formalin dan pewarna tekstil.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan produk makanan yang tidak memenuhi ketentuan (TMK) senilai Rp 21 miliar dalam intensifikasi pengawasan pangan menjelang dan selama bulan ramadan hingga 16 Juli 2014.

Kepala BPOM, Roy Sparringa, mengatakan menemukan 3.008 item atau 1.305.093 kemasan pangan TMK yang ditemukan di sarana retail dan gudang impor. Produk pangan tersebut meliputi pangan tanpa izin edar (TIE), kedaluwarsa, dan TMK label. Sementara intensifikasi rutin yang dilakukan pada 2014 selain menjelang dan selama ramadan, BPOM menemukan 133.129 kemasan TMK dengan nilai ekonomis Rp 5,3 miliar.

"Dibanding intensifikasi rutin itu empat kali lipat produk yang tidak memenuhi ketentuan. Kami menemukan di sarana retail saat ramadan. Sebelum ramadan ada di gudang-gudang. Apalagi pekan depan THR sudah turun sehingga daya beli masyarakat meningkat. Risiko yang dihadapi masyarakat ini seperti fenomena gunung es," kata Roy dalam konferensi pers di Kantor BPOM, Jakarta Pusat, Kamis (17/7).

Di sarana retail, BPOM menemukan pangan TMK senilai Rp 7 miliar yang terdiri atas 874 item (105.074 kemasan) pangan TIE, 1.073 item (81.121 kemasan) pangan kedaluwarsa, 750 item (5.713 kemasan) pangan rusak, 244 item (6.298 kemasan) pangan TMK label, dan 9 item (78 kemasan) pangan dengan label tanpa bahasa Indonesia. "Sementara di gudang importir di Jakarta hampir seluruhnya produk ilegal sebanyak 58 item (1.106.809 kemasan) pangan TIE dengan nilai ekonomis lebih dari Rp 14 miliar," imbuh Roy.

Produk-produk ilegal tersebut didominasi oleh biskuit, wafer, permen, coklat, makanan ringan, minuman serbuk coklat, minuman energi dan kopi. Sedangkan pangan kedaluwarsa meliputi minuman berperisa, bumbu masak, minuman serbuk, makanan ringan, biskuit/wafer dan minyak goreng. Jenis pangan rusak yakni biskuit/wafer, ikan dalam kaleng, jeli dan mi instan. Sedangkan pangan TMK label meliputi tepung, bahan tambahan pangan, olahan daging, olahan buah, roti/makanan tradisional, coklat, madu, mentega dan mi instan.

"Produk pangan TMK buatan luar negeri kebanyakan dari Malaysia dan Thailand. Sedangkan produk ilegal di gudang didominasi oleh produk Singapura yakni produk susu kental manis. Dan kami juga menemukan di sarana retail 80 persen singapura," kata Roy



Operasi Plastik Bagi Kecantikan Masa Kini

Cantik Lewat Operasi Plastik

Era K-pop yang semakin menjamur di masa kini memopulerkan pentingnya penampilan fisik. Operasi plastik menjadi tindakan praktis yang seringkali dicari mereka yang mengejar hal tersebut. Namun, berita mengenai kematian akibat tindakan tersebut pernah merebak. Mengenal indikasi, cara, dan kemungkinan efek samping yang timbul menjadi pertimbangan yang perlu diketahui terlebih dahulu sebelum memutuskan pemakaian operasi plastik untuk perbaikan kosmetik Anda.
Pada dasarnya, operasi plastik merupakan tindakan untuk “merubah bentuk”. Dari kata plastic, tindakan tersebut memang ditujukan untuk merubah tubuh manusia sesuai kebutuhan. Tindakan tersebut dapat dilakukan pada semua organ tubuh, tetapi umumnya dilakukan pada kulit, kelamin, dan payudara. Tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki penampilan oleh sebab apapun. Regio kulit yang diterapi dengan bedah plastik sangatlah luas, mencakup wajah, payudara, tangan, lengan, perut, dan paha.
Sejumlah indikasi menjadi dasar perlunya tindakan tersebut diambil mengingat pengobatan lain kurang memberi hasil maksimal. Kasus-kasus trauma atau luka bakar banyak sekali memerlukan tindakan perawatan bedah plastik untuk memperbaiki penampilan akibat luka yang tidak kunjung sembuh dan bentuk yang merusak penampilan. Kasus luka bakar maupun penyiraman air keras menjadi “jatah” dokter bedah plastik untuk menanganinya. Kelainan kecacatan janin seperti bibir sumbing dan lubang kencing yang salah letak juga membutuhkan konsultasi dari dokter bedah plastik.
Prosedur yang dilakukan oleh seorang dokter bedah plastik berbeda dibandingkan ahli lainnya. Karena pekerjaannya sebagai dokter, informasi mengenai keluhan dan hasil beberapa pemeriksaan fisik maupun laboratorium diperlukan pula untuk menentukan batasan tindakan yang akan dilakukan oleh dokter pada saat itu. Pengetahuan mengenai bagaimana strutktur kulit yang hendak dioperasi dari permukaan hingga ke tulang secara mikroskopis yang menjadi dasarnya, serta pengenalan reaksi daya tahan tubuh dan infeksi menjadikan profesi ini tidak sembarang orang dapat menjalaninya. Penggunaan obat-obatan dan alat penunjang lain sebagai sarana pengobatan dengan ilmu bedah plastik pun menjadi suatu keharusan. Untuk mencegah kemungkinan komplikasi, obat-obatan dan alat-alat keselamatan pasien pun harus lihai digunakkan oleh dokter bedah plastik. Dengan demikian, dokter bedah plastik dapat memastikan akurasi hasil kerjanya dalam memperbaiki berbagai luka, kecacatan, hingga mengubah bentuk tampilan wajah ala artis-artis Korea.

Mengenal Bahan dan Dampak Jangka Panjang Operasi Plastik

Dampak lanjutan penggunaan operasi plastik bagi tubuh pasien dengan alasan kosmetik saja terkesan kurang populer diperbincangkan di masyarakat. Seakan-akan tindakan tersebut merupakan perkara mudah di mata orang awam, operasi bedah plastik tetap merupakan sebuah prosedur medis dengan manfaat dan risikonya. Ambil saja contoh kasus trauma berat yang menyebabkan terbukanya jaringan di dasarnya secara luas, penggunaan bagian kulit lain yang disambungkan sementara pada bagian trauma (disebut skin flap), mengecilnya masa otot akibat persambungan yang berjangka waktu lama tersebut mudah sekali tampak. Mungkin Anda juga pernah mendengar seseorang yang menderita kanker payudara setelah pemasangan silicon atau kematian pada mereka yang menjalani sedot lemak.
Sejumlah bahan dan tindakan yang terjadi selama proses tersebut memiliki beberapa kekhususan dan efek samping yang dapat timbul. Bahan yang ditanam dalam tubuh terbagi menjadi tiga kategori besar: metal, polimer, dan biologis. Metal umum digunakan untuk rekonstruksi tulang, sedangkan agen biologis, seperti kolagen, banyak digunakan untuk perbaikan jaringan lunak (luka, bibir, hidung, dsb). Silikon, salah satu polimer, menjadi bahan yang terkenal dalam operasi plastic, terutama untuk memperbesar payudara. Hati-hati bahwa silicon yang dimaksud adalah bahan polimer dari dimetilsiloxane sehingga silicon berbentuk gel, sedangkan silicon cair memang belum disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) oleh karena reaksi simpang yang ditimbulkannya. Sejauh ini, silicon gel tidak dipasarkan secara bebas sehingga hanya dokter bedah plastik yang diperbolehkan menggunakannya. Bentuk gel tersebut umumnya digunakan untuk memperbaiki kontrur, operasi rekonstruksi payudara, dan daerah pantat. Ada pula bahan silicon padat diindikasikan pada perbaikan paha, dagu, hingga sendi. Sebagai obat-obatan penunjang, terdapat sejumlah zat yang diberikan untuk memberikan hasil maksimal dalam pengerjaan operasi plastik. Ada pula penggunaan derivat dari racun bakteri tertentu, seperti racun botulinum, untuk membantu mengencangkan kulit wajah yang tentunya digunakan hanya dengan dosis dan cara tertentu saja. Obat-obat penekan reaksi radang dan daya tahan tubuh juga sangat mungkin digunakan untuk mencegah reaksi tubuh terhadap pajanan benda asing yang dipakai dalam prosedur bedah plastik.
Secara khusus, masalah lanjutan dari operasi plastik di wajah memiliki beberapa tuntutan yang pasti ada di benak Anda. Dalam kaitannya secara ilmu kedokteran, Anda harus mewaspadai kemungkinan efek samping dari obat-obat penekan daya tahan tubuh yang mungkin memicu terjadinya kencing manis, darah tinggi, katarak, anemia, keroposnya tulang, sembelit, atau kegemukan. Penggunaan silicon khusus dalam bedah plastik menimbulkan pula sejumlah masalah jangka panjang. Nyeri, infeksi, kontraktur, robeknya bahan, hingga terbentuknya benjolan berisi kumpulan cairan tertentu merupakan beberapa komplikasi penggunaan silikon. Konsekuensinya dari penggunaan bahan silicon turut disertai penggunaan modalitas diagnostik, hingga ke Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk memastikan beberapa masalah yang ditimbulkannya. Masalah menyusui tidak terlepas dari efek samping penggunaan silicon. Ada korelasi lemah terkait dengan menurunnya lama hidup pasien kanker payudara yang menjalani operasi pemasangan implan, tetapi belum ada konfirmasi terkait kejadian kanker akibat dari penggunaan implant payudara tersebut. Tentunya, kemunculannya jarang terjadi selama prosedur sudah benar.
Jadi, operasi plastik memang menuntut keahlian dari seorang dokter bedah plastik atas dasar pengetahuannya akan prosedur, bahan, dan komplikasi yang mungkin timbul. Informasi di atas barulah gambaran umum kerja dari seorang dokter bedah plastik bersama dengan sejumlah masalah yang perlu Anda ketahui untuk memastikan keamanan Anda dalam memperbaiki penampilan dengan metode tersebut. Konsultasi lebih lanjut dengan dokter bedah plastik yang Anda percaya tetap diperlukan karena setiap kasus dibutuhkan penanganan tersendiri.
Sumber:
  1. Breitbarry AS, Ablaza VJ. Implant materials. Dalam: Thorne CH. Grabb and Smith Plastic Surgery. H.58-65. 2007.
  2. Semer NB, Adler-Lavan M. Practical plastic surgery for nonsurgeons. Philadelphia: Hanley&Belfus. 2001.
  3. Bonaparte JP, et al. A comparative assessment of three formulations of botulinum toxin A for facial rhytides: a systematic review and meta-analyses. Biomed central [Internet] 2013.
  4. Lavigne E, et al. Breast cancer detection and survival among women with cosmetic breast implants: systematic review and meta-analysis of observational studies. BMJ [Internet]. 30 April 2013 [Diakses 5 November 2013].
  5. Anna LK. Silikon cair bukan untuk bedah plastic. Kompas.com[Internet]. 3 Mei 2013 [Diakses 5 November 2013]. Tersedia di: http://health.kompas.com/read/2013/05/03/13135347/Silikon.Cair.Bukan.untuk.Bedah.Plastik

