Teori Perpustakaan
Pada
zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting. Karena
pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang
telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa
menjawab tantangan kehidupan. Untuk memperoleh pendidikan, banyak cara yang
dapat kita capai. Diantaranya melalui perpustakaan. Karena di perpustakaan
berbagai sumber informasi bisa kita peroleh, selain itu banyak juga manfaat
lain yang dapat kita peroleh melalui perpustakaan. Ketika kita mendengar kata
perpustakaan, dalam benak kita langsung terbayang sederetan buku-buku yang
tersusun rapi di dalam rak sebuah ruangan. Pendapat ini kelihatannya benar,
tetapi kalau kita mau memperhatikan lebih lanjut, hal itu belumlah lengkap.
Karena setumpuk buku yang diatur di rak sebuah toko buku tidak dapat disebut
sebagai sebuah perpustakaan.
Memang
pengertian perpustakaan terkadang rancu dengan dengan istilah – istilah
pustaka, pustakawan, kepustakawanan, dan ilmu perpustakaan. Secara harfiah,
perpustakaan sendiri masih dipahami sebagai sebuah bangunan fisik tempat
menyimpan buku – buku atau bahan pustaka. Untuk itu, pada pembahasan kali ini
akan dikupas secara mendalam tentang pengantar umum perpustakaan yang meliputi
: pengertian perpustakaan, maksud dan tujuan pendirian perpustakaan, jenis –
jenis perpustakaan, peranan, tugas, dan funsi perpustakaan, aktifitas pokok
perpustakaan, dan perpustakaan sebagai disiplin ilmu.
Perpustakaan
diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan
terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang
digunakan pembaca bukan untuk dijual ( Sulistyo, Basuki ; 1991 ).
Ada
dua unsur utama dalam perpustakaan, yaitu buku dan ruangan. Namun, di zaman sekarang,
koleksi sebuah perpustakaan tidak hanya terbatas berupa buku-buku, tetapi bisa
berupa film, slide, atau lainnya, yang dapat diterima di perpustakaan sebagai
sumber informasi. Kemudian semua sumber informasi itu diorganisir, disusun
teratur, sehingga ketika kita membutuhkan suatu informasi, kita dengan mudah
dapat menemukannya.
Dengan
memperhatikan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah
suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur
secara sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi.
( Sugiyanto )
Menurut
RUU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi
yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara
khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam
cara interaksi pengetahuan.
Perpustakaan
adalah fasilitas atau tempat menyediakan sarana bahan bacaan. Tujuan dari
perpustakaan sendiri, khususnya perpustakaan perguruan tinggi adalah memberikan
layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat
dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Wiranto dkk,1997).
Secara
umum dapat simpulkan bahwa pengertian perustakaan adalah suatu institusi unit kerja
yang menyimpan koleksi bahan pustaka secara sistematis dan mengelolanya dengan
cara khusus sebagai sumber informasi dan dapat digunakan oleh pemakainya.
Namun,
saat ini pengertian tradisional dan paradigma lama mulai tergeser seiring
perkembangan berbagai jenis perpustakaan, variasi koleksi dalam berbagai format
memungkinkan perpustakaan secara fisik tidak lagi berupa gedung penyimpanan
koleksi buku.
Banyak
kalangan terfokus untuk memandang perpustakaan sebagai sistem, tidak lagi
menggunakan pendekatan fisik. Sebagai sebuah sistem perpustakaan terdiri dari
beberapa unit kerja atau bagian yang terintergrasikan melalui sistem yang
dipakai untuk pengolahan, penyusunan dan pelayanan koleksi yang mendukung
berjalannya fungsi – fungsi perpustakaa
Pengertian
Perpustakaan
Teminologi perpustakaan
dalam bahasa inggris adalah library.Reitz(2004) menyatakan bahwa istilah
library berasal dari liber yang artinya buku.Dari istilah itu terbentuklah
istilsh librarius yang artinya tentang buku.Dalam bahasa greek dan romance
istilah yang berbsesuaian adalah bibliotheca.Dari istilah ini maka dalam bahasa
Belanda perpustakaan disebut bibliotheek,dalam bahasa Jerman disebut
bibliothek,dalam bahasa Prancis bibliotheque dan pada bahasa Spanyol
bibliotheca serta dalam bahasa portugis bibliotheca.Akan tetapi semua kata
tersebut berasal dari bahasa Yunani dari kata biblia yang artinya juga tentang
buku,kitab.Termasuk istilah kitab suci bible,yang juga berasal dari kata
biblia.Oleh karena itu,bible diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi
al-kitab.
Lebih
jauh reitz mendefenisikan perpustakaan sebagai berikut:A collection or group of
collection of books and/or other material organized and maintained for use
reading,consultation,study,research,are staffed by librarians and other
personel trined to provide service to meet user needs.Defenisi ini mudah
dimengerti,perpustakaan adalah koleksi atau sekumpulan koleksi buku atau bahan lainnya yang diorganisasikan dan
dipelihara untuk dipergunakan/keperluan (membaca,konsultasi,belajar,meneliti),dikelolah
oleh pustakawan dan staf terlatih lainnya dalam rangka menyediakan layanan
untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
Istilah
Perpustakaan
Istilah
perpustakaan selalu terkait dengan istilah istilah lain seperti pustaka,pustakawan,kepustakawanan
dan ilmu perpustakaan.keterkaitan istilah perpustakaan dengan beberapa istilah
diatas,ada kalanya membuat istilah perpustakaan menjadi rancu atau menjadi kelabu.secara realita,perpustakaan
masih dipahami sebagai sebuah bangunan fisik tempat menyimpan buku-buku atau
bahan perpustakaan.pengertian perpustakaan sebagai sebuah ruangan ata gedung
yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang disimpan menurut
tata susunan tertentu dan digunakan oleh pembaca merupakan defenisi paling
mudah dipahami.Dari defenisi ini ada dua unsur utama dalam perpustakaan ,yaitu
buku dan ruangan.Akan tetapi dalam perkembangannya,koleksi sebuah perpustakaan
tidak hanya terbatas dalam bentuk tercetak seperti buku,majalah atau
jurnal,melainkan ada berbagai bahan perpustakaan lainnya yang dapat diterima
diperpustakaan sebagai sumber informasi.semua sumber daya informasi itu
diorganisir,disusun teratur,sehingga ketika pengguna membutuhkan
informasi,dapat dengan mudah menemukannya.
Melihat
proses kerjanya,bahwa bahan perpustakaan yang berupa sumber daya informasi
diorganisir,disusun secara teratur sehingga mudah untuk dipahami kembali,maka
perpustakaan adalah suatu unit kerja yang bertugas untuk
mengumpulkan,menyimpan,mengorganisir brbagai bahan perpustakaan sistematis dan
memeliharanya agar dapat dipergunakan oleh pengguna dengan baik.
Dalam
undang-undang no.43 tahun 2007 tentang perpustakaan bab 1 pasal 1 dinyatatakan
bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis,karya cetak
dan karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi
kebutuhan pendidikan,penelitian pelestarian,informasi dan rekreasi para
pemustaka.defenisi ini menekankan posisi perpustakaan sebagai institusi atau
lembaga pengelola media cetak dan media rekam.Akan tetapi disisi lain bahwa
pemustaka adalah juga sebagai fasilitas.perpustakaan adalah fasilitas atau
tempat yang menyediakan sarana bacaan.
Dari
uraian diatas dapat sarikan bahwa pengertian perpustakaan adalah suatu
institusi atau unit kerja yang menyimpan berbagai jenis bahan perpustakaan
secara sistematis untuk dapat dugunakan oleh penggunanya.
Secara
tradisional perpustakaan disebut sebagai koleksi(kumpulan) buku dan
majalah.Koleksi buku pribadi atau perseorangan pun juga sering disebut
perpustakaan.Akan tetapi dalam ruang lingkup lebiih umum perpustakaan lebih
dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang diolah,diorganisasikan,dengan sistem
tertentu dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
yang menjadi penggunanya.perpustakaa dibiayai dan dioperasikan oleh
institusi,Lembaga atau kantor.
Ciri-Ciri
dan Koleksi Perpustakaan
Memang,
pada awalnya koleksi perpustakaan semua pada awalnya berupa bahan tercetak atau
berbasis kertas.Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya dengan penemuan
media lain selain buku yang dapat menyimpan atau merekam informasi maka
perpustakaan tidak lagi hanya mengelolah buku (bahan t ercetak) akan tetapi
juga menyimpan dan mneyediakan akses keberbagai media penyimpanan informasi
(dokumen) lainnya seperti :mikrofilm,mikrofhice,tape audio,CD,CD-ROM,tape
video,DVD dan sebagainya serta menyediakan fasilitas umum untuk mengakses
berbagai database baik yang dilanggan maupun yang gratis melalui internet.
Pengertian
perpustakaan sebagaimana diuraikan diatas dengan jelas dapat membedakan toko
buku atau kios buku dengan perpustakaan.Maksudnya kita dapat mengetahui
perbedaan antara toko buku dengan perpustakaan,dan beda antara pepustakaan dan
kumpulan buku kita sendiri dirumah.Toko buku mengumpulkan buku dan mengorganisasikan dengan baik untuk tujuan agar mudah
menjualnya dan semakin banyak terjual semakin banyak untung atau laba sipemilik
toko.Oleh karena itu,toko buku sebagai pengelola buku adalah temasuk institusi
atau badan yang berorientasi kepada laba(profit orientid)
Ada
banyak orang atau pribadi yang suka mengumpulkan buku.Apakah itu karena hobi
atau karena tujuan tertentu.Kumpulan buku yang dimilikinya diatur menurut
keperluan dan sistem tertentu,mungkin buatannya sendiri.Misalnya ada mengatur
buku dirumahnya menurut judul,nomor urut,atau menurut kelompok subjek.Apakah
kumpulan buku tersebut dapat disebut perpustakaan?kupulan buku tersebut sudah
dapat disebut perpustakaan hanya penggunaannya mungkin terbatas pada diri
sendiri,teman dan keluarga.kumpulan buku tersebut dapat disebut sebagai
perpustakaan pribadi.disebut perpustakaan pribadi karena penggunaannya terbatas
pada pribadi tertentu saja.
International
federation of library assosiation and institutions(IFLA) mendefenisikan
perpustakaan dengan pengertian yang sangat sederhana yaitu kumpulan bahan
tercetak dan non cetak dan atau sumber
iinformasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk
kepentingan pemakai.Defenisi perpustakaan sebagaimana dirumuskan IFLA ini
mencakup 3 hal yaitu unsur koleksi (buku dan terbitan cetak dan non
cetak),disimpan menurut sistem tertentu saja untuk kepentingan pemakai.Dari
defenisi ini dapat mdiartikan bahwa untuk menyatakan suatu kumpulan koleksi
atau institusi sebagai perpustakaan atau tidak ,miinimal dapat melihat 3 aspek
yaitu:adanya bahan perpustakaan(library materials),adanya proses penyimpanan
yang mengacu kepada suatu sistem,dan memberikan layanan kepada
penggunanya.Misalnya kita melihat suatu lembaga terdapat banyak koleksi cetak
dan non cetak,disimpan dan diorganisasikan oleh sistem tertentu,tetapi tidak
untuk dilayankan kepada pengguna,maka badan atau institusi itu belum dapat
disebut sebagai perpustakaan.
Sekarang
ini perpustakaan tidak lagii hanya berfokus kepada koleksi yang dimiliki,akan
tetapi sudah menyediakan akses keberbagai sumber daya informasi yang berada
diluar perpustakaan atau kepada koleksi yang tidak dimilikinya.Oleh karena itu
perpustakaan modern telah didefenisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses
informasi dalam format apapun,apakah informasi itu disimpan dalam perpustakaan
atau tidak.Dalam perpustakaa modern selain kumpulan tercetak ,sebagian buku dan
koleksinya adalah dalam bentuk elektronik/digital(dalam bentuk data yang bisa
diakses melalui jaringan komputer),sehingga munculah istilah perpustakaan
digital(digital library) ada yang menyebutnya sebagai perpustakaan
elektronik(electronic library).
Jenis-Jenis
Perpustakaan
a.
Perpustakaan Umum
Perpustakaan
umum (public library) menurut Reitz (2004) adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan
akses yang tidak terbatas kepada sumberdaya perpustakaan dana layanan gratis
kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh
atau sebagian dari dana masyarakat (pajak). Menyimak definisi diatas,
perpustakaan umum memiliki tugas yang sangat luas dalam hal penyediaan akses
informasi kepada masyarakat.
Mengingat
penttingnya Perpustakaan Umum sebagai perpustakaan masyarakat umum, sehingga
UNESCO (badan PBB yang bergerak dalam bidang pendidikan dan keudayaan)
menyatakan perpustakaan umum sebagai media mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada
tahun 1972 UNESCO mengeluarkan manifest0 Perpustakaan umum yang menyatakan bahwa
perpustakaan umum harus terbuka bagi semua orang tanpa membeda-bedakan warna
kulit, jenis kelamin, usia, kepercayaan, ras. Leih rinci tujuan perpustakaan
umum dalam manifesto UNESCO :
(1)
Memberikan kesempatan bagi umum
untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah
kehidupan yang lebih baik.
(2)
Menyediakan sumber informasi
yangg cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik
yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.
(3)
Membantu warga untuk
mengmbangkan kemamapuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan
bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat
dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka.
(4)
Bertindak selaku agent cultural,
artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi
masyarakat sekitarnya.
Untuk
menggolongkan suatu perpustakaan termasuk kedalam jenis perpustakaan umum,
setidak-tidaknya melihat empat unsur sebagai kriteria yaitu :
a)
Koleksi perpustakaan umum harus
terbuka semua warga untuk keperluan rujukan maupun untuk peminjaman.
b)
Seluruh atau sebagian besar
anggaran perpustakaan umum diperoleh dari dana masyarakat umum, baik dari
tingkat lokal maupun nasional. Dana masyarakat umum yang dimaksud adalah
diperoleh dari pajak.
c)
Jasa pelayanan yang diberikan
kepada semua warga adalah Cuma-Cuma atau gratis.
d)
Koleksinya mencakup semua jenis
bahan perpustakaan bagi semua warga dan dalam semua subjek atau topik.
Di
Indonesia, perpustakaan yang termasuk kepada jenis Perpustakaan Umum adalah
Perpustakaan Wilayah atau profinsi yang setelah otonomi daerah ada yang
digabung dengan Arsip Daerah yang sering disebut dengan nama Badan Perpustakaan
dan Arsip Daerah (BAPERASDA), Perpustakaan Umum Kota atau Kabupaten dan juga
sering digabung dengan organisasi arsip daerah pemerintah kota atau kabupaten,
Perpustakaan Umum Kecamatan, Perpustakaan Umum Desa, dan Perpustakaan Keliling.
b.
Perpustakaan Sekolah
Dalam
pengertian yang sederhana Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang
dikelola serta terdapat disekolah dengan tujuan membantu sekolah untuk mencapai
tujuannya. Perpustakaan sekolah terdapat pada jenjang Pendidikan mulai dari
Taman Kanak-Kanak hingga ke Sekolah Menengah Tingkat Atas. Koleksi Perpustakaan
Sekolah bukanlah semata-mata buku ajar, melainkan buku penunjang pelajaran
serta fiksi. Konsep ini perlu dipahami mengingat sebagaian besar perpustakaan
sekolah menekankan koleksinya pada buku ajar. Hasil observasi yang sering
dilakukan pada sejumlah perpustakaan sekolah menunjukkan bahwa pada kebanyakan
perpustakaan sekolah koleksinya adalah buku ajar sehingga kebanyakan
perpustakaan sekolah sebagai tempat penampungan buku ajar yang sisa. Keberadaan
Perpustakaan Sekolah tidak demikian adanya, buku ajar seharusnya dimiliki murid
sehingga perpustakaan sekolah cukup menunjang dengan buku lain. Perpustakaan
Sekolah melayani keperluan bacaan guru dan murid dan juga staf. Selain oleksi
buku, koleksinya masi sering ditambah dengan majalah, lukisan dinding karya
murid serta surat kabar. Sekarang ini sudah banyak perpustakaan sekolah yang
menyediakan fasilitas akses ke internet.
Reitz mendefinisikan perpustakaan sekolah adalah
suatu perpustakaan yang berada pada jenjang sekolah dasar sampai dengan sekolah
lanjutan baik milik pemerintah (negeri) maupun swasta yang melayani kebutuhan
informasi siswanya, kebutuhan kurikulum dari guru dan staf; biasanya dikelola
oleh pustakawan sekolah ataupun spesialis media. Koleksi suatu perpustakaan
sekolah biasanya berupa buku, terbitan berkala, dan media pendidikan yang
sesuai dengan jenjang pendidikan yan dilayaninya. Hal yang menarik dalam
lingkungan perpustakaan sekolah ini adalah pengelolanya adalah seorang
pustakawan sekolah, yang juga sering disebut pustakawan guru. Hal ini bermakna
bahwa selain menguasai dan memiliki kompetensi kepustakawanan juga dituntut
memiliki kompetensi guru sekalipun tidak selengkap yang dimiliki oleh guru.
Selain pustakawan guru, pengelola perpustakaan juga boleh seorang ahli
spesialis media. Spesialis media yang dimaksud dalam hal ini adalah yang mampu
mengoperasikan berbagai media pendidikan atau pembelajaran, misalnya mampu
mengoperasikan film, multimedia, DVD dan berbagai media pendidikan lainnya.
c.