Informasi kesehatan bagi Wisatawan ke Myanmar

1 . Makan dan minum dengan aman
Makanan haram dan air dapat menyebabkan diare travellers ' dan penyakit lainnya .
Mengurangi risiko dengan tetap berpegang pada makanan yang aman dan kebiasaan air.
makan
• Makanan yang dimasak dan disajikan panas
• Hard-telur dimasak
• Buah-buahan dan sayuran yang telah dicuci dengan air bersih atau kupas sendiri
• produk susu pasteurisasi
Jangan Makan
• Makanan yang disajikan pada suhu kamar
• Makanan dari PKL
• mentah atau dimasak lunak ( meler ) telur
• mentah atau matang ( jarang) daging atau ikan
• buah-buahan mentah dicuci atau dikupas dan sayuran
• produk susu yang tidak dipasteurisasi
• " Daging hewan liar " ( monyet , kelelawar , atau permainan liar lainnya )
minum
• Botol air yang disegel
• Air yang telah didesinfeksi
• Ice dibuat dengan botol air atau didesinfeksi
• Minuman berkarbonasi
• kopi panas atau teh
• pasteurisasi susu
Jangan Minum
• Tekan atau air sumur
• Ice dibuat dengan keran atau air sumur
• Minuman yang dibuat dengan keran atau air sumur ( seperti jus dilarutkan )
• tidak dipasteurisasi susu
2. Mencegah bug gigitan
Bug (seperti nyamuk, kutu, dan kutu) dapat menyebar sejumlah penyakit di Myanmar. Banyak
dari penyakit ini tidak dapat dicegah dengan vaksin atau obat. Anda dapat mengurangi risiko
dengan mengambil langkah-langkah untuk mencegah gigitan bug.
Apa yang dapat saya lakukan untuk mencegah gigitan bug?
• Sampul kulit yang terpapar dengan memakai kemeja lengan panjang, celana panjang, dan
topi.
• Gunakan serangga yang tepat penolak (lihat di bawah).
• Gunakan pakaian permetrin yang diobati dan peralatan (seperti sepatu, celana, kaus kaki, dan
tenda). Jangan gunakan permetrin langsung pada kulit.
• Tetap dan tidur di kamar ber-AC atau disaring.
• Gunakan kelambu jika daerah di mana Anda tidur terkena ke luar rumah.
Apa jenis obat nyamuk yang harus saya gunakan?
• UNTUK PERLINDUNGAN TERHADAP KUTU DAN NYAMUK: Gunakan penolak yang
mengandung 20% atau lebih DEET untuk perlindungan yang berlangsung hingga beberapa jam.
• UNTUK PERLINDUNGAN TERHADAP NYAMUK HANYA: Produk dengan salah satu bahan aktif
berikut juga dapat membantu mencegah gigitan nyamuk. Persentase yang lebih tinggi dari
bahan aktif memberikan perlindungan lebih lama.
o DEET
o picaridin (juga dikenal sebagai KBR 3023, Bayrepel, dan icaridin)
o Minyak kayu putih lemon (OLE) atau PMD
o IR3535
• Selalu gunakan obat nyamuk seperti yang diarahkan.
Apa yang harus saya lakukan jika saya digigit oleh bug?
• Hindari menggaruk gigitan serangga, dan menerapkan krim hidrokortison atau lotion kalamin
untuk mengurangi gatal.
• Periksa seluruh tubuh Anda untuk kutu setelah aktivitas luar ruangan. Pastikan untuk
menghapus kutu benar.
Apa yang dapat saya lakukan untuk menghindari tidur bug?
Meskipun tempat tidur bug tidak membawa penyakit, mereka adalah gangguan. Lihat halaman
informasi kami tentang menghindari gigitan bug untuk beberapa tips mudah untuk menghindari
mereka. Untuk informasi lebih lanjut tentang tempat tidur bug, lihat Bed Bugs.
Untuk informasi lebih rinci tentang menghindari gigitan bug, baca Mencegah Bites Bug.
3 . Tinggal di luar aman
Jika rencana perjalanan Anda di Myanmar meliputi kegiatan di luar ruangan , mengambil
langkah-langkah untuk tetap aman dan sehat selama perjalanan Anda .
• Tetap waspada terhadap kondisi cuaca berubah dan menyesuaikan rencana Anda jika kondisi
menjadi tidak aman .
• Siapkan untuk kegiatan dengan mengenakan pakaian yang tepat dan pengepakan barang
pelindung , seperti bug spray , tabir surya , dan dasar pertolongan pertama .
• Pertimbangkan mempelajari dasar pertolongan pertama dan CPR sebelum perjalanan .
Membawa sebuah perjalanan kit kesehatan dengan barang-barang yang sesuai untuk aktivitas
Anda .
• Penyakit Panas - terkait, seperti stroke panas , dapat mematikan . Makan dan minum secara
teratur , mengenakan pakaian longgar dan ringan , dan membatasi aktivitas fisik selama suhu
tinggi .
o Jika Anda berada di luar selama berjam-jam dalam panas , makan makanan ringan asin dan
minum air untuk tetap terhidrasi dan mengganti garam yang hilang melalui keringat .
• Lindungi diri Anda dari radiasi UV : penggunaan tabir surya dengan SPF minimal 15 ,
mengenakan pakaian pelindung , dan mencari tempat yang teduh selama waktu terpanas di
siang hari ( 10:00-4:00 ) .
• Berhati-hatilah selama bulan-bulan musim panas dan pada elevasi tinggi. Karena sinar
matahari mencerminkan dari salju, pasir , dan air , paparan sinar matahari bisa bertambah
selama kegiatan seperti ski , berenang , dan berlayar .
• suhu yang sangat dingin bisa berbahaya . Berpakaian dalam lapisan dan menutupi kepala ,
tangan , dan kaki dengan benar jika Anda mengunjungi lokasi yang dingin .
Tetap aman di sekitar air
• hanya Berenang di daerah renang yang ditunjuk . Patuhi lifeguards dan bendera peringatan di
pantai .
• Praktek berperahu aman - mengikuti semua hukum keselamatan berperahu , tidak minum
alkohol jika mengemudi perahu , dan selalu mengenakan jaket pelampung .
• Jangan menyelam ke perairan dangkal .
• Jangan berenang di air tawar di daerah berkembang atau di mana sanitasi buruk .
• Hindari menelan air saat berenang . Air yang tidak diobati dapat membawa kuman yang
membuat Anda sakit .
• Untuk mencegah infeksi , memakai sepatu di pantai di mana mungkin ada kotoran hewan .
Leptospirosis , suatu infeksi bakteri yang dapat menyebar di air tawar , ditemukan di Myanmar .
Hindari berenang di segar, unchlorinated air, seperti danau, kolam , atau sungai .
4 . Jauhkan dari hewan
Kebanyakan hewan menghindari orang-orang , tetapi mereka mungkin menyerang jika mereka
merasa terancam , yang melindungi muda atau wilayah mereka , atau jika mereka terluka atau
sakit. Gigitan binatang dan goresan dapat menyebabkan penyakit serius seperti rabies .
Ikuti tips ini untuk melindungi diri sendiri :
• Jangan menyentuh atau memberi makan hewan apapun yang Anda tidak tahu .
• Jangan biarkan hewan untuk menjilati luka terbuka , dan tidak mendapatkan air liur hewan di
mata atau mulut .
• Hindari tikus dan urin dan kotoran mereka .
• Traveling hewan peliharaan harus diawasi ketat dan tidak diizinkan untuk datang dalam
kontak dengan binatang lokal .
• Jika Anda bangun di sebuah ruangan dengan kelelawar , mencari perawatan medis segera.
Gigitan kelelawar mungkin sulit untuk melihat .
Semua hewan dapat menimbulkan ancaman , namun harus ekstra hati-hati di sekitar anjing ,
kelelawar , monyet , hewan laut seperti ubur-ubur , dan ular . Jika Anda digigit atau dicakar oleh
seekor binatang , segera:
• Cuci luka dengan sabun dan air bersih .
• Pergi ke dokter segera .
• Beritahu dokter Anda tentang cedera Anda ketika Anda kembali ke negara Anda .
5 . Kurangi ekspos terhadap kuman
Ikuti tips ini untuk menghindari sakit atau menyebarkan penyakit kepada orang lain saat
bepergian :
• Cuci tangan Anda sering, terutama sebelum makan .
• Jika sabun dan air tidak tersedia , membersihkan tangan dengan pembersih tangan ( yang
mengandung setidaknya 60 % alkohol ) .
• Jangan menyentuh mata, hidung , atau mulut . Jika Anda perlu untuk menyentuh wajah Anda
, pastikan tangan Anda bersih .
• Tutup mulut dan hidung dengan tisu atau lengan Anda ( bukan tangan ) saat batuk atau bersin
.
• Cobalah untuk menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit .
• Jika Anda sakit , tinggal di rumah atau di kamar hotel Anda , kecuali jika Anda membutuhkan
perawatan medis .
6 . Hindari berbagi cairan tubuh
Penyakit seperti infeksi HIV dapat menyebar melalui cairan tubuh , seperti air liur , darah ,
muntahan , dan air mani .
Lindungi diri Anda :
• Gunakan kondom lateks dengan benar .
• Jangan menyuntikkan narkoba .
• Batasi konsumsi alkohol . Orang-orang mengambil lebih banyak risiko ketika mabuk .
• Jangan berbagi jarum atau perangkat yang dapat merusak kulit . Itu termasuk jarum untuk
tato , tindik , dan akupunktur .
• Jika Anda menerima perawatan medis atau gigi , pastikan peralatan yang didesinfeksi atau
dibersihkan .
(Sumber : http://wwwnc.cdc.gov/travel/destinations/traveler/none/burma )

masalah-masalah psikologi pada anakyang sering terjadi

1.Attsoederention deficit/ Hiperactivity disorder (ADHD)
Attetion deficit/ Hiperactivity disorder (ADHA) atau dalam bahasa indonesianya adalah Gangguan pemusatan perhatian / Hiperaktivity (GPPH).

Menurut Prof.Dr.Wirawan Sarwono seoprang psikolog senior, istilah GPPH  tak dapat dipukul rata .Perlu dibedakan antara  penderita GPPH dengan  anak yang  nakal, kreatif, ingin tahu, aktif  dari usianya, dan anak yang ber IQ tinggi.
Untuk menentukkan apakah seseorang anak menderita GPPH,  harus dipenuhi 6 syarat.Kalau satu saja tidak terpenuhi, maka belum tentu si anak mengalami ggaguan tersebut.Adapun 6 syarat tersebut:

  1. Sering bermain tangan dan tak bisa duduk diam.
  2. Sering meninggalkan tempat duduk dalam kelasnya atau pada situasi lain yang membutuhkan anak tetap duduk diam.
  3. Berlari atau memanjat berlebihan pada situasi tidak tepat.
  4. Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam kegiatan yang memerlukan diam
  5. Selalu bergerak seperti dikendalikan suatu motor
  6. Selalu bicara berlebihan.
Dulu,GPPH kerap dianggap sebagai kelainan psikologis atau psikiatrik semata tanpa kelainan biologis atau organic.Namun penelitian terakhir menunjukkan adanya kelainan di beberapa daerah otak pada anak-anak yang mengalami GPPPH, berupa ukurannya yang lebih kecil dibanding anak-anak normal.Daerah tersebut adalah korteks prefrontal, ganglia basalis, dan otak kecil.
Daerah korteks prefrontal berfungsi menentukkan perilaku dan konsentrasi, ganglia basalis fungsi ini mengurangi respon otomatis dan mengkoordinasi berbagai input yg diterima oleh korteks otak. Sedang otak kecil, mungkin berfungsi dalam pengaturan motivasi. Selain itu, GPPH juga bisa dipicu oleh gangguan dalam metabolisme substansi kimia yg bernama neurotransmitter.Berbagai faktor diduga menyebabkan kelainan struktur dan neurokimia otak tersebut, diantaranya faktor genetik, lingkungan, psikososial, dan factor resiko lainnya.
Anak yang karena berbagai faktor lingkungan seperti kekurangan oksigen dalam rahim atau kelahiran, terauma lahir, infeksi virus intrauterine, meningitis, trauma kepala, atau kekurangan gizi, juga berpeluang besar menderita gangguan ini.
Berbagai faktor sosial dapat juga dapat mencetuskan GPPH pada anak.Faktor itu misalnya tidak mempunyai orang tua, korban perceraian, adanya saudara bersifat anti sosial atau alkoholik,penyianyian dan penyiksaan.Faktor resiko lainnya adalah retardasi mental, berat badan lahir rendah, kelainan fisik minor, gangguan susunan saraf pusat, gangguan penglihatan dan pendengaran, epilepsi, gejala sisa trauma kepala, penyakit kronik, dan kesulitan tidur.
GPPH harus ditangani sebaik mungkin,sebab 30 hingga 50 persen GPPH terbawa sampai ke masa remaja dan dewasa.Karena GPPH di sebabkan oleh gangguan psikologis/psikiatrik dan gangguan biologi/organik.Maka penangannya pun dilakukan dengan 2 cara yaitu secara medik dan intervansi sosial.
Tindakan medik berupa pemberian obat dilakukkan bila gejala hiperaktivitas cukup berat, hingga menyebabkan gangguan di sekolah, dirumah, atau hubungan dengan teman.Pengobatan bertujuan untuk menghilangkan gejala dan memudahkan terapi psikologi.
Beberapa tehnik intervensi itu adalah :
  1. Progrresive Delayed Procedure, yakni anak-anak dengan GPPH dapat dilatih dengan menunda ganjaran.
  2. Intervansi secara sistematis dan terencana oleh guru.Guru tidak menganggap anak GPPH adalah anak nakal.Guru harus tegas namun dapat memberikan dukungan.Mis: anak sebaiknya didudukan didepan.
  3. Memberikan  pilihan tugas, murid yang menderita GPPH diberikan kebebasan memilih format tugasnya.
  4. Peer tutoring, yakni meningkatkan atau memperbaiki perilaku di kelas dengan bantuan teman-teman sekelas.
Secara fisik ditemukan perbedaa bermakna dari hasil pemeriksaan otak pada penderitaan GPPH dengan agak normal.Pada anak hiperaktif, otak karena persen lebih kecil ketimbang otak kirinya.Sebanyak  35-50 persen kasus anak penyandang GPPH, pada hasil pemeriksaan gelombang elektro ensefalografi (EEG) nya menunjukkan ‘abnormalitas’ yaitu berupa peningkatan gelombang lambat yang spesifik .”Jadi, masalahnya diotak.”
Menurut berbagai penelitian mutakhir, GPPH jelas merupakan gangguan biologis, jadi bukan gangguan psikologik  semata, yaitu adanya defisiensi atau kekurangan kepekaan terhadap penguat (reinforcement) atau faktor motivasional.
2.Diseleksia
Kesulitan membaca bukan pertanda anak bodoh.Mungkin ia membutuhkan cara belajar yang tepat.”
Kesulitan membaca (Diseleksia) adalah adanya hambatan dalam perkembangan kemampuan membaca pada seseorang namun, penyebabnya bukanlah tingkat kecerdasan yang rendah, gangguan penglihatan/pendengaran , gangguan neurologis ataupun kurangnya kesempatan berlatih.
Seperti pada kesulitan berhitung(Diskalkulia), kesulitan menulis ekspresif (disgrafia), masalah penyandang diseleksia adalah pemrosesan di dalam otaknya.Tak heran seringkali ada perbedaan nyata antara nilai IQ mereka dengan nilai prestasi akademik sekolahnya.
Gangguan ini tampak pada tiga gejala pokok: tidak teliti dalam membaca, membacanya  dengan lambat, dan pemahaman yang buruk dalam membaca.
Kesulitan membaca itu bisa muncul dalam berbagai bentuk ada yang bisa mengeja tapi tidak mampu membaca dalam kata, misalnya putih dibaca putu, kaki dibaca kika.Ada juga yang membacanya terbalik, topi dibaca ipot, minum dibaca munin.Sulit membedakan huruf b dan  d, q dan p, khususnya akibatnya, mereka dapak untuk bapak.Diluar aspek bahasa, pada anak diseleksia seringkali terdapat gangguan perkembangan lain.Misalnya, konsentrasi yang buruk, kontrol diri kurang, dan clumsy contoh konkretnya, terkadang anak mengalami kesulitan melempar tangkap bola atau mengikat tali sepatu.
Bila tak segera mendapat penanganan yang baik, kesulitan belajar bisa memberikan dampak negatif bagi anak.Label bodoh, ceroboh bisa membuat mereka terganggu secara emosional.Gangguan ini bisa mempengaruhi keadaan anak selanjutnya.
Penelusuran penyebab kesulitan belajar itu sendiri, menurut Dr.Ika Widyawati, pengajar  bagian psikatri FKUI, dapat dilakukkan lewat beberapa pemeriksaan.Pemeriksaan fisik untuk memeriksa kemungkinan adanaya kelainan organis pada anak, pemeriksaan psikiatrik dan psikososial untuk melihat konflik kejiwaan, hubungan sosial atau cara pendidikan yang salah, dan pemeriksaan psikometrik untuk mengetahui taraf kecerdasan  serta potensi anak.
Dari hasil pemeriksaan itu, pada anak dapat dilakukkan pengobatan di bidang edukatif.Diantaranya lewat pendidikan remedial oleh tenaga professional.Penanganan itu dapat dikombinasikan dengan psikoterapi, terapi obat, psikososial, terapi wicara, dan terapi okupasi untuk melatih ketrampilan motorik halusnya.
Tips membantu anak mengatasi Diseleksia:
  1. Jangan memberikan stigma negatif seperti bodoh, bego, pemalas, pengacau.
  2. Jangan membanding-bandingkan dengan orang lain.
  3. Jangan member tekanan  berlebihan sehingga ia akan merasa takut gagal atau mengecewakan.
  4. Jangan (tanpa kesadarannya) menyuruh membaca keras-keras agar terdengar orang lain.
  5. Gunakan (kalau perlu) alat penunjuk/ penanda baca agar penglihatannya mengikuti alur  membacanya.
  6. Sebaiknya ketrampilan tangan mereka dilatih dengan melempar tangkap bola, memainkan wayang, bermain dengan bulir-bulir.
  7. Berikan lingkungan yang kondusif serta guru yang kompeten.
3.Gangguan artikulasi
Anak-anak yang bicaranya tak jelas atau sulit ditangkap dalam istilah psikologi/psikiatri disebut mengalami gangguan artikulasi atau fonologis. Namun gangguan ini wajar terjadi karena tergolong gangguan perkemb`ngan. Dengan bertambah usia, diharapkan gangguan ini bisa diatasi.
Kendati begitu, gangguan ini ada yang ringan dan berat. Yang ringan, saat usia 3 tahun si kecil belum bisa menyebut bunyi L, R, atau S. Hingga, kata mobil disebut mobing atau lari dibilang lali. “Biasanya gangguan ini akan hilang dengan bertambah usia anak atau bila kita melatihnya dengan membiasakan menggunakan bahasa yang baik dan benar,” jelas Dra. Mayke S. Tedjasaputra. Hanya saja, untuk anak yang tergolong “pemberontak” atau negativistiknya kuat, umumnya enggan dikoreksi. Sebaiknya kita tak memaksa meski tetap memberitahu yang benar dengan mengulang kata yang dia ucapkan. Misal, “Ma, yuk, kita lali-lali!”, segera timpali, “Oh, maksud Adik, lari-lari.”
Yang tergolong berat, anak menghilangkan huruf tertentu atau mengganti huruf dan suku kata. Misal, toko jadi toto atau stasiun jadi tatun. “Pengucapan semacam ini, kan, jadi sulit ditangkap orang lain,” ujar pengajar di Fakultas Psikologi UI dan konsultan psikologi di LPT UI ini.
PENYEBAB
Gangguan fonologis bisa dikarenakan faktor usia yang mengakibatkan alat bicara atau otot-otot yang digunakan untuk berbicara (speech motor) belum lengkap atau belum berkembang sempurna; dari susunan gigi geligi, bentuk rahang, sampai lidah yang mungkin masih kaku. Beberapa kasus gangguan ini malah berkaitan dengan keterbelakangan mental. Anak yang kecerdasannya tak begitu baik, perkembangan bicaranya umumnya juga akan terganggu. Bila gangguan neurologis yang jadi penyebab, berarti ada fungsi susunan saraf yang mengalami gangguan. Sebab lain, gangguan pendengaran. Bila anak tak bisa mendengar dengan jelas, otomatis perkembangan bicaranya terganggu. Tak kalah penting, faktor lingkungan, terutama bila anak tidak/kurang dilatih berbicara secara benar.
TERAPI BICARA
Bila penyebabnya kurang latihan atau stimulasi, akan lebih mudah dan relatif lebih cepat penyembuhannya asal mendapat penanganan yang baik. Namun bila dikarenakan gangguan neurologis, perlu dikonsultasikan ke ahli neurologi. Sementara jika berhubungan dengan keterbelakangan mental, biasanya relatif lebih sulit karena tergantung tingkat keterbelakangan mentalnya. “Kalau masuk kategori terbelakang sedang, pengucapan kata-kata anak biasanya juga sulit ditangkap. Akan tetapi dengan pemberian terapi bicara, pengucapannya bisa agak jelas, meski ada juga beberapa yang masih sulit dicerna oleh orang yang mendengarkannya,” jelas Mayke.
Yang jelas, jika gangguannya masuk dalam taraf sulit, dianjurkan membawa anak berkonsultasi. Kriteria sulit: bila sudah mengganggu komunikasi atau kontak dengan orang lain, bahkan orang serumah pun tak mengerti apa yang dimaksudnya. Bila sudah ber”sekolah”, gangguan ini bisa mempengaruhi prestasi. Misal, harus bernyanyi di depan kelas, tapi karena belum fasih membuatnya tak berani tampil. Jikapun berani, pengucapannya yang tak jelas akan memancing teman-teman mengolok-oloknya.
Dibutuhkan bantuan ahli terapi bicara untuk mengatasinya. Biasanya terapis akan menelaah kembali apakah si kecil mengalami gangguan speech motor. Gangguan speech motor ada yang bisa dilatih seperti halnya meniup lilin. Tak jarang perlu pula bantuan ahli THT untuk mengoreksi adanya gangguan pada organ-organ yang berhubungan dengan bicara yang berada di daerah mulut. Mungkin ada anak yang lidahnya tak terbentuk dengan baik, hingga terlalu pendek dan mempengaruhi kemampuan bicaranya. Cacat bawaan seperti sumbing juga bisa berpengaruh pada cara bicaranya, tapi gangguan ini bisa diatasi dengan operasi dan terapi bicara.
BAWA BERKONSULTASI
Anak yang mengalami gangguan fonologis kriteria sedang hingga berat, biasanya terlambat pula perkembangan bicaranya. Misal, baru bisa bicara di usia 3 tahun, atau usia 2,5 tahun baru bisa menyebut Mama/Papa. Kemungkinan lain, meski sudah 2 tahun tapi kemampuan bicaranya masih tahap bubbling alias tanpa arti, seperti “ma…mapa…pa”. Namun bahasa resetif atau penerimaannya cukup baik, hingga bila ia disuruh atau diajak bicara akan mengerti.
Yang seperti ini pun, saran Mayke, sebaiknya dibawa berkonsultasi karena bila dibiarkan berlanjut, kemungkinan anak akan mengalami gangguan fonologis lebih parah. Itu sebab, bila sejak usia 10 bulan atau setahun, anak mulai dapat menyebut “Mama/Papa”, tapi selepas 2 dua tahun tak bertambah, kita harus curiga dan cepat minta bantuan ahli. Terlebih bila kita sudah cukup banyak memberi stimulasi atau rangsangan. Bisa dengan membawanya ke psikolog/psikiater lebih dulu untuk mengetahui apakah ia mengalami gangguan fonologis karena keterbelakangan mental, gangguan neurologis, atau sebab lain.
Bila masalahnya menyangkut gangguan yang tak bisa dit`ngani psikolog, sebaiknya anak dirujuk ke ahli lain, seperti neurolog atau ahli terapi bicara. Para ahli terapi bicara bisa ditemui di berbagai institusi yang melakukan terapi untuk anak autis atau anak yang mengalami gangguan perhatian. Mereka biasanya juga menangani anak yang mengalami gangguan bicara. Sedangkan lama penanganan tergantung beberapa hal. Seperti berat-ringan gangguan, upaya/kesediaan orang tua untuk mengantar anaknya terapi secara teratur maupun melatihnya di rumah, serta kerjasama dari anak. Jadi, saran Mayke, kita jangan segan-segan menanyakan pada terapis apa yang perlu dilakukan di rumah untuk menangani anak. Harusnya terapis-terapis pun cukup terbuka untuk memberi saran atau masukan seperti itu.
Keahlian terapis juga mempengaruhi tenggang waktu yang dibutuhkan untuk menangani gangguan anak. Begitu pula penguasaan/pendalaman terhadap masing-masing bentuk gangguan, tingkat kesulitan, dan cara penanganan yang tepat untuk tiap gangguan tadi. Selain, terapis juga harus bisa membina hubungan baik dengan anak, hingga anak merasa senang mengikuti program tersebut. Sebaliknya, akan jadi kendala bila si terapis kaku dan tak bisa membujuk anak
Sumber : tabloid nakita (KG Group)
4.Autisme
AUTISME atau disebut dengan Autistic Spectrum Disorder (ASD), hingga kini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Meski demikian, saat ini sudah ada beberapa langkah tepat untuk penderita autis agar dapat memiliki kemampuan bersosialisasi, bertingkah laku, dan berbicara.
Tanda – tanda Autisme
  • - tidak bisa menguasai atau sangat lamban dalam penguasaan bahasa sehari-hari
  • - hanya bisa mengulang-ulang beberapa kata
  • - mata yang tidak jernih atau tidak bersinar
  • - tidak suka atau tidak bisa atau atau tidak mau melihat mata orang lain
  • - hanya suka akan mainannya sendiri (kebanyakan hanya satu mainan itu saja yang dia mainkan)
  • - serasa dia punya dunianya sendiri
  • - tidak suka berbicara dengan orang lain
  • - tidak suka atau tidak bisa menggoda orang lain
Berbagai hal yang dicurigai berpotensi untuk menyebabkan autisme :
  1. Vaksin yang mengandung Thimerosal : Thimerosal adalah zat pengawet yang digunakan di berbagai vaksin. Karena banyaknya kritikan, kini sudah banyak vaksin yang tidak lagi menggunakan Thimerosal di negara maju. Namun, entah bagaimana halnya di negara berkembang …
  2. Televisi : Semakin maju suatu negara, biasanya interaksi antara anak – orang tua semakin berkurang karena berbagai hal. Sebagai kompensasinya, seringkali TV digunakan sebagai penghibur anak. Ternyata ada kemungkinan bahwa TV bisa menjadi penyebab autisme pada anak, terutama yang menjadi jarang bersosialisasi karenanya.
Dampak TV tidak dapat dipungkiri memang sangat dahsyat, tidak hanya kepada perorangan, namun bahkan kepada masyarakat dan/atau negara. Contoh paling nyata adalah kasus pada negara terpencil Bhutan – begitu mereka mengizinkan TV di negara mereka, jumlah dan jenis kejahatan meningkat dengan drastis.
Bisa kita bayangkan sendiri apa dampaknya kepada anak-anak kita yang masih polos. Hiperaktif ? ADHD ? Autisme ? Sebuah penelitian akhirnya kini telah mengakui kemungkinan tersebut.
  1. Genetik : Ini adalah dugaan awal dari penyebab autisme; autisme telah lama diketahui bisa diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya.
Namun tidak itu saja, juga ada kemungkinan variasi-variasi lainnya. Salah satu contohnya adalah bagaimana anak-anak yang lahir dari ayah yang berusia lanjut memiliki kans lebih besar untuk menderita autisme. (walaupun sang ayah normal / bukan autis)
  1. Makanan : Pada tahun 1970-an, Dr. Feingold dan kolega-koleganya menyaksikan peningkatan kasus ADHD dalam skala yang sangat besar. Sebagai seseorang yang pernah hidup di era 20 / 30-an, dia masih ingat bagaimana ADHD nyaris tidak ada sama sekali di zaman tersebut.
Dr. Feingold kebetulan telah mulai mengobati beberapa kasus kelainan mental sejak tahun 1940 dengan memberlakukan diet khusus kepada pasiennya, dengan hasil yang jelas dan cenderung dalam waktu yang singkat.
Terapi diet tersebut kemudian dikenal dengan nama The Feingold Program.
Pada intinya, berbagai zat kimia yang ada di makanan modern (pengawet, pewarna, dll) dicurigai menjadi penyebab dari autisme pada beberapa kasus. Ketika zat-zat tersebut dihilangkan dari makanan para penderita autisme, banyak yang kemudian mengalami peningkatan situasi secara drastis.
Dr. Feingold membayar penemuannya ini dengan cukup mahal. Sekitar tahun 1970-an, beliau dikhianati oleh The Nutrition Foundation, dimana Coca cola, Kraft foods, dll adalah anggotanya. Beliau tiba-tiba diasingkan oleh AMA, dan ditolak untuk menjadi pembicara dimana-mana.
Syukurlah kemudian berbagai buku beliau bisa terbit, dan hari ini kita jadi bisa tahu berbagai temuan-temuannya seputar bahaya makanan modern.
  1. Radiasi pada janin bayi : Sebuah riset dalam skala besar di Swedia menunjukkan bahwa bayi yang terkena gelombang Ultrasonic berlebihan akan cenderung menjadi kidal.
    Dengan makin banyaknya radiasi di sekitar kita, ada kemungkinan radiasi juga berperan menyebabkan autisme. Tapi bagaimana menghindarinya, saya juga kurang tahu. Yang sudah jelas mudah untuk dihindari adalah USG – hindari jika tidak perlu.
  2. Folic Acid : Zat ini biasa diberikan kepada wanita hamil untuk mencegah cacat fisik pada janin. Dan hasilnya memang cukup nyata, tingkat cacat pada janin turun sampai sebesar 30%. Namun di lain pihak, tingkat autisme jadi meningkat.
Pada saat ini penelitian masih terus berlanjut mengenai ini. Sementara ini, yang mungkin bisa dilakukan oleh para ibu hamil adalah tetap mengkonsumsi folic acid – namun tidak dalam dosis yang sangat besar (normalnya wanita hamil diberikan dosis folic acid 4x lipat dari dosis normal).
Atau yang lebih baik – perbanyak makan buah-buahan yang kaya dengan folic acid, karena alam bisa mencegah tanpa menyebabkan efek samping :
Nature is more precise; that’s why all man-made drugs have side effects
  1. Sekolah lebih awal : Agak mengejutkan, namun ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa menyekolahkan anak lebih awal (pre school) dapat memicu reaksi autisme.
Diperkirakan, bayi yang memiliki bakat autisme sebetulnya bisa sembuh / membaik dengan berada dalam lingkupan orang tuanya. Namun, karena justru dipindahkan ke lingkungan asing yang berbeda (sekolah playgroup / preschool), maka beberapa anak jadi mengalami shock, dan bakat autismenya menjadi muncul dengan sangat jelas.
Untuk menghindari ini, para orang tua perlu memiliki kemampuan untuk mendeteksi bakat autisme pada anaknya secara dini. Jika ternyata ada terdeteksi, maka mungkin masa preschool-nya perlu dibimbing secara khusus oleh orang tua sendiri. Hal ini agar ketika masuk masa kanak-kanak maka gejala autismenya sudah hampir lenyap; dan sang anak jadi bisa menikmati masa kecilnya di sekolah dengan bahagia.
Dan mungkin saja masih ada banyak lagi berbagai potensi penyebab autisme yang akan ditemukan di masa depan, sejalan dengan terus berkembangnya pengetahuan di bidang ini.
Anak yang menderita autis sebenarnya dapat diketahui sejak usia dini. Karena umumnya gangguan ini muncul sebelum anak berusia tiga tahun. Hanya kebanyakan orangtua kurang aware dengan gejala yang timbul pada anaknya hingga usia empat tahun.
Padahal pada usia tersebut, anak sudah larut dengan dunianya sendiri sehingga tidak bisa berkomunikasi dan berinterkasi dengan teman-teman dan lingkungannya. Ketika kondisi tersebut terlambat diketahui, maka langkah utama yang harus dilakukan ialah memfokuskan kelebihan anak di bidang tertentu yang dikuasainya.
Nah, kunci sukses untuk membantu para orangtua atau keluarga agar penderita autis dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, maka seluruh anggota keluarga harus turut langsung membantu para penderita ini berusaha melakukan hal itu.
Menurut dr Irawan Mangunatmadja, Sp.A(K), pakar autis indonesia, beberapa keganjalan yang sering dilakukan oleh penderita autis dapat dibantu dengan melakukan empat macam terapi. Saat ini sudah terdapat beberapa terapi bagi penderita autis, baik itu terapi perilaku – ABA, terapi sensori integrasi, terapi okupasi, terapi wicara maupun terapi tambahan seperti terapi musik, AIT, Dolphin Assisted Therapy.
“Terapi perilaku – ABA merupakan terapi gentak untuk memperbaiki perilaku anak autis yang sering menyimpang. Salah satu hal yang dapat dilakukan ialah bersuara keras saat memberikan perintah pada anak. Kalau anak tidak mau melakukan apa yang diperintahkan, maka harus mengagetkan mereka,” kata dr Irawan dalam seminar yang diselenggarakan di Kantor Pusat Sun Hope Indonesia, belum lama ini.
Terapi sensori integrasi, sambungnya, khusus ditujukan pada fungsi biologis otak. Sehingga otak melakukan segala sesuatu dengan benar. Sementara itu, terapi okupasi dilakukan untuk memperbaiki aktivitas penderita autis. Selain itu ada juga terapi wicara yang dilakukan untuk membantu penderita autis yang mengalami gangguan bicara agar bisa berbicara kembali.
Ternyata agar anak autis dapat kembali di tengah-tengah keluarganya, tak hanya langkah terapi saja yang dilakukan. Pemberian nutrisi tepat bagi penyandang autis juga harus diperhatikan. Karena pada beberapa studi menunjukkan bahwa anak yang mengalami autisme ternyata juga alergi terhadap makanan tertentu.
Menurut ahli gizi Sun Hope Indonesia, Fatimah Syarief, AMG, StiP, orang tua perlu memerhatikan beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari seperti makanan yang mengandung gluten (tepung terigu), permen, sirip, dan makanan siap saji yang mengandung pengawet, serta bahan tambahan makanan.
“Penderita autis umumnya mengalami masalah pencernaan terutama makanan yang mengandung casein (protein susu) dan gluten (protein tepung),”
Selain asupan makanan yang tepat, suplementasi pun perlu diberikan pada pasien autis mengingat adanya gangguan metabolisme penyerapan zat gizi (lactose intolerance) dan gangguan cerna yang diakibatkan karena konsumsi antibiotik dengan pemberian sinbiotic (kombinasi Sun Hope probiotik dan enzymes sebagai prebiotik).
“Meski suplemen penting diberikan pada penderita autis, hal yang paling tepat dilakukan adalah memberikan pengaturan nutrisi yang tepat. Ketika makanan tidak tepat masuk ke dalam tubuh, maka akan masuk ke usus halus dan tidak tercerna dengan baik. Akhirnya makanan tersebut keluar melalui urin, karena material tersebut sifatnya toxic (racun) sehingga terserap ke otak. Hal tersebut menyebabkan anak autis semakin hiperaktif,” jelasnya panjang lebar.
Tak hanya itu saja, untuk membantu mengurangi gejala hiperaktif dan membantu meningkatkan konsentrasi dan perbaikan perilaku, suplementasi omega 3