Perpustakaan Perguruan Tinggi
Secara
sederhana perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang dikelola oleh
perguruan tinggi dengan tujuan membantu tercapainya tujuan perguruan tinggi.
Perpustakaan Nasional mendefinisikan perpuustakaan perguruan tinggi sebagai
perpustakaan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan tinggi yang layanannya
diperuntukkan sivitas akademika perguruan tinggi yang bersangkutan.
Reitz
(2004) mendifinisikan perpustakaan perguruan tinggi adalah sebuah perpustakaan
atau sistem perpustakaan yang dibangun, diadmiistrasikan dan didanai oleh
sebuah universitas untuk memenuhi kebutuhan informasi, penelitian dan kurikulum
dari mahasiswa, fakultas dan stafnya.
Tujuan
perpustakaan perguruan tinggi di Indoesia adalah untuk memberikan layanan
informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu koleksi
perpustakaan perguruan tinggi benar-benar diarahkan untuk mendukung pencapaian
tujuan dan pelaksanaan Tri Dharma itu. Dalam pelaksanaan pengelolaannya,
perpustakaan perguruan tinggi mengenal sistem sentralisasi dan desentralisasi.
Pada perpustakaan perguruan tinggi yang menganut sistem senttralisasi
(terpusat), semua koleksi dijadikann satu, termasuk semua kegiatannya. Dengan
sistem ini maka kegiatan pemilihan, pengadaan, pengolahan hingga layanan
sirkulasi dan layanan informasi lainnya
dilakukan oleh pusat. Pada desentralisasi penuh, semua kegiatan termasuk
manajemen, pemilihan, pengadaan koleksi, pengolahan dan pelayanan informasi
dilakuakn oleh terpusat., sedangkan pada sentralisasi sebagian, ada
kegiatan-kegiatan tertentu yang dilakukan tidak terpusat yaitu diserahkan pada
perpustakaan cabang.
d.
Perpustakaan Khusus
Perpustakaan
khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga atau instansi
negara, pemerintah, pemerintah daerah atau lembaga ataupun instansi swasta yang
layanannya diperuntukkan bagi pengguna di lingkungan lembaga atau instansi yang
bersangkutan. Reitz (2004) mendefinisikan perpustakaan khusus adalah suatu
perpustakaan yang dibangun dan didanai ole suatu perusahaan komersial,
assosiasi swasta, badan pemerintah, organisasi nirlaba atau kelompok interes
khusus dalam rangka memenuhi atau mencapai misi dan tujuan organisasi tersebut.
Ruang lingkup koleksinya biasanya terbatas kepada interes atau perhatian dari
organisasi induknya.
Perpustakaan
khusus dapat terdiri dari : Perpustakaan instansi pemerintah, perpustakaan
lembaga penelitian, perpustakaan BUMN, perpustakaan bank, perpustakaan
industri, perpustakaan organisasi swadaya masyarakat, perpustakaan rumah sakit,
perpustakaan lembaga pemasyarakatan, perpustakaan lembaga keagamaan,
perpustakaan organisasi bisnis dan sebagainya.
Sekalipun
perpustakaan khusus kelihatannya kecil namun biaya anggarannya dapat melebihi
anggaran perpustakaan besar, karena semakin khusus bidang ilmu yang dilayaninya
biasanya semakin mahal sumberdaya informasi yang diperlukan.
Fungsi Perpustakaan
Fungsi perpustakaan selalu dikaitkan
dengan jenis perpustakaan dan misi yang diembannya. Perpustaaan umum tentu mempunyai fungsi yang
berbeda dengan perpustakaan khusus karena misi yang diembannya juga berbeda,
demikian halnya dengan perpustakaan perguruan tinggi berbeda fungsinya dengan
perpustakaan sekolah. Sealipun memiliki perbedaan, namun secara umum fungsi
perpustakaan adalah :
a. .Penyimpanan
Salah
satu tugas pokok perpustakaan adalah menyimpan bahan perpustakaan yang
diterimanya. Tugas inilah yang menyebabkan perpustakaan selalu disebut dengan
isilah document storage, sebab semua jenis perpustakaan melakukan fungsi ini.
Akan tetapi, fungsi penyimapanan lebiih nyata terlihat pada perpustakaan
nasional dari pada jenis perpustakaan lainnya. Perpustakaan nasional menyimpan
semua terbbitan terutama yang tercetak yang diterbitkan dinegaranya sendiri.
Perpustakaan Nasional Indonesi misalnya berfungsi menyimpan segala terbitan
yang dihasilkan di Indonesia beserta terbitan tentang Indonesia yang
diterbitkan di luar negeri.
Tidak
semua bahan perpustakaan harganya murah, sehingga perpustakaan nasional yang
salah satu fungsinya untuk meyimpan terbitan secara nasional terbatas
anggarannya untuk membeli seluruh terbitan yang terbit. Untuk mengatasi
kekurangan dana pembelian bahan perpustakaan, maka ppemerintah
mengeluarkan peraturan disebut
Undang-undang deposit, yaitu undang-undang yang mewajibkan setiap penerbit dan
pencetak mengirimkan contoh terbitannya dan cetakannya pada perpustakaan nasional
dan perpustakaan lain yang ditunjuk. Di Indonesia hal tersebut telah
dilaksanaan dengan terbitnya Undang-Undang no 4 tahun 1990, tentang serah
simpan karya cetak dan karya rekam. Undang-Undang itu mengharuskan setiap
penerbitan baik perorangan, pemerintah, lembaga bisnis harus menyerahkan
terbitannya kepada Perpustakaan Nasional RI baik yang dicetak maupun juga yang
direkam dalam arti luas. Didalamnya termasuk piringan hitam, kaset, video,
film, mikrofilm, dan sejenisnya. Sudah tentu hal tersebut mengharuskan
Perpustakaan Nasional menyediakan tempat simpan khusus bagi kaya rekam karena
karya rekam lebih rentan terhadap kerusakan alami daripada karya cetak.
Pelanggaran terhadap ketentuan ini diancam hukuman penjara, namun dalam
pelaksanaannya jarang sekali dilaksanakan.
b.
Pendidikan
Boleh dikatakan bahwa
mayoritas masyarakat mengetahui bahwa perpustakaan adalah merupakan tempat
belajar seumur hidup, terlebih-lebih bagi mereka yang sudah bekerja atau telah
meninggalkan bangku sekolah ataupun putus sekolah. Bahkan masyarakat awam
selalu mengaitkan keberadaan suatu perpustakaan dengan dunia pendidikan. Pada
suatu pergurusn tinggi, pera perpustakaan sangat nyata sehigga muncul
pertanyaan bahwa perpustakaan adalah jantung perguruan tinggi. Para mahasiswa
dan dosen, mereka dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan perguruan tingginya,
sementara siswa SLTP/SLTA, misalnya, tidak diperkenankan mempergunakan koleksi
perguruan tinggi, bagi mereka telah disediakan perperpustakaan sekolah dan bagi
masyarakat umum tersedia perpustakaan umum.
Bagaimana sekalipun bahwa
perpustakaan selali terkait dengan dunia pendidikan. Perpustakaan selalu
dikaitkan dengan buku, sedagkan buku selalu dihubungkan dengan kegiatan belajar
dan kegiatan belajar adalah merupakan bagian dari dunia pendidikan. Kegiatan
belajar dapat dibagi menjadi belajar di dalam dan di luar lingkungan sekolah.
Fungsi perpustakaan selalu berkaitan dengan kedua kegiatan, karena pada sekolah
terdapat perpustakaan sekolah yang bertugas membantu siswa meningkatkan daya
belajar dan proses belajar atau mendukung keggiatan pembelajaran, sedangkan
diluar sekolah masih ada perpustakaan umum yang merupakan sarana pendidikan
yang berkesinambungan seumur hidup.
c.
Penelitian
Perpustakaan
berfungsi sebagai jawaban terhadap berbagai pertanyaan ilmiah. Perpustakaan juga
membantu menyediakan refernsi bagi siapapun yang ingin melakukan sebuah
penelitian. Kegiatan penelitian dipastikan berkaitan sangat erat dengan
perpustakaan. Kegiatan penelitian mutlak memerlukan jasa perpustakaan.
Perpustakaan bertugas menyediakan bahan perpustakaan (penyedia materi) untuk
keperluan penelitian. Kegiatan penelitian dilakukan oleh para pemakai
perpustakaan, mulai dari muid Sekolah Dasar hingga ke peneliti. Siapapun
pemakainya, perpustakaan waji menyediakan bahan perpustakaan untuk kepentingan
pemakai yang melakukan penelitian. Untuk perpustakaan khusus yang berada pada
lembaga penelitian, pustakawan harus mampu menyediakan bahan perpustakaan yang
komprehensif, mulai dari artikel majalah hingga disertasi, mulai dari buku
hingga naskah arsip, mulai dari indeks, abstrak, hingga ke bibliografi yang
tersimpan diberbagai situs.
d. Informasi
Perpustakaan
berfungsi sebagai tempat mencari informasi yang berkenaan dengan pemenuhan rasa
ingin tahu siswa, guru, maupun
masyarakat umum. Perpustakaan adalah institusi pengelola informasi.
Perpustakaan menyediakan informasi bagi pemakai. Perlu diketahui bahwa
informasi sedikit berbeda aau lain dengan data perpustakaan. Informasi suddah
merupakan pengolahan data perpustakaan yang disediakan dengan permintaan
pemakai. Penyediaan informasi tergantung pada jenis perpustakaan. Pada
perpustakaan umum, informasi yang sudah disediakan sering kali informasi
lingkungan sekitar perpustakaan. Dalam kaitannya dengan informasi, perpustakaan
juga bertugas menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemakainya baik mengenai
topik tertentu maupun informasi ringkas. Pertanyaan itu dijawab oleh bagian
referensi atau rrujukan yang selalu terdapat pada setiap perpustakaan.
e.
Rekreasi
Pengguna
perpustakaan dapat menikmati rekreasi dengan cara membaca. Oleh karena itu,
melalui bahan bacaan yang disediakan oleh perpustakaan juga terkandung aspek
rekreasi terutama bacaan umumdan kaya fiksi seperti novel, roman dan
sebagainya. Juga melalui penyediaan bacaan ringan seperti surat kabar dan majalah
umum. Bacaan ringan merupakan bacaan yang digunakan untuk hiburan serta
menambah khasanah rohaniah pembaca. Karena merupakan bacaan hiburan serta
rohaniah, maka bacaan tersebut sering kali disebut bacaan rekreasi kultural.
Fungsi rrekreasi yang dimiliki oleh perpustakaan adalah melalui bahan
perpustakaan dan fasilitasnya.
f.
Kultural
Perpustakaan bertugas
menyimpan khasanah budaya bangsa khususnya yang berupa media yang merekam
informasi, naskah, manuskrip dan/atau dokumen lainnya. Perpustakaan merupakan
tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat. Dengan demikian, perpustakaan
juga berperan dalam meningkatkan nilai dan apresiasi budaya dari masyarakat
sekitar perpustakaan melalui penyediaan bahan bacaan.
Penyimpanan khasanah
bangsa berupa bahan perpustakaan tidak saja dilakukan perpustakaan nasional,
melainkan juga oleh perpustakaan lain. Misalnya perpustakaan umum menyimpan
bahan perpustakaan budaya setempat. Contoh perpustakaan umum Kota Medan, budaya
melayu, tradisi masyarakat asing dan sebagainya. Perpustakaan perguruan tinggi
menyimpan bahan perpustakaan tentang lingkungan sekitarnya atau tokoh yang
dianggap pendiri atau ada kaitannya dengan perguruan tinggi.
Fungsi kultural dilakukan
perpustakaan dengan berbagai cara misalnya mengadakan pameran, ceramah,
pertunjukan kesenian daerah, penyediaan bahan bacaan bagi anggota perpustakaan.
Pameran yang dilakukan perpustakaan biasanya dikaitkan dengan perostiwa lokal
atau nasional untuk menggugah pengunjung tentang makna suatu peristiwa. Bentuk
kegiatan lain yang dilakukan pada perpustakaan seolah atau perpustakaan sekolah
dasar adalah mendongeng bagi kanak-kanak. Kegiatan ini secara tidak langsung
menigkatkan apresiasi kanak-kanak karena dalam dongeng secara tersamar
nilai-nilai budaya, budi pekerti dan teladan.
g.
Publikasi
Perpustakaan
juga membantu mempublikasi karya yang dihasilkan oleh sivitas akademika maupun
staff non akademik disebuah perguruan tinggi.
h.
Interpretasi
Perpustakaan
sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap
sumber-sumber informasi yang dimilikinya.
Pengorganisasian Informasi
Jenis-Jenis Pengorganisasian Informasi/Dokumen
§ Natural Classification
ú The arrangement of books by
subject is called a fundamental, or natural calssification
§ Accidental Classification
ú An accidental clssification
is supplementary arrangement of material “in a suborder according to time or
period in which the subject is considered, or according to the place with which
it is concerned
§ Artificial Classification
ú An artificial
classification is one in which some accidental property of things classified is
adopted as the characteristic of arrangment. It may be based on alphabet,
language, number, form. Chronology, size, or other characteristics
§ Artificial Classification
1.
Alphabetical
classification is the arrangement by author or subject in alphabetical order
2.
Linguistic
classification is the arrangement by language throughout
Numerical classification is the arragement according to the
order of numerical symbol (called by Richardson “ the price of artificial
classification and servant of all the natural callsification)
1.
Classification
by form is the arrangement by type of publication
2.
Chronological
classification is the arrangement by publication date or date of first edition
of the works of any individual author in his particular language. It may also
include the arrangement by accession to the library
3.
Classification
by size separates books into categories acording to their physycal dimensions,
usually in four groups; portfolio, folios, quartos, and ocatvos and smaller.
This system is used in conserving space, and has been employed in larged in
older libraries, storage collections, and in simplified cataloguing and
classification project
1.
Within
each size group, another classification system is used.
2.
Jenis Pengorganisasian
biasanya dilakukan berdasarkan:
1.
physical
form/characteristics (persamaan fisik sumber
informasi/dokumen)
2.
content/subject
(persamaan isi/subyek)
3.
presentation
form (bentuk penyajian)
4.
intelectual
form (bentuk intelektual):
1.
Pengelompokkan
berdasarkan disiplin fundamental, mis: IPA, Geografi, Sejarah, Kesenian, dsb.
3.
Berdasarkan presentation
form:
1.
Bentuk lambang:
2.
Bentuk seleksi, susunan,
atau peragaan khusus
3.
Bentuk untuk kelompok
pengguna tertentu, mis: Bahasa Inggris untuk Pustakawan, Dbase III plus untuk
pustakawan, dsb.
Knowledge Management
Maka definisi tentang knowledge management berbeda-beda tergantung siapa yang
mendefinisikan dan dalam konteks apa definisi tersebut diterapkan.
Para profesional informasi seperti pustakawan, manajer
rekod, dan arsiparis, menekankan pada manajemen dokumen.
Ahli teknologi informasi seperti pengembang software, programmer, dan teknologi
serupa, menitikberatkan pada hardware,
software, network dan telekomunikasi.
Demikian juga ahli pendidikan, memiliki persepsi dan
definisi sendiri tentang knowledge
management.
Meskipun knowledge
management didefinisikan dan diterapkan dalam berbagai lapangan yang
berbeda, namun secara umum dapat ditarik pengertian bahwa knowledge management menekankan:
l adanya usaha yang serius untuk meningkatkan sistem
kognisi (organisasi, manusia, komputer, atau gabungan manusia dan sistem
komputer);
l adanya aset-aset pengetahuan yang dikelola, yang berasal
dari dalam dan luar organisasi, individu atau kelompok;
l adanya proses pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan
penggunaan pengetahuan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu;
l adanya penyebaran pengetahuan dan pengalaman baik melalui
akses langsung ke database
maupun melalui sharing dan
kolaborasi ke lingkungan internal dan eksternal organisasi,
l adanya kreativitas dan inovasi menciptakan pengetahuan
baru.
Dimattia dan Oder (1997) mendefinisikan knowledge management sebagai
“pengaksesan, pengevaluasian, pengaturan, pengorganisasian, penyaringan dan
pendistribusian informasi dengan cara-cara tertentu sehingga berguna bagi
pemakai.
l Knowledge management sebagai suatu disiplin yang menawarkan sebuah pendekatan
terpadu untuk mengindentifikasi, mengumpulkan, mengevaluasi, menemukan kembali
dan memanfaatkan bersama aset-aset informasi badan korporasi.
l Aset-aset tersebut mencakup database, dokumen, kebijakan,
prosedur, keahlian serta pengalaman.
Pengetahuan (knowledge)
sendiri memiliki pengertian yang ambiguitas (tidak jelas). Tidak ada
kesepakatan tentang apa pengetahuan itu. Ada ilmuwan yang menyamakan
pengetahuan dengan informasi, ada pula yang membedakannya.
Wenig (1996) memberi definisi pengetahuan sebagai
pemahaman terhadap proses sistem kognitif.