5.GANGGUAN PENCERNAAN, PENYEBAB UTAMA KESULITAN MAKAN PADA ANAK
Pemberian makan pada anak memang sering menjadi masalah buat orangtua atau pengasuh anak. Keluhan tersebut sering dikeluhkan orang tua kepada dokter yang merawat anaknya. Faktor kesulitan makan pada anak inilah yang sering dialami oleh sekitar 25% pada usia anak, jumlah akan meningkat sekitar 40-70% pada anak yang lahir prematur atau dengan penyakit kronik. Hal ini pulalah yang sering membuat masalah tersendiri bagi orang tua, bahkan dokter yang merawatnya. Penelitian yang dilakukan di Jakarta menyebutkan pada anak prasekolah usia 4-6 tahun, didapatkan prevalensi kesulitan makan sebesar 33,6%. Sebagian besar 79,2% telah berlangsung lebih dari 3 bulan
Kesulitan makan karena sering dan berlangsung lama sering dianggap biasa. Sehingga akhirnya timbul komplikasi dan gangguan tumbuh kembang lainnya pada anak. Salah satu keterlambatan penanganan masalah tersebut adalah pemberian vitamin tanpa mencari penyebabnya sehingga kesulitan makan tersebut terjadi berkepanjangan. Akhirnya orang tua berpindah-pindah dokter dan berganti-ganti vitamin tapi tampak anak kesulitan makannya tidak membaik. Sering juga terjadi bahwa kesulitan makan tersebut dianggap dan diobati sebagai infeksi tuberkulosis yang belum tentu benar diderita anak.
Dengan penanganan kesulitan makan pada anak yang optimal diharapkan dapat mencegah komplikasi yang ditimbulkan, sehingga dapat meningkatkan kualitas anak Indonesia dalam menghadapi persaingan di era globalisasi mendatang khususnya. Tumbuh kembang dalam usia anak sangat menentukan kualitas seseorang bila sudah dewasa nantinya.

GEJALA SUATU PENYAKIT
Kesulitan makan bukanlah diagnosis atau penyakit, tetapi merupakan gejala atau tanda adanya penyimpangan, kelainan dan penyakit yang sedang terjadi pada tubuh anak. Pengertian kesulitan makan adalah jika anak tidak mau atau menolak untuk makan, atau mengalami kesulitan mengkonsumsi makanan atau minuman dengan jenis dan jumlah sesuai usia secara fisiologis (alamiah dan wajar), yaitu mulai dari membuka mulutnya tanpa paksaan, mengunyah, menelan hingga sampai terserap dipencernaan secara baik tanpa paksaan dan tanpa pemberian vitamin dan obat tertentu. Gejala kesulitan makan pada anak (1). Kesulitan mengunyah, menghisap, menelan makanan atau hanya bisa makanan lunak atau cair, (2) Memuntahkan atau menyembur-nyemburkan makanan yang sudah masuk di mulut anak, (3).Makan berlama-lama dan memainkan makanan, (4) Sama sekali tidak mau memasukkan makanan ke dalam mulut atau menutup mulut rapat, (5) Memuntahkan atau menumpahkan makanan, menepis suapan dari orangtua, (6). Tidak menyukai banyak variasi makanan dan (7), Kebiasaan makan yang aneh dan ganjil.