Pengetahuan merupakan justified true believe (membenarkan kebenaran atas
kepercayaannya)
Pengetahuan merupakan sesuatu yang eksplitsit (terang,
nyata tegas sekaligus terbatinkan (tacit)
Penciptaan pengetahuan secara efektif bergantung pada
konteks yang memungkinkan terjadinya penciptaan tersebut
organisaPenciptaan pengetahuan melibatkan lima langkah
utama: berbagi tacit,
menciptakan konsep, membenarkan konsep, membangun prototype, dan melakukan
penyebaran pengetahuan di berbagai fungsi dan tingkat si
Struktur bidang pengetahuan sebagai pengantar kepada
klasifikasi perpustakaan (prolegmena
to library classifcation) dapat dibagi atas :
ú Decachotomy (decimal classification)
ú Polychotomy (expansive
classification yang dibuat oleh Charles A. Cutter)
ú Proliferation (perkembangbiakan –kompleks subyeks)
ú Unlimited proliferation
Manfaat Knowledge
Management
Menurut Frappaolo dan Toms
(2000), fungsi aplikasi knowledge management dalam suatu organisasi ada lima,
yaitu:
1.
Intermediation: yaitu peran perantara
transfer pengetahuan antara penyedia dan pencari pengetahuan. Peran tersebut
untuk mencocokkan (to match)
kebutuhan pencari pengetahuan dengan sumber pengetahuan secara optimal. Dengan
demikian, intermediation
menjamin transfer pengetahuan berjalan lebih efisien.
2. Externalization: yaitu transfer pengetahuan dari pikiran pemiliknya ke
tempat penyimpanan (repository)
eksternal, dengan cara seefisien
mungkin. Externalization dengan demikian adalah menyediakan
3.
Internalization: adalah “pengambilan”
(extraction) pengetahuan dari
tempat penyimpanan eksternal, dan menyaringan pengetahuan tersebut untuk
disediakan bagi pencari yang relevan. Pengetahuan harus disajikan bagi pengguna
dalam bentuk yang lebih cocok dengan pemahamannya. Maka, fungsi ini mencakup interpretasi format ulang
penyajian pengetahuan.
4.
Cognition adalah fungsi suatu sistem untuk membuat keputusan
yang didasarkan atas ketersediaan pengetahuan. Cognition merupakan penerapan pengetahuan yang telah berubah
melalui tiga fungsi terdahulu.
5.
Measurement, yaitu kegiatan knowledge management untuk mengukur memetakan dan
mengkuantifikasi pengetahuan korporat dan performance dari solusi knowledge
management. Fungsi ini mendukung
empat fungsi lainnya, untuk mengelola pengetahuan itu sendiri.
Penerapan
Knowledge Management di
Perpustakaan
Ada tiga aspek yang berkaitan dengan penerapan knowledge management di organisasi,
sbb:
•
People
aspects, yaitu terdiri dari pendidikan, pengembangan,
rekrutmen, motivasi, organisasi, uraian pekerjaan, perubahan budaya organisasi,
dan mendorong adanya pengembangan pemikiran, kerjasama dan partisipasi seluruh
karyawan (share knowledge to creating
value through social interaction).
•
Process
aspects, yaitu terdiri dari proses inovasi, continues improvement, dan perubahan
radikal seperti reengineering.
•
Technology
aspects, yaitu terdiri dari informasi dan decision support system, knowledge based
system, dan data mining system.
•
Brooking dalam Muralidhar
(2000: 23), ada empat langkah strategis, yaitu:
▫
Identify
knowledge, yaitu mengidentifikasi pengetahuan, termasuk level
dan fungsinya yang sebenarnya
▫
Audit
knowledge, yaitu mengidentifikasi pengetahuan
optimal yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan yang optimal
▫
Document knowledge, yaitu
mendokumentasikan asset pengetahuan menggunakan sistem dan alat-alat berbasis
pengetahuan
▫
Disseminate
knowledge, yaitu menyebarkan pengetahuan.
Menurut Bynton (1996) strategi tersebut mencakup:
•
Making knowledge visible (mudah
digunakan: menentukan siapa mengetahui apa, dan klasifikasi keahlian)
•
Building knowledge intensity (penciptaan pengetahuan/hasanah lokal: training,
mengembangkan kecakapan; manajemen proses pengetahuan; dan jaringan)
•
Developing
a knowledge culture (mendorong motivasi:
nilai dan budaya, rewarding, sharing
atau bertukar pengetahuan, berbagi pemikiran dan pandangan, percaya satu sama
lain)
•
Building a knowledge infrastructure (memungkinkan akses global melalui infrastruktur
komunikasi: akses ke sumber-sumber informasi dan pengetahuan, baik dari dalam
maupun dari luar organisasi; menggunakan metode dan alat-alat modern).
Penciptaan
Pengetahuan
Davenport (1998: 52-67) menyebutkan ada 5 metode lain
yang dapat digunakan untuk menciptakan knowledge
dalam perusahaan (five modes of
knowledge generation) yaitu sebagai berikut:
1. Acquisition, yaitu menyewa, membeli, atau merekrut orang atau
perusahaan yang telah memiliki intangible
assets sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Intangible assets tersebut diharapkan dapat memberikan skill dan pengalaman mereka untuk
dikembangkan dalam perusahaan. Menyewa konsultan
termasuk salah satunya.
2. Dedicated resources, yaitu menciptakan suatu unit kerja tertentu yang bertanggung
jawab terhadap pengembangan pemikiran/ide-ide baru. Pembentukan atau
pengembangan divisi sumber daya manusia adalah salah satu contoh.
3. Fusion, yaitu membangun kerjasama tim (teamwork) yang terdiri dari berbagai
orang dari latar belakang/perspektif keahlian yang berbeda-beda untuk
menciptakan sinergi.
4. Adaptation, yaitu melakukan penyesuaian terhadap perkembangan
pasar. Untuk hal ini sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang mampu menyerap
dan memanfaatkan new knowledge dan
skill secara cepat.
5. Networks, yaitu knowledge
yang dihasilkan dari pembentukan tim non struktural dan tim informal
yang dibentuk sendiri oleh pegawai berdasarkan minat tertentu. Jika tim-tim ini
semakin meluas dalam perusahaan maka network
akan terbentuk. Networks
dapat pula dibentuk melalui pembicaraan langsung,
lewat telepon, lewat e-mail,
dan groupware untuk saling share expertise dan solve problem bersama-sama.
Proses
Konversi Knowledge
Empat proses konversi knowledge (lihat Nonaka, 1995 : 62-70)
1.
Socialization
adalah konversi dari tacit knowledge ke tacit
knowledge. Proses mentransfer
pengalaman untuk menciptakan tacit
knowledge melalui aktivitas
pengamatan, imitasi, dan praktek. Misalnya terjadi ketika seorang individu
berbagi tacit knowledge secara
langsung dengan orang lain, seperti melalui diskusi, seminar, percakapan dan
sebagainya. Proses ini tidak cukup hanya dilakukan dengan mendengarkan dan
berpikir.
2.
Externalization
adalah konversi dari tacit knowledge ke explicit
knowledge. Proses mengungkapkan dan menterjemahkan tacit knowledge ke dalam konsep yang
eksplisit seperti buku, manual, laporan, dan sebagainya.
3.
Combination
adalah konversi dari explicit knowledge ke explicit
knowledge. Proses
mengkombinasikan explicit knowledge yang
berbeda menjadi explicit knowledge yang
baru melalui analisis, pengelompokan, dan penyusunan kembali. Alat untuk
melakukan proses ini misalnya database
dan computer network.
4.
Internalization
adalah konversi dari explicit knowledge ke tacit
knowledge. Proses penyerapan explicit knowledge, terjadi ketika explicit knowledge dimanfaatkan
bersama (sharing) melalui
organisasi dan jaringan informasi untuk memperluas mengkerangkakan kembali (reframe) dan mengembangkan tacit knowledge-nya. Biasanya dilakukan melalui belajar sambil bekerja atau
melakukan simulasi (lihat Kirk, 1999; Malhotra, 1997; Malhotra, 2000).
Proses
Pengadaan Pengetahuan
•
Pengadaan
pengetahuan merupakan langkah mengumpulkan aset-aset pengetahuan yang
dihasilkan oleh proses penciptaan pengetahuan. Pengetahuan tidak hanya dapat
diraih dari buku manual atau literatur, tetapi pengetahuan juga dapat diraih
dengan metafora, intuisi, dan pengalaman.
•
Peran
perpustakaan pada tahap ini adalah menciptakan penyimpanan pengetahuan (create knowledge repositories) yang
terintegrasi dengan sistem perpustakaan, misalnya: database buku, jurnal dan
lain-lain.
•
Pengadaan
pengetahuan lazim juga disebut juga dengan perekaman pengetahuan (knowledge capture). Proses knowledge capture memerlukan
kemampuan penyimpanan dan kode yang terprogram untuk menyimpan modal
pengetahuan dalam bentuk terbacakan mesin.
•
Kegiatan
dalam proses ini misalnya: untuk tacit
melalui wawancara, brainstroming,
konsultasi, dll.; untuk explicit
dengan pembelian buku, download,
fotokopi, dll.
Penyaringan
Pengetahuan
•
Dalam
praktiknya pengetahuan diperoleh melalui suatu seleksi atau proses penyaringan
(filtering process). Proses ini
berguna untuk mempertimbangkan mana informasi yang tepat untuk digunakan dan
mana yang harus diabaikan. Keputusan untuk meneriman atau menolak sangat
bergantung pada persepsi atau relevansi informasi dalam konteks kedekatan (immediate context). Elemen dasar
seperti proses yang digambarkan berikut, menunjukkan bahwa seseorang harus
memutuskan informasi mana yang akan diambil untuk menambah tempat penyimpanan
pengetahuannya.
•
Faktor
utama yang menentukan mana informasi yang akan dinilai, adalah relevansi
informasi bagi penerima. Relevansi juga berarti bahwa seseorang akan lebih
memperhatikan ke informasi yang berhubungan dengan minatnya atau kepada problem
yang sedang dihadapi.
•
Kegiatan ini lebih dekat
kepada pengolahan explicit knowledge, atau
knowledge yang telah terekam. Di tingkat organisasi misalnya seperti perpustakaan
dikenal dengan istilah klasifikasi, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan
representasi pengetahuan yaitu penomoran bahan pustaka. Pemberian nomor
berdasarkan klasifikasi desimal DDC untuk koleksi berbentuk hardcopy. Sedang dalam lingkungan
internet (web resource description and
discovery), untuk koleksi berbentuk digital digunakan standar metadata
Dublin Core.
•
Metadata
adalah data yang terstruktur, dilengkapi dengan kode, mendeskripsikan ciri-ciri
satuan-satuan pembawa informasi, dan membantu identifikasi, penemuan,
penilaian, dan pengelolaan satuan pembawa informasi tersebut (Aditirto, 2001:
10).
Sistem Organisasi Pengetahuan atau Knowledge Organization Systems (KOSs)
•
Sistem
Organisasi Pengetahuan atau Knowledge
Organization Systems (KOSs) untuk
perpustakaan digital dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
▫
Daftar
istilah (term list), yang
menekankan pada daftar istilah bahkan dengan definisinya. Kelompok ini terdiri dari authority files, glossary, kamus dan gazetteer.
▫
Klasifikasi
dan kategori-kategori (classification
and categories), yang menekankan pada pembuatan seperangkat subyek, yang
terdiri dari tajuk subyek, bagan klasifikasi, taksonomi, dan bagan kategori.
▫
Daftar
antar-hubungan (relationship list),
yang menekankan pada hubungan antar istilah-istilah dan konsep-konsep yang
terdiri atas thesaurus, semantic network dan ontologis.
▫
Sistem
organisasi pengetahuan ini digunakan untuk organisasi materi dan tujuan
mengelola koleksi dan sistem temu kembali. Sistem bertindak sebagai jembatan
antara kebutuhan informasi pemakai dengan materi dalam koleksi.
•
Untuk
kegiatan dalam organisasi misal seperti perpustakaan rules yang digunakan dalam proses ini telah berbentuk tertulis.
Misalnya: Standar klasifikasi desimal (DDC), Dublin Core, KOSs, dll. Namun jika
kegiatan tersebut dilakukan oleh agen, rules tergantung pada bagaimana ia
mengorganisasi pengetahuan yang ia miliki. Misal: dengan membuat struktur
kategori folder di komputer berdasarkan bidang-bidang tertentu, dll.
Penyimpanan
Pengetahuan
•
Kegiatan
pengorganisasian selalu diikuti dengan kegiatan penyimpanan. Jika kegiatan
dilakukan di tingkat organisasi, pengetahuan disimpan dalam penyimpanan
pengetahuan (knowledge repository)
misalnya: server, yang dapat diakses secara kolektif untuk pemanfaatan bersama.
Adanya knowledge
repository ini dan ketersediaan data di dalamnya merupakan prasyarat
terjadinya pertukaran dan penggabungan pengetahuan yang memungkinkan
terciptanya pengetahuan baru.
•
Teknologi
informasi yang dapat digunakan dalam proses ini adalah Relational Database Management System (RDBMS), misalnya: database katalog seperti OPAC, WEBPAC
dll.
•
Untuk
tingkat individu biasanya proses ini dilakukan sendiri-sendiri dan tergantung
pada individu yang melakukan proses. Biasanya pengetahuan disimpan dalam
penyimpanan milik pribadi, misalnya harddisk
komputer kerja atau komputer sendiri, USB dan disket.
Penyebaran
dan Akses Pengetahuan
•
Penyebaran
pengetahuan bisa dilakukan dengan meningkatkan akses (improve knowledge access) dan transfer pengetahuan organisasi,
seperti melalui penciptaan jaringan pakar (expert networks) di mana individu dengan keahlian yang
diharapkan, terorganisasi secara formal dalam suatu jaringan dan melakukan
kontak satu sama lain, menggalang komunitas dengan minat yang sama (creating a community of interest).
•
Strategi
penyebaran pengetahuan dapat berdasarkan permintaan pemakai misalnya untuk
akses secara langsung dan cepat terhadap sumber-sumber pengetahuan, dan
kapasitas teknologi untuk menyebarkan informasi secara simultan dan murah.
Pemanfaatan Pengetahuan
•
Pemanfaatan
pengetahuan explicit (dengan
cara akses dan sharing) dan
tacit (dengan cara dialog dan learning)
akan melahirkan ide-ide baru yang menjadi awal terciptanya pengetahuan baru.
Proses ini terjadi, hanya dimungkinkan terbukanya akses ke sumberdaya
pengetahuan kolektif.
•
Akses pengetahuan adalah
suatu proses pengambilan (extraction)
pengetahuan dari knowledge repository.
•
Beberapa hal yang
berkaitan dengan akses adalah:
keanggotaan (membership),
ketersediaan data (misal: full teks,
abstrak, dll.), dan layanan yang bersifat terbuka untuk siapa saja. Teknologi
yang dibutuhkan dalam proses ini adalah teknologi untuk knowledge sharing.
Dengan mengelola knowledge, maka pustakawan akan
semakin kreatif dan inovatif sehinggga kemampuannya dalam menghasilkan produk
atau melakukan pelayanan meningkat.
Ilmu
Perpustakaan
Reitz
(2004) mendefinisikan ilmu perpustakaan adalah pengetahuan dan keterampilan
profesional dimana informasi yang terekam, diseleksi, diperoleh,
diorganisasikan, disimpan, dipelihara, ditemukan kembali dan didesiminasikan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tertentu, biasanya diajar pada sekolah
perpustakaan profesional yang bermutu untuk mendapatkan gelar akademik megister
ilmu perpustakaan. Definisi ini lebih menekankan ilmu perpustakaan kepada aspek
kepustakawanan yaitu berupa pengetahuan dan keterampilan profesional untuk
melakukan berbagai kegiatan teknis diperpustakaan mulai dari seleksi,
pengadaan, pengorganisasian, penyimpanan, pemeliharaan, temu kembali dan
penyebarluasan bahan perpustakaan kepada pengguna. Dengan demikian ilmu
perpustakaan dipandang sebagai bidang ilmu yang mempelajari dan mengkaji
hal-hal yang berkaitan dengan perpustakaan baik dari segi organisasi koleksi,
penyebaran, dan pelestarian dan jasa-jasa lainnya kepada masyarakat.
Ilmu-Ilmu
yang Berkaitan dengan Ilmu Perpustakaan
Sebagai
sebuah ilmu, maka ilmu perpustakaan juga berhubungan erat dengan ilmu-ilmu
lain. Berikut ini uraian deskriptif tentang ilmu yang berkaitan dengan ilmu
perpustakaan :
1.
Informatologi : merupakan kajian
atas huum dasar, teori yang berkaiatan dengan pencetusan, pemanfaatan dan ttransfer
informasi. Istila muncul sekitar awal tahun 1950-an di Swedia, sebagai bahan
pengganti dokumentasi yang terlalu mengacu pada dokumen.
2.
Informatika : memiliki dua
makna. Di Eropa Barat dan AS, informatika merupakan kegiatan pengolahan
infomasi dengan bantuan komputer. Di Unisoviet, informatika merupakan istilah
dokumentasi. Jadi informatika di Unisoviet sinonim dengan dokumentasi di
negara-negara Eropa.
3.
Perbukuan : merupakan disiplin
kompleks yang mengkaji cantum (record) tercetak dan tertulis dari segi teoritis
dan historis. Sering kali perbukuan dikaitkan dengan penerbitan. Bagi ilmu
perpustakaan, perbukuan merupakan bidangnya yang erat sekali kaitannya. Berbgai
aspek perbukuan seperti penerbitan, sejarah buku, seni grafis, buku, industri
buku, dibahas dalam perkuliahan ilmu perpuustakaan.