PENYEBAB UTAMA KESULITAN MAKAN
Penyebab kesulitan makanan itu sangatlah banyak. Semua gangguan fungsi organ tubuh dan penyakit bisa berupa adanya kelainan fisik, maupun psikis dapat dianggap sebagai penyebab kesulitan makan pada anak. Kelainan fisik dapat berupa kelainan organ bawaan atau infeksi bawaan sejak lahir dan infeksi didapat dalam usia anak.
Secara umum penyebab umum kesulitan makan pada anak dibedakan dalam 3 faktor, diantaranya adalah hilang nafsu makan, gangguan proses makan di mulut dan pengaruh psikologis. Beberapa faktor tersebut dapat berdiri sendiri tetapi sering kali terjadi lebih dari 1 faktor. Penyebab paling sering adalah hilangnya nafsu makan, diikuti gangguan proses makan. Sedangkan faktor psikologis yang dulu dianggap sebagai penyebab utama, mungkin saat mulai ditinggalkan atau sangat jarang.
Pengaruh hilang atau berkurangnya nafsu makan tampaknya merupakan penyebab utama masalah kesulitan makan pada anak. Pengaruh nafsu makan ini bisa mulai dari yang ringan (berkurang nafsu makan) hingga berat (tidak ada nafsu makan). Tampilan gangguan yang ringan berupa minum susu botol sering sisa, waktu minum ASI berkurang (sebelumnya 20 menit menjadi 10 menit), makan sering sisa atau hanya sedikit atau mengeluarkan dan menyembur-nyemburkan makanan di mulut. Sedangkan gangguan yang lebih berat tampak anak menutup rapat mulutnya atau tidak mau makan dan minum sama sekali. Berkurang atau hilangnya nafsu makan ini sering diakibatkan karena gangguan fungsi saluran cerna.
Gangguan fungsi pencernaan tersebut kadang tampak ringan seperti tidak ada gangguan. Tanda dan gejala yang menunjukkan adanya gangguan tersebut adalah perut kembung, sering “cegukan”, sering buang angin, sering muntah atau seperti hendak muntah bila disuapin makan. Gampang timbul muntah terutama bila menangis, berteriak, tertawa, berlari atau bila marah. Sering nyeri perut sesasaat, bersifat hilang timbul. Sulit buang air besar (bila buang air besar ”ngeden”, tidak setiap hari buang air besar, atau sebaliknya buang air besar sering (>2 kali/perhari). Kotoran tinja berwarna hitam atau hijau, berbentuk keras, bulat (seperti kotoran kambing) atau cair disertai bentuk seperti biji lombok, pernah ada riwayat berak darah. Gangguan tidur malam : malam rewel, kolik, tiba-tiba mengigau atau menjerit, tidur bolak balik dari ujung ke ujung lain tempat tidur. Lidah tampak kotor, berwarna putih serta air liur bertambah banyak atau mulut berbau
Gangguan saluran cerna biasanya disertai kulit yang sensitif. Sering timbul bintik-bintik kemerahan seperti digigit nyamuk atau serangga, biang keringat, kulit berwarna putih (seperti panu) di wajah atau di bagian badan lainnya. Saat bayi sering timbul gangguan kulit di pipi, sekitar mulut, sekitar daerah popok dan sebagainya.
Tanda dan gejala tersebut di atas sering dianggap biasa karena sering terjadi pada banyak anak. Padahal bila di amati secara cermat tanda dan gejala tersebut merupakan manifestasi adanya gangguan pencernaan, yang sangat mungkin berkaitan dengan kesulitan makan pada anak.

GANGGUAN PROSES MAKAN DI MULUT
Proses makan terjadi mulai dari memasukkan makan dimulut, mengunyah dan menelan. Ketrampilan dan kemampuan koordinasi pergerakan motorik kasar di sekitar mulut sangat berperanan dalam proses makan tersebut. Pergerakan morik tersebut berupa koordinasi gerakan menggigit, mengunyah dan menelan dilakukan oleh otot di rahang atas dan bawah, bibir, lidah dan banyak otot lainnya di sekitar mulut. Gangguan proses makan di mulut tersebut seringkali berupa gangguan mengunyah makanan.
Tampilan klinis gangguan mengunyah adalah keterlambatan makanan kasar tidak bisa makan nasi tim saat usia 9 bulan, belum bisa makan nasi saat usia 1 tahun, tidak bisa makan daging sapi (empal) atau sayur berserat seperti kangkung. Bila anak sedang muntah dan akan terlihat tumpahannya terdapat bentukan nasi yang masih utuh. Hal ini menunjukkan bahwa proses mengunyah nasi tersebut tidak sempurna. Tetapi kemampuan untuk makan bahan makanan yang keras seperti krupuk atau biskuit tidak terganggu, karena hanya memerlukan beberapa kunyahan. Gangguan koordinasi motorik mulut ini juga mengakibatkani kejadian tergigit sendiri bagian bibir atau lidah secara tidak sengaja.
Kelainan lain yang berkaitan dengan koordinasi motorik mulut adalah keterlambatan bicara dan gangguan bicara (cedal, gagap, bicara terlalu cepat sehingga sulit dimengerti). Gangguan motorik proses makan ini biasanya disertai oleh gangguan keseimbangan dan motorik kasar lainnya seperti tidak mengalami proses perkembangan normal duduk, merangkak dan berdiri. Sehingga terlambat bolak-balik (normal usia 4 bulan), terlambat duduk merangkak (normal 6-8 bulan) atau tidak merangkak tetapi langsung berjalan, keterlambatan kemampuan mengayuh sepeda (normal usia 2,5 tahun), jalan jinjit, duduk bersimpuh leter “W”. Bila berjalan selalu cepat, terburu-buru seperti berlari, sering jatuh atau menabrak, sehingga sering terlambat berjalan. Ciri lainnya biasanya disertai gejala anak tidak bisa diam, mulai dari overaktif hingga hiperaktif. Mudah marah serta sulit berkonsentrasi, gampang bosan dan selalu terburu-buru.
Gangguan saluran pencernaan tampaknya merupakan faktor penyebab terpenting dalam gangguan proses makan di mulut. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan teori ”Gut Brain Axis”. Teori ini menunjukkan bahwa bila terdapat gangguan saluran cerna maka mempengaruhi fungsi susunan saraf pusat atau otak. Gangguan fungsi susunan saraf pusat tersebut berupa gangguan neuroanatomis dan neurofungsional. Salah satu manifestasi klinis yang terjadi adalah gangguan koordinasi motorik kasar mulut.
Kelainan bawaan adalah gangguan fungsi organ tubuh atau kelainan anatomis organ tubuh yang terjadi sejak pembentukan organ dalam kehamilan.Diantaranya adalah kelainan mulut, tenggorok, dan esofagus: sumbing, lidah besar, tenggorok terbelah, fistula trakeoesofagus, atresia esofagus, Laringomalasia, trakeomalasia, kista laring, tumor, tidak ada lubang hidung, serebral palsi, kelainan paru, jantung, ginjal dan organ lainnya sejak lahir atau sejak dalam kandungan.
Bila fungsi otak tersebut terganggu maka kemampuan motorik untuk makan akan terpengaruh. Gangguan fungsi otak tersebut dapat berupa infeksi, kelainan bawaan atau gangguan lainnya seperti serebral palsi, miastenia gravis, poliomielitis.. Bila kelainan susunan saraf pusat ini terjadi karena kelainan bawaan sejak lahir biasanya disertai dengan gangguan motorik atau gangguan perilaku dan perkembangan lainnya.

GANGGUAN PSIKOLOGIS
Gangguan psikologis dahulu dianggap sebagai penyebab utama kesulitan makan pada anak. Tampaknya hal ini terjadi karena dahulu kalau kita kesulitan dalam menemukan penyebab kesulitan makan pada anak maka gangguan psikologis dianggap sebagai diagnosis keranjang sampah untuk mencari penyebab kesulitan makan pada anak. Untuk memastikan gangguan psikologis sebagai penyebab utama kesulitan makan pada anak harus dipastikan tidak adanya kelainan organik pada anak. Kemungkinan lain yang sering terjadi, gangguan psikologis memperberat masalah kesulitan makan yang memang sudah terjadi sebelumnya.
Gangguan pskologis bisa dianggap sebagai penyebab bila kesulitan makan itu waktunya bersamaan dengan masalah psikologis yang dihadapi. Bila faktor psikologis tersebut membaik maka gangguan kesulitan makanpun akan membaik. Untuk memastikannya kadang sulit, karena dibutuhkan pengamatan yang cermat dari dekat dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Karenanya hal tersebut hanya mungkin dilakukan oleh orang tua bekerjasama dengan psikater atau psikolog.
Pakar psikologis menyebutkan sebab meliputi gangguan sikap negatifisme, menarik perhatian, ketidak bahagian atau perasaan lain pada anak, kebiasaan rewel pada anak digunakan sebagai upaya untuk mendapatkan yang sangat diinginkannya, sedang tertarik permainan atau benda lainya, meniru pola makan orang tua atau saudaranya reaksi anak yang manja.
Beberapa aspek psikologis dalam hubungan keluarga, baik antara anak dengan orang tua, antara ayah dan ibu atau hubungan antara anggota keluarga lainnya dapat mempengaruhi kondisi psikologis anak. Misalnya bila hubungan antara orang tua yang tidak harmonis, hubungan antara anggota keluarga lainnya tidak baik atau suasana keluarga yang penuh pertentangan, permusuhan atau emosi yang tinggi akan mengakibatkan anak mengalami ketakutan, kecemasan, tidak bahagia, sedih atau depresi. Hal itu mengakibatkan anak tidak aman dan nyaman sehingga bisa membuat anak menarik diri dari kegiatan atau lingkungan keluarga termasuk aktifitas makannya
Sikap orang tua dalam hubungannya dengan anak sangat menentukan untuk terjadinya gangguan psikologis yang dapat mengakibatkan gangguan makan. Beberapa hal tersebut diantaranya adalah : perlindungan dan perhatian berlebihan pada anak, orang tua yang pemarah, stress dan tegang terus menerus, kurangnya kasih sayang baik secara kualitas dan kuantitas, urangnya pengertian dan pemahaman orang tua terhadap kondisi psikologis anak, hubungan antara orang tua yang tidak harmonis, sering ada pertengkaran dan permusuhan.

KOMPLIKASI KESULITAN MAKAN
Peristiwa kesulitan makan yang terjadi pada penderita Autis biasanya berlangsung lama. Komplikasi yang bisa ditimbulkan adalah gangguan asupan gizi seperti kekurangan kalori, protein, vitamin, mineral dan anemia (kurang darah). Defisiensi zat gizi ini ternyata juga akan memperberat masalah gangguan metabolisme dan gangguan fungsi tubuh lainnya yang terjadi pada penderita Autis. Keadaan ini tentunya akan menghambat beberapa upaya penanganan dan terapi yang sudah dilakukan selama ini.
Kekurangan kalori dan protein yang terjadi tentunya akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada penderita Autis. Tampilan klinis yang dapat dilihat adalah kegagalan dalam peningkatan berat badan atau tinggi badan. Dalam keadaan normal anak usia di atas 2 tahun seharusnya terjadi peningkatan berat badan 2 kilogram dalam setahun. Pada penderita kesulitan makan sering terjadi kenaikkan berat badan terjadi agak susah bahkan terjadi kecenderunagn tetap dalam keadaan yang cukup lama.

PENANGANAN KESULITAN MAKAN PADA ANAK
Beberapa langkah yang dilakukan pada penatalaksanaan kesulitan makan pada anak yang harus dilakukan adalah : (1). Pastikan apakah betul anak mengalami kesulitan makan Cari penyebab kesulitan makanan pada anak, (2). Identifikasi adakah komplikasi yang terjadi, (3) Pemberian pengobatan terhadap penyebab, (4). Bila penyebabnya gangguan saluran cerna (seperti alergi, intoleransi atau coeliac), hindari makanan tertentu yang menjadi penyebab gangguan.
Gangguan fungsi pencernaan kronis pada anak tampaknya sebagai penyebab paling penting dalam kesulitan makan. Gangguan fungsi saluran cerna kronis yang terjadi seperti alergi makanan, intoleransi makanan, penyakit coeliac dan sebagainya. Reaksi simpang makanan tersebut tampaknya sebagai penyebab utama gangguan-gangguan tersebut. Hal ini bisa dilihat dengan timbulnya permasalahan kesulitan makan ini terbanyak saat usia di atas 6 bulan ketika mulai diperkenalkannya variasi makanan tambahan baru. Penelitian yang dilakukan di Picky Eater Clinic Jakarta menunjukkan, setelah dilakukan penghindaran makanan tertentu pada 218 anak dengan kesulitan makan dengan gangguan intoleransi makanan, alergi makanan, penyakit coeliac, Setelah dilakukan penghindaran makanan selama 3 minggu, tampak perbaikan kesulitan makan sejumlah 78% pada minggu pertama, 92% pada minggu ke dua dan 96% pada minggu ketiga. Gangguan saluran cerna juga tampak membaik sekitar 84% dan 94% penderita antara minggu pertama dan ketiga. Tetapi perbaikan gangguan mengunyah dan menelan hanya bisa diperbaiki sekitar 30%. Mungkin gangguan ini akan membaik maksimal seiring dengan pertambahan usia.
Penanganan dalam segi neuromotorik dapat melalui pencapaian tingkat kesadaran yang optimal dengan stimulasi sistem multisensoris, stimulasi kontrol gerak oral dan refleks menelan, teknik khusus untuk posisi yang baik. Penggunaan sikat gigi listrik dan minum dengan sedotan kadang membantu memperbaiki masalah ini. Aktifitas meniup balon atau harmonika dan senam mulut dengan gerakan tertentu juga sering dianjurkan untuk gangguan ini.
Pemberian suplemen vitamin atau obat tertentu sering diberikan pada kasus kesulitan makan pada anak. Tindakan ini bukanlah cara terbaik untuk menyelesaikan masalah, bila tidak disertai dengan mencari penyebabnya. Kadangkala pemberian vitamin atau obat-obatan justru menutupi penyebab gangguan tersebut, kalau penyebabnya tidak tertangani tuntas maka keluhan tersebut terus berulang. Bila penyebabnya tidak segera terdeteksi maka anak akan tergantung dengan pemberian vitamin tersebut Bila kita tidak waspada terdapat beberapa akibat dari pemberian obat-obatan dan vitamin dalam jangka waktu yang lama.
Selain mengatasi penyebab kesulitan makan sesuai dengan penyebab, harus ditunjang dengan cara pemberian makan yang sesuai untuk anak dengan kesulitan makan pada anak. Karena anak dengan gangguan makan kebiasaan dan perilaku makannya berbeda dengan anak yang sehat lainnya. Kesulitan makan disertai gangguan fungsi saluran cerna biasanya terjadi jangka panjang, dan sebagian akan berkurang pada usia tertentu. Gangguan alergi makanan akan membaik setelah usia setelah usia 5-7 tahun. Tetapi pada kasus penyakit coeliac atau intoleransi makanan terjadi dalam waktu yang lebih lama bahkan tidak sedikit yang terjadi hingga dewasa.