4. Bibliografi
: merupakan bidang pengetahuan dan kegiatan praktis yyang bertujuan mencatat,
menerima, mengklasifikasi, analisis kuantitatif terhadap berbagai jenis
dokumen.
Kepustakawanan
Istilah
kepustakawanan berasal dari bahasa inggris : Librarianship. Reitz (2006)
mendefinisikan kepustakawanan adalah pekerjaan profesi yang mengaplikasikan
teori dan teknologi untuk berkreasi dalam rangka menyeleksi, mengorganisasikan,
mengella, memelihara, mendesiminasikan dan pendayagunaan dan/atau pemberdayaan
koleksi dan informasi dalam berbagai format. Sebagai sutu profesi,
kepustakawanan mencakup bukan hanya pekerjaan melainkan pendidikan formal,
sebab suatu profesi adalah mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dari dunia
pendidikan untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.
Kepustakawanan
adalah penerapan Ilmu perpustakaan dalam hal pengadaan, pengelolaan,
pendayagunaan dan penyebaran bahan perpustakaan di perpustakaan., serta
perluasan jasa di perpustakaan. Perpustakaan perlu memperluas jasanya, karrena
perpustakaan bertugas melayani kebutuhan informasi para pemakai yang beraneka
ragam karakteristiknya.
Prinsip-Prinsip
Kepustakawanan
Terdapat beberapa prinsip
kepustakawanan, diantaranya adalah :
(a)
Perpustakaan diciptakan
masyarakat.
(b)
Perpustakaan dilestarikan oleh
masyarakat.
(c)
Perpustakaan bertujuan menyimpan
dan menyebarluaskan pengetahuan.
(d)
Perpustakaan merupakan pusa
kekuatan.
(e)
Perpustakaan terbuka bagi siapa
saja.
(f)
Perpustakaan harus tumbuh
berkembang.
(g)
Setiap buku/bahan pustaka selalu
berguna.
(h)
Seorang pustakawan haruslah
manusia yang berpendidikan.
(i) Seorang
pustakawan adalah seorang pendidik.
(j)
Pustakawan mempunyai peranan
penting dalam masyarakat.
(k)
Seorang pustakawan memerlukan
pendidikan, pelatihan, dan/atau magang.
(l)Tugas
pustakawan untuk menambah koleksi perpustakaannya.
(m)
Pperpustakaan harus memiliki
aturan tertentu.
(n)
Penyususnan koleksi berdasarkan
subjek.
(o)
Perpustakaan harus memiliki
katalog.
(p)
Koleksi disusun untuk kenyamanan
praktis.
Pustakawan
Pustakawan
tentunya bertautan erat dengan kata pustaka. Jadi bila akan didefinisikan, maka
pustakawan adalah orang yang berhubungan dengan pustaka., sedangkan pustaka
sinonim dari kata buku. Oleh karena itu, pustakawan selalu berhubungan dengan
buu, sedangkan buku ada di perpustakaan, disekolah, ditoko buku, dan rumah.
Dalam arti yang sangat sederhana pustakawan ialah seseorang yang bekerja di
perpustakaan. Kalau demikian perlu dipertanyakan, apakah semua orang yang
bekerja di perpustakan dapat disebut pustakawan
? jawabannya tentu tidak.
Dalam
Undang-undang RI No 43 tahun 2007 tentang perpustakaan Pasal 1 ayat 8
dinyatakan bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang
diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai
tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan
perpustakaan.
Katalog
Perpustakaan
1.
Pengertian Katalog Perpustakaan
Perpustakaan memerlukan
katalog adalah untuk menunjukkan ketersediaan koleksi yang dimilikinya. Untuk
itu, perpustakaan memerlukan suatu daftar yang berisikan informasi bibliografis
dari koleksi yang dimilikinya. Daftar tersebut biasanya disebut katalog
perpustakaan. Huter (1991) menyatakan
bahwa katalog adalah suatu daftar dari dan indes ke suatu koleksi buku dan
bahan perpuustakaan lainnya. Katalog memungkinkan pengguna untuk menemukan
suatu bahan perpustakaan yang tersedia dalam koleksi perpustakaan tertentu.
Katalg juga memungkinkan pengguna untuk mengetahui dimana suatu bahan
perpustakaan bisa ditemukan. Dengan demikian, katalog adalah suatu sarana untuk
menemubalikkan suatu bahan perpustakaan dari koleksi suatu perpustakaan.
Gates (1989, 62)
menyatakan bahwa katalog perpustakaan adalah suatu daftar yang sistematis dari
buku dan bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan dengan informasi deskriptif
mengenai pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri
khas bahan dan tempatnya.
2.
Tujuan dan Fungsi Katalog
Perpustakaan
Tujuan katalog perpustakaan
pertama sekali dikemukakan oleh Cutter pada tahun 1867, yaitu :
1.
To enable a person to find a
book about which one of the following is known: the author, the litle, the
subject.
2.
To show what the library has by
a given author, on agiven subject, in a given kind of literatures.
3.
To assist in the choice of a
book, as to its edition, as to its character-literary or topical
Tujuan diatas memberi
penekanan yang luas akan fungsi katalog perpustakaan. Tujuan pertama menyatakan
bahwa katalog perpustakaan dapat digunakan oleh pengguna untuk menemukan bahan
pustaka yang diinginkannya berdasarkan pengarang, judul, maupun subjeknya.
Pengertian ini menekankan fungsi katalog perpustakaan sebagai sarana atau alat
bantu dalam temu balik informasi di suatu perpustakaan. Tujuan kedua menyatakan
bahwa katalog dapat menunjukkan dokumen apa saja yang dimiliki oleh sebuah
perpustakaan. Katalog perpustakaan berfungsi sebagai suatu sistem komunikasi
yang dapat menunjukkan kekayaan koleksi yang dimilikinya. Artinya, suatu
perpustakaan melalui katalognya mengkomunikasikan kepada pengguna, koleksi apa
saja yang dimilikinya, seberapa banyak koleksi tersebut, dan sebagainya.
Katalog perpustakaan di satu sisi dapat berfungsi sebagai daftar inventaris
dari seluruh bahan pustaka yang dimilikinya. Tujuan ketiga menyatakan bahwa
katalog dapat membantu pada pemilihan sebuah buku berdasarkan edisinya, atau
berdasarkan karakternya-sastra atau topik.
Sistem Kerumahtanggaan Perpustakaan
Kerumahtanggaan
perpustakaan (library housekeeping) adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kegiatan rutin sehari-hari perpustakaan. Rowley menyatakan bahwa
penggunaan komputer dalam kerumahtanggaan perpustakaan mencakup pada pemesanan
dan pengadaan, pengatalogan, pengawasan sirkulasi, pengawasan serial, dan
manajemen statistik koleksi. Semua kegiatan rutin kerumahtanggaan perpustakaan
ditujukan untuk mengontrol koleksi suatu pperpustakaan, mulai dari kegiatan
pengadaan, pengatalogan, sampai kepada kegiatan sikulasi. Gambaran umum
rutinitas kerumahtanggaaan perpustakaan mencakup sejumlah pekerjaan sebagai
berikut :
(a)
Pengadaan (acquisition) yaitu
mencakup seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan bahan pustaka, baik
yang dilakukan melalui pembbelian, pertukaran, mapun berupa hadiah. Kegiatan
pengecekan bibliografi yang dilakukan sebelum pemesanan dan penerimaan bahan
pustaka termasuk di dalamnya. Kegiatan lain yang juga termasuk kedalamnya,
adalah mencakup pemrosesan dan pemeliharaan administrasi atau arsip yang
berhubungan dengan pengadaan tersebut.
(b)
Pengatalogan (cataloguing) yaitu
seluruh kegiatan yang dilakukan untuk mempesiapkan cantuman (record)
bibliografi, dengan tujuan untuk menghasilkan katalog yang digunakan sebagai
sarana temu kembali koleksi perpustakaan. Katalog tersebut dapat berbentuk
kartu ataupun dalam bentuk online (OPAC).
(c)
Pengawasan sirkulasi
(circulation control) yaitu seluruh kegiatan yang berhubungan dengan transaksi
peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Kegiatan ini mencakup pencatatan
peminjaman dan pengembalian koleksi yang biasanya untuk penggunaan di luar
perpustakaan. Dengan kata lain, kegiatan ini berhubungan dengan pengontrolan
peredaran koleksi perpustakaan.
(d)
Pengawasan serial (Serials
control) yaitu seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan pemsanan,
penerimaan dokumen, akses terhadap koleksi serial, pengajuan tuntutan (claim),
peminjaman dan penjilidan terbitan berkala atau serial.
(e)
Katalog Online (online public
access catalogue) atau OPAC yaitu penyediaan fasilitas temu kembali koleksi
perpustakaan melalui terminal komputer untuk digunakan oleh pengguna
perpustaaan.