6.Depresi pada anak

Bukanlah hal aneh jika orang dewasa mengalami depresi. Seiring dengan meningkatnya beban hidup di masa sekarang ini, meningkat pula kecenderungan orang untuk menjadi depresi. Tapi, bagaimana jika ini terjadi pada anak kecil yang dianggap belum mempunyai beban hidup? Apakah ada kemungkinan mereka mengalami depresi? Jawabnya ternyata ADA!
Bagaimana cara mengetahui anak kita mengalami depresi? Apakah kesedihan pada anak-anak dianggap tidak wajar? Bagaimana cara membedakan kesedihan dengan depresi pada anak-anak? Semuanya akan dibahas di bawah ini.
Gangguan depresi pada anak sebelumnya tidak terlalu dikenali dan biasanya dianggap sebagai gangguan mood yang normal pada fase perkembangan. Keraguan ini disebabkan karena anak dan remaja dianggap belum matang secara psikologis dan kognitif. Berdasarkan penelitian, anak perempuan memiliki kecenderungan untuk menderita depresi lebih tinggi daripada anak laki-laki.
Depresi merupakan sekelompok penyakit gangguan alam perasaan dengan dasar penyebab yang sama. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap etiologi depresi, khususnya pada anak dan remaja adalah:
1. Faktor genetik
Meskipun penyebab depresi secara pasti tidak dapat ditentukan, faktor genetik mempunyai peran terbesar. Gangguan alam perasaan cenderung terdapat dalam suatu keluarga tertentu. Bila pada suatu keluarga, salah satu orangtua menderita depresi, maka anaknya berisiko dua kali lipat untuk menderita depresi dan apabila kedua orangtuanya menderita depresi maka risiko untuk mendapat gangguan alam perasaan sebelum usia 18 tahun menjadi empat kali lipat.
Pada kembar monozigot, 76% akan mengalami gangguan afektif sedangkan bila kembar dizigot hanya 19%. Pricer (1968) dan Bertelsen et al (1977) melaporkan hasil yang hampir sama. Bagaimana proses gen diwariskan, belum diketahui secara pasti. Bahwa kembar monozigot tidak 100% menunjukkan gangguan afektif, kemungkinan ada faktor non-genetik yang turut berperan.
2. Faktor Sosial
Dilaporkan bahwa orangtua dengan gangguan afektif cenderung akan selalu menganiaya atau menelantarkan anaknya dan tidak mengetahui bahwa anaknya menderita depresi sehingga tidak berusaha untuk mengobatinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status perkawinan orangtua, jumlah sanak saudara, status sosial keluarga, perpisahan orangtua, perceraian, fungsi perkawinan, atau struktur keluarga banyak berperan dalam terjadinya gangguan depresi pada anak.
Ibu yang menderita depresi lebih besar pengaruhnya terhadap kemungkinan gangguan psikopatologi pada anak dibandingkan jika depresi terjadi pada ayah. Beberapa peneliti melaporkan adanya hubungan yang signifikan antara riwayat penganiayaan fisik atau seksual dengan depresi, tetapi mekanismenya belum diketahui secara pasti.
Diyakini bahwa faktor non-genetik seperti faktor fisik maupun lingkungan merupakan pencetus kemungkinan terjadinya depresi pada anak dengan riwayat genetik.
3. Faktor Biologis lainnya
Dua hipotesis yang menonjol mengenai mekanisme gangguan alam perasaan terfokus pada terganggunya regulator sistem monoamin-neurotransmiter, termasuk norepinefrin dan serotonin (5-hidroxytriptamine). Hipotesis lain menyatakan bahwa depresi yang terjadi erat hubungannya dengan perubahan keseimbangan adrenergik-asetilkolin yang ditandai dengan meningkatnya kolinergik, sementara dopamin secara fungsional menurun.
Diduga ada kaitan antara depresi dengan adanya gangguan kesehatan lain, seperti: infeksi virus, anemia, hipotiroid atau hipertiroid, dan epilepsi. Namun penyebab yang pasti dari depresi ini masih belum dapat dipastikan. Diduga kombinasi dari kerentanan genetik (biologi), pengalaman perkembangan yang kurang optimal secara psikologi dan terpapar pada stresor sosial dapat menyebabkan gangguan ini. 90% gejala depresi pada anak dan remaja didahului oleh adanya pemicu.
Faktior risiko yang dapat memicu munculnya depresi:
- adanya riwayat depresi pada keluarga
- episode depresi sebelumnya
- konflik keluarga
- kelemahan dalam bidang akademik
- gangguan cemas atau penyalahgunaan zat
Tidak seperti bintik-bintik merah pada penyakit campak, atau hidung yang memerah pada penyakit flu, gejala depresi tidaklah terlalu konkret, dan sebagai konsekuensinya, seringkali hal ini tidak terdeteksi oleh orangtua. Berikut ini adalah tanda-tanda depresi:
- Keluhan fisik seperti sakit kepala, sakit sendi dan otot, sakit perut, dan rasa lelah
- Sering bolos sekolah atau sikapnya di sekolah tidak baik
- Adanya maksud dan usaha untuk lari dari rumah
- Berteriak tanpa kejelasan, sering menangis atau mengeluh terhadap segala sesuatu
- Merasa cepat bosan
- Tidak ada minat untuk bermain dengan teman-temannya
- Penggunaan zat atau alkohol
- Tidak mau berkomunikasi dan berteman lagi
- Takut akan kematian
- Sangat sensitif terhadap penolakan dan kegagalan
- Sering menunjukkan rasa marah, bermusuhan, dan sikap yang mudah tersinggung
- Perilaku yang membahayakan dan ceroboh
- Kesulitan dalam menjalin hubungan dengan teman atau orang lain
- Konsentrasi yang buruk yang dapat berhubungan dengan nilai sekolahnya
- Tangis terus menerus dan kesedihan persisten
- Kurangnya antusiasme atau motivasi
- Kelelahan kronis atau kekurangan energi
- Menarik diri dari keluarga, teman dan aktivitas yang tadinya disukai
- Perubahan kebiasaan makan dan tidur (adanya kenaikan atau penurunan berat badan yang terlihat jelas, suka sekali tidur atau sulit tidur)
- Suka lupa
- Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan
- Perkembangan mayor yang tertunda (pada balita – tidak berjalan, berbicara atau mengekspresikan diri)
- Bermain yang melibatkan kekerasan, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, atau dengan tema yang sedih
- Seringnya muncul pembicaraan mengenai kematian atau bunuh diri.
Depresi harus dibedakan dengan kesedihan yang normal dan gangguan psikiatris lainnya. Sebelum diagnosis psikiatris ditegakkan, kondisi organik yang mirip ataupun yang menimbulkan gejala-gejala psikiatris harus disingkirkan terlebih dahulu seperti gangguan organik, intoksikasi zat, ketergantungan dan abstinensi, distimia, siklotimia, gangguan kepribadian, berkabung, serta gangguan penyesuaian.
Keadaan seperti ini sangat bervariasi, sehingga pengetahuan tentang perkembangan anak normal dan penyakit fisik dengan manifestasi psikiatris sangat diperlukan untuk dapat menegakkan diagnosis yang akurat.
Bagaimana mengobati depresi anak?
Perawatan di rumah sakit perlu dipertimbangkan sesuai dengan indikasi, misalnya penderita cenderung mau bunuh diri, atau adanya penyalahgunaan atau ketergantungan obat. Pada umumnya, penderita berhasil ditangani dengan rawat jalan. Sekali diagnosis depresi berat ditegakkan pada anak, psikoterapi dan medikasi merupakan terapi yang harus diberikan. Namun, pengobatan selalu bersifat individual, tergantung pada hasil pertimbangan evaluasi anak dan keluarganya, termasuk kombinasi terapi individu, terapi keluarga, serta konsultasi dengan pihak sekolah.
Pengobatan populasi depresi pada umumnya bersifat multi modal, meliputi anak, orangtua, dan sekolah untuk memperpendek episode depresi. Pada anak yang mengalami depresi, pengembangan kognitif dan emosi merupakan intervensi psikoterapetik yang harus dibangun. Beberapa pendekatan psikoterapi berbeda yang digunakan telah menunjukkan hasil, seperti:
• Psikoterapi perorangan (individual psychotherapy)
• Terapi bermain (play therapy)
• Terapi berorientasi kesadaran (insight-oriented therapy)
• Terapi tingkah laku (behavioral therapy)
• Model stres hidup (life stress model)
• Psikoterapi kognitif (cognitive psychotherapy)
• Lain-lain, seperti terapi kelompok (group therapy), latihan orangtua (parent training), terapi keluarga (family training), pendidikan remedial (remedial education), dan penempatan di luar rumah (out of homeplacement).
Sedangkan, farmakoterapi yang sering digunakan:
1. Golongan antidepresi trisiklik: Amitriptilin, Imipramin, dan Desipramin.
Berbeda dengan orang dewasa, pada anak tidak menunjukkan perbedaan yang berarti antara antidepresi golongan trisiklik dengan plasebo. Obat ini bersifat kardiotoksik dan cenderung berakibat fatal bila melampaui dosis.
2. Golongan obat yang bekerja spesifik menghambat ambilan serotinin: fluoksetin dan sertralin.
Obat ini memberikan harapan yang cerah dalam pengobatan depresi pada anak dan remaja. Merupakan obat pilihan pertama pada anak dan remaja karena dapat ditoleransi dengan baik dan efek yang merugikan lebih sedikit dibandingkan dengan antidepresi golongan trisiklik. Sayangnya, sedikit sekali penelitian tentang pengobatan rumatan (maintenance) pada anak dan remaja. Dibandingkan dengan usia dewasa, pada masa remaja cenderung berkembang untuk agitasi atau menjadi mania bila mereka mendapat SSRIs (Selective Serotinine Reuptake Inhibitors). Obat ini juga dapat menurunkan libido.
3. Litium karbonat
Obat ini telah digunakan untuk pengobatan anak dan remaja yang mengalami agresi, mania, depresi, dan masalah tingkah laku, tetapi lebih berguna pada kasus yang berisiko menjadi bipolar.
Apabila depresi berat tidak diobati dan terus berlangsung dalam kurun waktu 7-12 bulan, maka akan berlanjut menjadi episode depresi berulang (recurrent) dengan gangguan sosial yang persisten antar dua episode. Semakin muda usia mulainya depresi, semakin jelek prognosisnya, tetapi erat hubungannya dengan faktor genetik. Anak yang mengalami depresi berat cenderung untuk menderita depresi berat berulang dan gangguan bipolar. Kebanyakan yang sembuh dalam beberapa bulan, kembali relaps 1-2 tahun kemudian.
Jadi, depresi dapat terjadi pada anak sebagaimana orang dewasa dan insidennya cenderung meningkat sehingga perlu diagnosis dini untuk memperoleh hasil terapi yang efektif. Psikoterapi yang sesuai dengan perkembangan anak merupakan pilihan awal sebelum farmakoterapi.





7.Gangguan Saraf Bisa Pengaruhi Proses Persepsi Anak
ADA kalanya gangguan saraf yang dialami anak bisa mempengaruhi proses persepsi atau pemrosesan informasi anak tersebut, sehingga ia tidak dapat merasakan adanya perhatian yang diarahkan padanya. Contohnya, ada kasus seorang bayi yang rewel terus dan restless karena dalam tubuhnya terdapat unsur cocaine atau zat addictive yang sudah mempengaruhi pertumbuhan struktur saraf otak sejak masa konsepsi (pembentukan jaringan).
Problem ini bisa disebabkan masalah alkoholisme atau obat-obatan yang biasa dikonsumsi orangtua sebelum dan selama masa kehamilan; atau karena efek samping obat-obatan yang harus diminum anak akibat penyakit yang sedang dideritanya.
Dampak problem kelekatan
anak dengan orangtua. Anak-anak yang kebutuhan emosionalnya tidak terpenuhi akibat problem kelekatan yang dialami, berpotensi mengalami maralah intelektual, masalah emosional dan masalah moral dan sosial di kemudian hari.
Masalah intelektual
mempengaruhi kemampuan pikir seperti halnya memahami proses sebab-akibat.
Ketidakstabilan atau ketidakkonsistenan sikap orangtua, mempersulit anak melihat hubungan sebab-akibat dari perilakunya dengan sikap orangtua yang diterimanya. Dampaknya akan meluas pada kemampuannya dalam memahami kejadian atau peristiwa-peristiwa lain yang dialami sehari-hari. Akibatnya, anak jadi sulit belajar dari kesalahan yang pernah dibuatnya.
Kesulitan belajar.
Kurangnya kelekatan dengan orangtua, membuat anak lamban dalam memahami baik itu instruksi maupun pola-pola yang seharusnya bisa dipelajari dari perlakuan orangtua terhadapnya atau kebiasaan yang dilihat atau dirasakannya.
Sulit mengendalikan dorongan. Kebutuhan emosional yang tidak perpenuhi, membuat anak sulit menemukan kepuasan atas situasi atau perlakuan yang diterimanya, meski bersifat positif. Ia akan terdorong untuk selalu mencari dan mendapatkan perhatian orang lain. Untuk itu, ia berusaha sekuat tenaga, dengan caranya sendiri untuk mendapatkan jaminan bahwa dirinya bisa mendapatkan apa yang diinginkan.
Menurut sebuah hasil penelitian, problem kelekatan yang dialami anak sejak usia dini, dapat mempengaruhi kemampuan bicaranya. Dalam dunia psikologi, hingga usia 2 tahun dikatakan sebagai masa oral, di mana seorang anak mendapat kepuasan melalui mulut (menghisap-mengunyah makanan dan minuman). Oleh sebab itulah proses menyusui menurut para ahli merupakan proses yang amat penting untuk membangun rasa aman yang didapat dari pelukan dan kehangatan tubuh sang ibu. Ada kemungkinan anak yang mengalami hambatan pada masa ini akan mengalami kesulitan atau keterlambatan bicara.
Memang, secara psikologis anak yang merasakan ketidaknyamanan akan kurang percaya diri dalam mengungkapkan keinginannya. Atau, kurangnya kelekatan tersebut membuat anak berpikir bahwa orangtua tidak mau memperhatikannya sehingga ia lebih banyak menahan diri. Akibatnya, anak jadi tidak terbiasa mengungkapkan diri, berbicara atau mengekspresikan diri lewat kata-katanya.
Ada pula penelitian yang mengatakan, bahwa melalui komunikasi yang hangat seorang ibu terhadap bayinya, lebih memacu perkembangan kemampuan bicara anak karena si anak terpacu untuk merespons kata-kata ibunya.
Ada banyak orangtua yang kurang responsif/kurang tanggap terhadap tangisan bayinya. Mereka takut jika terlalu menuruti tangisan bayinya, kelak ia akan jadi anak manja dan menjajah orangtua.
Padahal, tangisan seorang bayi adalah suatu cara untuk mengkomunikasikan adanya kebutuhan seperti halnya rasa lapar atau haus. Ketidakkonsistenan orangtua dalam menanggapi kebutuhan fisiologis anak, akan ikut mengacaukan proses metabolisme dan pola makan anak.
Ketiadaan perhatian orangtua, sering mendorong anak membangun image bahwa dirinya mandiri dan mampu hidup tanpa bantuan siapa pun. Image itu berusaha keras ditampilkan untuk menutupi kenyataan yang sebenarnya.
Padahal, dalam dirinya tersimpan ketakutan, rasa kecewa, marah, sakit hati terhadap orangtua, sementara ia juga menyimpan persepsi yang buruk terhadap diri sendiri. Ia merasa tidak diperhatikan, merasa disingkirkan, merasa tidak berharga, sehingga orangtua tidak mau mendekat padanya (dan, memang ia juga merasa tidak ingin didekati).
8.Masalah Ngompol Pada Anak
Apa itu ngompol?
Ngompol atau sering juga disebut dengan nokturnal enuresis ialah pengeluaran urine yang tidak disadari pada saat tidur. Terkadang definisi ngompol juga digunakan untuk menyebut anak anak yang gagal mengontrol pengeluaran urine saat mereka terjaga.
Apa saja jenis ngompol ?
Menurut terjadinya, ngompol dapat dibagi dua yaitu :
Enuresis/Ngompol Primer – ngompol yang terjadi sejak bayi dan
Enuresis/Ngompol Sekunder – ngompol yang kembali terjadi setelah sang anak tidak pernah ngompol lagi minimal 6 bulan.
Apakah ngompol primer itu?
Ngompol primer terjadi diduga akibat dari keterlambatan proses pematangan sistem saraf pada anak anak. Pada usia 5 tahun, kurang lebih 20% dari anak anak akan ngompol sekali dalam sebulan. Dari jumlah itu, 5% dari anak laki laki dan 1% dari anak perempuan akan ngompol pada malam hari. Memasuki usia 6 tahun, prosentase anak yang ngompol akan berkurang menjadi 10% dan sebagian besar adalah anak laki laki. Prosentase anak yang ngompol setiap tahun akan terus berkurang menjadi setengahnya setelah sang anak melewati usia 5 tahun. Ada pula ahli yang menghubungkan riwayat keluarga dengan ngompol primer ini. Jika salah satu dari orang tuanya mempunyai kebiasaan ngompol maka kemungkinan 45% anaknya akan mempunyai kebiasaan yang sama.
Apa yang menjadi masalah utama dari ngompol primer?
Masalah utama yang dihadapi oleh anak anak pengompol primer adalah ketidakmampuan otak untuk menangkap sinyal yang dikirimkan oleh kandung kencing yang sudah penuh saat sang anak terlelap. Kenyataannya, kapasitas kandung kencing pada anak pengompol lebih kecil daripada anak anak yang normal.
Apakah ngompol primer ada hubungannya dengan masalah emosional?
Beberapa orang tua mempercayai bahwa kebiasaan ngompol primer yang terjadi pada anak anak mereka disebabkan oleh karena faktor emosional. Namun tidak ada penelitian di bidang kedokteran yang mampu membuktikan pernyataan ini.
Bagaimana mengatasi ngompol primer?
Cara mengatasi ngompol primer sangat berhubungan dengan waktu. Kesabaran dan peran serta orang tua sangat diharapkan. Namun tidak sedikit dari mereka yang frustasi dengan lamanya sang anak mengalami ngompol primer dan mencoba melakukan berbagai cara untuk mengatasinya termasuk dengan memberikan penghargaan atau hadiah bila sang anak tidak ngompol. Ternyata tindakan ini cukup berhasil dalam mengatasi ngompol primer. Tujuh puluh lima persen dari anak pengompol primer mengalami kemajuan yang berarti dengan cara ini. Orang tua yang selalu memotivasi anaknya untuk mengontrol kebiasaan ngompol sangat berpengaruh terhadap kemampuan sang anak dalam mengendalikan pengeluaran urine.
Seberapa sering kejadian ngompol sekunder?
Hanya sekitar 2%-3% dari anak pengompol yang kebiasaan ngompolnya disebabkan oleh karena faktor penyakit. Faktor inilah yang menjadi penyebab utama terjadinya ngompol sekunder.
Penyakit apa saja yang menyebabkan ngompol sekunder?
Infeksi saluran kemih, gangguan metabolisme (kencing manis usia dini), tekanan berlebihan pada kandung kencing, dan gangguan saraf tulang belakang. Tekanan yang berlebihan pada kandung kencing terutama disebabkan oleh karena gangguan pengeluaran kotoran sehingga akumulasi kotoran pada usus besar akan menekan kandung kencing.
Bagaimana mendiagnosa penyebab ngompol?
Umumnya, wawancara lengkap tentang riwayat keluhan yang dialami pasien dan pemeriksaan fisik sudah bisa memberikan gambaran tentang penyebab terjadinya ngompol sekunder. Akan lebih lengkap lagi bila ditambahkan dengan pemeriksaan urine dan biakan kuman urine. Pada ngompol sekunder kadang diperlukan pemeriksaan radiologi dan laboratorium yang lebih lengkap.
Bagaimana mengobati ngompol sekunder?
Pengobatan ngompol sekunder sangat tergantung dari penyebab yang mendasarinya. Dengan diobatinya penyakit yang mendasari maka diharapkan gangguan ngompol tidak akan terjadi lagi. Keberhasilan dari pengobatan ini tergantung dari keberhasilan dalam menemukan dan mengobati penyakit yang mendasari tersebut.