(f)
Statistik yaitu pencatatan
kuantitas pekerjaan yang mencakup jumlah perolehan bahan pustaka, jumlah
pengolahan bahan pustaka, jumlah anggota perpustakaan, jumlah pengunjung,
jumlah peminjam, jumlah bahan pustaka, yang diipinjamkan kepada pengguna,
keterlambatan pengembalian dan sebagainya. Sistem kerumahtanggaan perpustakaan
mengumpulkan dan mengolah data in untuk keperluan informasi manajemen dan
pelaporan.
Metode Automasi Perpustakaan
Seperti telah dikemukakan sebelumnya,
bahwa penggunaan komputer atau automasi perpustakaan pada hakekatnya bertujuan
untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan kepada para penggunanya. Untuk
mecpai tujuan itu perpustakaan dapat menggunakan metode atau cara. Berdasarkan
cara pengembangannya, corbin membagi metode automasi perpustakaan atas 4 bagian
yaitu :
1.
Membeli sistem turnkey
Sistem turnkey adalah suatu sistem komputer yang
sudah dirancang, di program, diuji dan kemudian dijual oleh perusahaan kepada
perpustakaan dalam keadaan siap untuk dipasang dan dioperasikan. Sistem ini
merupakan suatu paket jadi. Biasanya vendor juga menyiapkan dokumentasi yang
perlu, seperti pedoman untuk para pengguna. Mengembangkan sistem automasi
perpustakaan dengan cara turnkey mempunyai beberapa keuntungan diantaranya,
sistem turnkey dapat dipasang di perpustakaan dalam tenggang waktu yang relatif
singkat karena sistem tersebut merupakan paket jadi; biaya desain, pemrograman
dan pengujian dapat dihindarkan; spesialisasi sistem dan komputer biasanya
disediakan pada saat instalasi dan pelatihan pengoperasian; dan staf tidak
harus berlatarbelakang pendidikan komputer. Pada sisi lain, sistem turnkey juga
mempunyai kelemahan antara lain, beberapa ciri sistem turnkey tidak sesuai
dengan keinginan atau kebutuhan perpustakaan, karena sistem tersebut dirancang
dan diprogram untuk mengakomodasi kebutuhan perpustakaan secara umum. Kelemahan
lainnya, disamping harganya mahal, beberapa sistem turnkey tidak fleksibel
dalam pengertian bahwa tidak dapat dirubah setelah dipasang.
2.
Mengadaptasi sistem
Perpustakaan dapat juga membangun dan
mengembangkan automasinya dengan cara mengadaptasi sistem melalui kerjasama
jaringan. Sistem jaringan adalah suatu sistem yang dirancang, diprogram dan
digunakan secara bersama oleh beberapa perpustakaan, karena itu sistem tersebut
dinamakan juga sistem kooperatif. Perpustakaan yang menjadi anggota jaringan
biasanya membayar sejumlah biaya kepada pengelola pusat jaringan sesuai
kesepakatan bersama, menyangkut persyaratan anggota, hak dan kewajiban, serta
jenis layanan yang digunakan secara bersama.
3.
Mengembangkan sistem lokal
Perpustakaan dapat juga membangun sistem
automasinya dengan menegmbangkan sistem lokal, yang sering disebut “in-house
developed system”. Sistem lokal adalah sistem komputer yang dirancang,
diprogram, dan diuji oleh perpustakaan pembuatnya.
Keuntungan dari sistem lokal, bahwa siistem
dirancang dan diprogram sesuai kebutuhan atau keinginan peerpustakaan.
Kelemahannya, pengembangan sistem lkal membutuhkan biaya yang mahal untuk
mencari atau memiliki tenaga ahli komputer. Kelemahan lainnya, membutuhkan
waktu yang lama agar dapat beroperasi, karena pembuatannya biasanya dimulai
dari desain, pemrograman, pengujian sampai kepada penginstalan sistem.
4.
Menggunakan bersama sistem dari
perpustakaan lain
Metode atau cara lain yang dapat dipilih oleh
perpustakaan dalam rangka membangun dan mengembangkan sistem automasinya,
adalah mengguanakan bersama sistem dari perpustakaan lain. Dengan metode ini,
perpustakaan bisa menekan biaya dan kegiatan merancang, memrogram dan menguji
sistem yang biasanya membutuhkan biaya dan waktu yang banyak, karena
kegiatan-kegiatan tersebut sudah dilakukan oleh perpustakaan asal sistem
tersebut. Cara ini banyak dilakukan oleh perpustakaan di Indonesia.
Kelemahan
yang harus diperhitungkan oleh perpustakaan bila menggunakan metode ini ialah,
adanya perbedaan kebijakan antara perpustakaan asal pemilik sistem dengan
perpustakaan yang mau menggunakan sistem tersebut. Selain hal itu,
perpuustakaan yang menggunakan metode ini harus memiliki tenaga ahli komputer
untuk mengadaptasi software aplikasi tersebut dan kemudian menginstalnya.
Perpustakaan
Digital
Salah satu definisi perpustakaan digital yang
dapat dikutip datang dari Digital Library Federation menyatakan bahwa,
perpustakaan digital adalah berbagai organisasi yang menyediakan sumberdaya,
termasuk pegawai yang terlatih khusus, untuk memilih, mengatur, menawarkan
akses, memahami, menyebarkan, menjaga integritas, dan memastikan keutuhan karya
digital, sedemikian rupa sehingga koleksi tersedia dan terjangkau secara
ekonomis oleh sebuah atau sekumpulan komunitas yang membutuhkannya. Ddefinisi
ini menegaskan bahwa perpustakaan digital sesungguhnya merupakan upaya yang
terorganisir dalam memnfaatkan teknologi yang ada bagi keperluan masyarakat
penggunanya. Jika diperiksa lebih dalam, dapat dilihat bahwa perpustakaan
digital masih mengandung konsep awal dari kepustakawanan sebagaimana yang
terkandung dalam kata memiih, mengatur, menawarkan akses, memahami,
menyebarkan, menjaga integritas, dan memastikan keutuhan karya. Semua kegiatan
ini dilakukan oleh perpustakaan dan berbagai istitusi lain, seperti lembaga arsip,
dokumentasi, dan museum, sejak umat manusia mengenal kehidupan yang berbasis
buku dan dokumen dalam arti luas.
Peran
Pustakawan dalam Perpustakaan Digital
Berhadapan dengan fenomena perubahan yang
terjadi, pustakawan harus memiliki kemampuan untuk melihat dengan jelas apa
sesungguhnya yang berubah dan apa yang tetap sama. Nilai-nilai yang menjadi
dasar profesi pustakawan kelihatannya aan tetap sama, tetapi cara nilai-nilai
tersebut diterjemahkan kedalam kegiatan dan operasi akan mengalami perubahan
secara medasar. Misi perpustakaan untuk mengumpulkan, megorganisasikan dan
menyediakan akses terhadapa sumberdaya informasi tetap relevan, tetapi
teknologi dan cara untuk melakukannya mengalami perubahan. Penyediaan
sumberdaya informasi berbasis cetak tidak lagi cukup memadai, tetapi harus
dilengkapi dengan sumberdaya berbasis elektronik yang jumlah dan kecepatan
penyebarannya terus meningkat.
Pustakawan harus menerima tanggung jawab dan
berintegrasi dengan lingkungan jaringan informasi. Internet menawarkan suatu
cara baru untuk berkomunikasi dan untuk memperoleh akses terhadap bberbagai
jenis informasi, membuka tantangan baru bagi pustakawan untuk mengeksplorasi
dan memanfaatkannya untuk kepentingan pengguna. Pustakawan harus mengambil
inisiatif untuk mengorganisasikan dan mengakses lebih baik apa yang terdapat
atau yang dapat diperoleh melalui internet. Pustakawan harus melibatkan diri
ddalam pengembanagan bahan-bahan elektronik, jika perlu bekerjasama dengan
pihak lain.
Pengembangan akses informasi elektronik di
perpustakaan bermula dari pengembangan automasi kerumahtanggaan, dimana para
pustakwan mulai memperoleh pengalaman menyediakan pelayanan komunikasi
interaktif melalui katalog online (OPAC). Dan selanjutnya, penyediaan
bahan-bahan berbasis elektronik seperti CD-ROM untuk dimuat dalam komputer
stand-alone dan jaringan lokal. Pada tahap berikutnya mulai menyediakan akses
ke jaringan global internet, membuat home page, dan seterusnya mulai terlibat
dalam memproduksi sumberdaya informasi elektronik.
DAFTAR
PUSTAKA
Hasugian,Joner.2009.Dasar-Dasar
Ilmu Perpustakaan dan Informasi.Medan :
USU Press
http://www.pemustaka.com/pengertian-tujuan-dan-peran-perpustaan
0 komentar:
Posting Komentar