9. Anak yang Kesulitan Belajar

PENGERTIAN MASALAH
Karena masalah anak yang lamban belajar berbeda-beda, maka sulit untuk menetapkan secara akurat masalah mereka yang sebenarnya, bahkan juga belum ada data angka yang tepat dari hasil terapi bagi anak yang lamban belajar. Sebenarnya, masalah ini sangat menarik perhatian para ahli dari berbagai bidang, misalnya para pendidik, psikiater, ahli saraf, dokter anak, dokter spesialis mata dan telinga, juga ahli bahasa. Mereka setelah melihat masalah ini dari sudut pandang yang berbeda-beda, akhirnya secara umum dapat disimpulkan ada dua faktor penyebab anak mengalami kesulitan belajar, yaitu faktor penyakit dan faktor perilaku.
Dari sudut pandang kedokteran, kelambanan anak dalam belajar dianggap berhubungan erat dengan ketidaknormalan dalam otak. Oleh sebab itu, mereka menjelaskan adanya luka pada otak, kurang darah, dan ketidaknormalan dalam saraf sebagai unsur penyebab kelambanan belajar. Dari sudut pandang ahli psikologi, mereka berusaha menyelidiki masalah dari perilaku dan kejiwaan anak yang lamban. Mereka menjelaskan adanya gangguan dalam masalah kognitif, yaitu membaca, menghitung, dan berbahasa.
PERNYATAAN MASALAH
Departemen Pendidikan Amerika Serikat bagian anak cacat telah menjelaskan standar penentuan bagi anak yang lamban belajar dalam hal penyampaian secara lisan, pengertian secara lisan, penyampaian tertulis, teknik membaca, pengertian membaca, penghitungan matematika, serta kemampuan berpikir logis. Dengan angka IQ, dibedakanlah derajat kelambanan belajar. Bila tidak mencapai nilai standar normal, seorang anak akan dipandang mengalami kelambanan dalam belajar. Tes IQ sendiri telah digunakan secara luas sejak dulu. Meski akhir-akhir ini para ahli mulai meragukan apakah cara penilaian ini dapat dipercaya, namun pada umumnya tingkat kelambanan dalam belajar seorang anak sesuai dengan hasil tes IQ.
Dari sisi pelajaran dan pertumbuhan jasmani hambatan belajar dapat diselidiki.
  1. Segi pelajaran
    Dalam segi pelajaran, hambatan bagi anak dapat dilihat dari kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Pada umumnya bila terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan belajar dengan hasil pelajaran, dapat disimpulkan anak tersebut mengalami kelambanan belajar.
  2. Segi pertumbuhan fisik
    Hal ini meliputi beberapa hal: berbicara, berpikir, mengingat, dan hambatan fungsi indra. Hambatan berbicara merupakan hambatan belajar yang sering terdapat pada tingkat anak prasekolah, dan umumnya mengakibatkan anak terlambat bicara. Sedangkan masalah hambatan dalam berpikir terlihat dari anak yang mengalami kesulitan dalam membentuk konsep, mengaitkan apa yang dipikirkan, dan memecahkan masalahnya. Seorang anak yang memiliki hambatan dalam mengingat akan kesulitan mengingat apa yang telah ia lihat dan ia dengar, padahal daya ingat merupakan syarat utama untuk belajar. Anak juga tidak mampu memusatkan pikiran pada sesuatu yang harus dipilihnya, ia hanya berlari terus ke sana ke mari, dan tidak memiliki konsentrasi belajar dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan hambatan fungsi indra termasuk hambatan dalam penglihatan dan pendengaran.
PENYEBAB MASALAH
  1. Faktor keturunan
    Di Swedia, Hallgren (1950) melakukan penelitian dengan objek keluarga dan menemukan rata-rata anggota keluarga tersebut mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, dan mengeja. Kesimpulannya, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor keturunan. Ahli lainnya, Hermann (1959), mempelajari dan membandingkan anak-anak kembar yang berasal dari satu sel telur. Ia memperoleh kesimpulan bahwa anak kembar dari satu sel itu lebih mempunyai kesamaan dalam hal kesulitan membaca daripada anak kembar dari dua sel telur.
  2. Fungsi otak kurang normal
    Ada pendapat yang menyatakan bahwa anak yang lamban belajar mengalami masalah pada saraf otaknya. Pendapat ini telah menjadi perdebatan yang cukup sengit. Beberapa peneliti menganggap bahwa terdapat kesamaan ciri pada perilaku anak yang lamban belajar dengan anak yang abnormal. Hanya saja, anak yang lamban belajar memiliki adanya sedikit tanda cedera pada otak. Oleh sebab itu, para ahli tidak terlalu menganggap cedera otak sebagai penyebabnya, kecuali ahli saraf membuktikan masalah ini. Mereka menyebutnya sebagai “disfungsi otak” ketimbang “cedera otak”. Sebenarnya, sangatlah sulit untuk memastikan bahwa keadaan itu disebabkan oleh cedera otak.
  3. Masalah organisasi berpikir
    Anak yang lamban belajar akan mengalami kesulitan dalam menerima penjelasan tentang dunia luas. Mereka tidak mampu berpikir secara normal. Misalnya, anak yang sulit membaca akan sulit pula merasakan atau menyimpulkan apa yang dilihatnya. Para ahli berpendapat bahwa mereka perlu dilatih berulang-ulang, dengan tujuan meningkatkan daya belajarnya.
  4. Kekurangan gizi
    Berdasarkan penelitian terhadap anak dan binatang, ditarik suatu kesimpulan bahwa ada kaitan yang erat antara kelambanan belajar dengan kekurangan gizi. Walau pendapat tersebut tidak seluruhnya benar, tetapi banyak bukti menyatakan bila pada awal pertumbuhan seorang anak sangat kekurangan gizi, keadaan itu akan memengaruhi perkembangan saraf utamanya, dan tentunya membawa dampak yang kurang baik dalam proses belajar.
  5. Faktor lingkungan
    Pengaruh lingkungan, gangguan nalar, dan emosi, ketiganya mempunyai ciri khas yang sama, yaitu dapat mengakibatkan kesulitan belajar. Yang dimaksud dengan faktor lingkungan ialah hal-hal yang tidak menguntungkan yang dapat mengganggu perkembangan mental anak, misalnya keluarga, sekolah, masyarakat, dan lain-lain. Gangguan tersebut mungkin berupa kepedihan hati, tekanan keluarga, dan kesalahan dalam menangani anak. Meskipun faktor ini dapat memengaruhi, tetapi bukan merupakan satu-satunya faktor penyebab terjadinya hambatan. Yang pasti, faktor tersebut bisa mengganggu ingatan dan daya konsentrasinya. Dan dari pengalaman dapat dipetik pelajaran bahwa lingkungan yang tidak menguntungkan sedikit banyak bisa memengaruhi kecepatan belajar.
PENYELESAIAN MASALAH
  1. Pemeliharaan sejak dini
    Bila faktor lingkungan merupakan penyebab utama mundurnya daya ingat dalam berpikir, pencegahan awalnya mungkin dengan mengubah lingkungan masyarakat dan lingkungan belajarnya. Perawatan sejak dini juga akan bermanfaat untuk pencegahan. Dalam suatu penelitian, setiap anak tinggal di dalam kamar yang berbeda dan hidup bersama dengan orang dewasa. Mereka mendapat perawatan yang khusus serta cermat dari para perawat wanita yang berpendidikan rendah. Dari hasil tes IQ terlihat adanya kemajuan. Dari sini dapat disimpulkan perawatan dini dan pemeliharaan secara khusus dapat menolong mengurangi tingkat kelambanan belajar.
  2. Pengembangan secara keseluruhan
    Usahakan agar anak mau mengembangkan bakatnya sebagai upaya mengalihkan perhatiannya dari kelemahan pribadi yang telah membuat mereka kecewa dan apatis. Pengalaman dalam pelbagai hal akan membuat anak mengembangkan kemampuannya, dan pengalaman yang sukses akan membangun konsep harga diri yang sehat.
  3. Lembaga pendidikan khusus atau umum
    Suatu penelitian dilakukan untuk membuktikan apakah dalam upaya untuk menolong, anak yang lamban belajar sebaiknya bergabung dalam lembaga pendidikan khusus atau lembaga pendidikan umum. Hasilnya, tidak diperoleh suatu kepastian karena adanya perbedaan pendapat. Kesimpulannya, dari segi nalar tidak ditemukan adanya peningkatan ketika anak berada di lembaga pendidikan khusus. Hasil belajarnya pun tidak lebih baik dibandingkan dengan mereka yang bergabung di lembaga pendidikan umum. Dalam hal pergaulan, mereka yang ada di lembaga pendidikan umum mungkin mengalami perasaan seperti diasingkan oleh teman-temannya, tetapi di sana mereka dapat memiliki harga diri yang lebih tinggi daripada yang mengikuti pendidikan di lembaga khusus. Bagi anak yang lamban belajar, yang terpenting bukanlah di mana mereka disekolahkan, tetapi bagaimana mereka mendapatkan pengaturan lingkungan belajar yang ideal.
  4. Memberikan pelajaran tambahan
    Sekolah dapat mengatur atau menambah guru khusus untuk menolong kebutuhan belajar anak. Dapat juga dengan menyediakan program belajar melalui komputer. Dengan demikian, mereka dapat belajar tanpa tekanan dan memperoleh kemajuan yang sesuai dengan kemampuan diri sendiri. B.F. Skinner mengatakan bahwa penggunaan mesin mengajar akan sangat bermanfaat bagi mereka. Dewasa ini komputer telah menjadi alat pendidikan yang populer. Gereja atau sekolah dapat menggunakannya untuk mendidik anak yang lamban belajar.
  5. Latihan indra
    Kesulitan belajar bagi anak yang lamban berhubungan erat dengan intelektualitasnya. Jadi, penting juga untuk memberikan beberapa teknik latihan indra kepada mereka.
  6. Prinsip belajar
    Semua usaha yang melatih anak untuk meningkatkan daya belajarnya, sebaiknya memerhatikan prinsip dan keterampilan belajar.
  7. Dukungan orang tua
    Dorongan dan bantuan orang tua erat hubungannya dengan hasil belajar anak yang lamban. Bila dalam mengulangi apa yang dipelajari di sekolah, orang tua bekerja sama dengan guru dalam memberikan metode dan pengarahan yang sama, tentu akan diperoleh hasil yang lebih baik. Bila memungkinkan, ibu boleh meminta izin untuk mengamati proses belajar mengajar di sekolah. Ikutilah seminar-seminar mengenai anak yang lamban belajar untuk menambah wawasan Anda.
    1. Latihan indra
      Dengan latihan ini anak dilatih untuk mengenal lingkungan melalui penglihatan, pendengaran, atau perabaan. Misalnya, mengenal benda melalui perbedaan bentuk atau suara. Dengan mata tertutup anak diajak untuk mengenal bentuk, kasar, atau halus suatu benda. Semua latihan tersebut dapat mempertajam indra anak.
    2. Latihan koordinasi
      Hal-hal yang termasuk dalam latihan koordinasi ialah menggunting, mewarnai, meronce, mengikat, melakukan estafet, atau gerakan lainnya. Latihan tersebut kemudian disatukan dengan gerakan dalam kehidupan sehari-hari seperti: memakai atau menanggalkan sepatu, menyikat gigi, menyisir rambut, menuang air, dan sebagainya.
    3. Latihan konsentrasi
      Melalui latihan ini anak dilatih untuk memerhatikan rangsangan-rangsangan yang ada di luar, melalui permainan, nyanyian, meniru gerakan guru, bermain kartu, atau berkejar-kejaran untuk melatih konsentrasinya.
    4. Latihan keseimbangan
      Rasa keseimbangan akan menenteramkan emosi anak dan menolong melatih gerak-gerik tubuh mereka. Misalnya, belajar berbaris, menari, menaiki papan titian, senam irama, dan sebagainya.
    1. Usahakan agar anak lebih banyak mengalami sukacita karena keberhasilannya. Hindarkan kegagalan yang berulang-ulang.
    2. Dorong anak untuk mencari tahu jawaban yang benar atau salah dengan usahanya sendiri. Dengan demikian, anak dapat dipacu semangatnya untuk belajar.
    3. Beri dukungan moril atas setiap perubahan sikap anak agar mereka puas. Kadang-kadang berilah hadiah kepada anak.
    4. d. Perhatikan taraf kemajuan belajar anak, jangan sampai kurang tantangan dan terlalu banyak mengalami kegagalan.
    5. Lakukan latihan secara sistematis dan bertahap sehingga mencapai kemajuan belajar.
    6. Boleh memberikan pengalaman berulang yang cukup, tetapi jangan diberikan dalam jangka pendek.
    7. Jangan merencanakan pelajaran yang terlampau banyak bagi murid.
    8. h. Gunakan teknik bahasa yang melibatkan lebih banyak penggunaan indra.
    9. Lingkungan belajar yang sederhana akan mengurangi rangsangan yang tidak diinginkan. Aturlah tempat duduk sedemikian rupa agar mereka tidak merasa terganggu.

10.Gagap Pada Anak, Tips Untuk Orang Tua

Apakah gagap itu? Gagap adalah suatu gangguan kelancaran berbicara. Anak usia 2 sampai 5 tahun sering mengulang-ulang kata-kata atau bahkan seluruh kalimat yang diucapkan kepadanya. Ia kadang-kadang juga mengucapkan ungkapan-ungkapan seperti “ee” atau “mm”  saat ia berbicara. Hal ini dianggap normal bila terjadi pada anak yang masih belajar berbicara.
Anak pada golongan usia tersebut masih mempelajari cara berbicara, mengembangkan kendali terhadap otot-otot berbicaranya, mempelajari kata-kata baru, menyusun kata-kata dalam suatu kalimat, dan mempelajari bagaimana cara bertanya serta mempelajari “akibat” dari kata-kata yang mereka ucapkan. Oleh karena itu, anak pada golongan usia tersebut umumnya masih mengalami gangguan kelancaran berbicara.

Apakah Penyebab Gagap?

Banyak orang tua yang merasa bahwa gagap disebabkan oleh cara mendidik anak atau pola pengasuhan orang tua yang salah. Tetapi menurut para ahli, gagap tidak disebabkan oleh perilaku orang tua. Kenyataannya, penyebab gagap sampai saat ini belum dapat dijelaskan secara pasti. Gagap merupakan suatu keadaan yang sangat rumit dan banyak berkaitan dengan hal-hal lain.
Anak laki-laki lebih banyak mengalami gagap dari pada anak perempuan dengan perbandingan tiga banding satu. Hal ini berkaitan dengan faktor-faktor lingkungan, seperti stres.
Tanda-Tanda Awal
Umumnya tanda-tanda awal kegagapan terlihat pada usia dua tahun atau pada saat anak mulai belajar merangkai kata-kata menjadi suatu kalimat. Sering kali orang tua merasa jengkel dengan kegagapan anak, tetapi hal ini merupakan hal yang umum ditemui saat anak masih dalam tahap perkembangan berbicara. Kesabaran merupakan sikap terpenting yang harus dimiliki oleh orang tua selama anak berada dalam tahap ini. Seorang anak mungkin mengalami gangguan kelancaran berbicara selama beberapa minggu atau bulan dengan gejala yang hilang timbul. Sebagian besar anak akan lancar berbicara dan tidak akan gagap lagi bila kegagapannya itu dimulai pada usia kurang dari 5 tahun.
Anak Usia Sekolah
Saat anak mulai memasuki usia sekolah, kemampuan dan keterampilan berbicaranya akan semakin terasah. Umumnya anak akan semakin lanca berbicara dan ia sudah tidak gagap lagi. Jika ia masih gagap, umumnya pada usia tersebut ia sudah mulai merasa malu akan hal tersebut. Anak seperti ini membutuhkan latihan khusus untuk membantunya dalam berkomunikasi.

Bantuan Yang Diperlukan

Seorang anak sebaiknya mulai mendapat bantuan  khusus bila:
-          orang tua mulai merasa khawatir akan kelancaran berbicara anaknya
-          anak terlalu sering mengulang kata-kata atau bahkan seluruh kalimat
-          pengulangan suara-suara seperti “aa” semakin sering diucapkannya
-          anak tampak kesulitan saat akan berbicara
-         lkelancaran berbicaranya semakin berat
-          mimik muka anak tampak tegang saat berbicara
-          suara anak terdengar tegang saat mengucapkan kata-kata bernada tinggi
-          anak sering menghindari keadaan dimana ia harus berbicara
Jika ada tanda-tanda diatas yang tampak saat anak berbicara maka sebaiknya orang tua mulai menghubungi dokter atau ahli terapi bicara. Semakin dini bantuan yang diberikan kepada seorang anak maka semakin baik pula hasil yang akan diperoleh.
http://rohmatulummah19.blogspot.com/p/masalah-masalah-psikologi-pada-anakyang.html